TUGAS AKHIR
SILABUS STUDI PENGANTAR
EKONOMI MIKRO
oleh
:
JANUARI CHRISTI
BAMBANG RAHINO
F A R I D
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
MERDEKA SURABAYA
2013
PERTEMUAN
|
POKOK BAHASAN
|
SUB POKOK
BAHASAN
|
1
2
|
Pendahuluan
|
|
3
4
|
Elastisitas Permintaan Dan Penawaran |
|
5
|
Nilai Dan Harga
|
|
6
|
Tugas: kelompok dan individu
|
|
UJIAN
|
TENGAH
|
|
7
8
|
Teori Perilaku Konsumen
|
|
9
10
|
Teori Perilaku Produsen
|
|
11
|
Bentuk-Bentuk
Pasar
|
|
12,
13
|
Pasar
Faktor Produksi (Pasar Input)
|
|
14
|
Tugas: kelompok dan individu
|
|
UJIAN
|
AKHIR
|
SEMESTER
|
|
DAFTAR PUSTAKA :
|
SELALU
BERSEMANGAT DEMI KEMAJUAN DIRI SENDIRI, KELUARGA,DAN NEGARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Persoalan rendahnya daya beli masyarakat, tidak
sekedar dipengaruhi oleh peningkatan harga barang dan jasa, melainkan
dipengaruhi oleh faktor rendahnya tingkat pendapatan konsumen. Untuk
meningkatkan pendapatan individu (personal income), diperlukan peningkatan
sumberdaya manusia (SDM) yang memiliki produktivitas yang tinggi yang tidak
menggantungkan hidupnya pada orang lain.
umlah total dari suatu komoditi yang ingin dibeli oleh
semua rumah tangga dinamakan jumlah yang diminta dari komoditi tersebut.
Sehubungan dengan konsep ini, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan. Pertama,
jumlah yang diinginkan adalah suatu jumlah yang diinginkan pada tingkat harga
komoditi tersebut dan pada harga komoditilain, Pendapatan konsumen dan
sebagainya yang sudah tertentu. Jumlah ini kemungkinan tidak sama dengan jumlah
yang benar-benar dibeli oleh konsumen. Ini dapat terjadi bila jumlah yang
tersedia di pasar tidak cukup, sehingga jumlah yang ingin dibeli melebihi
jumlah yang benar-benar dibeli.
lebih jelasnya, istilah jumlah yang diminta digunakan
untuk menerangkan jumlah yang ingin dibeli, dan jumlah yang benar-benar dibeli
untuk menerangkan jumlah yang sebenarnya dibeli. Kedua, kata “diinginkan”
mengandung makna bahwa jumlah tersebut dalam batas jangkauan daya beli rumah
tangga. Ketiga, jumlah yang diminta menunjukkan pada arus pembelian yang terus
menerus, atau sering disebut konsep flow, artinya, jumlah yang diminta
berhubungan dengan suatu dimensi waktu atau jangka waktu tertentu.
1.2 Mekanisme Pasar
Mekanisme pasar adalah kecenderungan dalam pasar bebas
untuk terjadinya perubahan harga sampai pasar menjadi seimbang(jumlah yang
ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta). Teori ekonomi standar mengatakan
bahwa meskipun pengaruh kelembagaan selain free market bisa saja menghasilkan
alokasi yang efisien dan optimal. Dengan kata lain, jika pasar tidak eksis,
alokasi sumber daya tidak akan terjadi secara efisien dan optimal. Dalam
beberapa hal, mekanisme pasar tidak bisa bekerja secara optimal pada beberapa
sumber daya alam.
Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dalam suatu
masyarakat dapat dilakukan paling tidak melalui 2 jenis mekanisme. Yaitu
melalui mekanisme pasar dan mekanisme birokrasi. Dengan sejumlah kondisi yang
disyaratkan, mekanisme pasar dianggap sebagai mekanisme yang dapat mendorong
pemakaian sumber daya yang efisien. Namun kegagalan pasar juga bisa terjadi
dalam pengalokasian sejumlah barang dan jasa. Ini bisa disebabkan karena adanya
public goods beserta eksternalitasnya. Jenis barang dan jasa inilah (beserta
mixed goods) yang akan didistribusikan melalui mekanisme birokrasi.
Karena
mekanisme pasar yang berbeda, harga pasar yang tercapai pun menjadi berbeda -
beda. Kadang - kadang harga yang terbentuk di pasar bisa menyebabkan kerugian
bagi konsumen atau bahkan kerugian bagi produsen juga. Oleh karena itu,
pemerintah dalam batas-batas tertentu terkadang perlu melakukan intervensi
dalam pembentukan harga dengan tujuan harga yang terbentuk tidak akan merugikan
konsumen maupun produsen. Hal yang biasanya dilakukan pemerintah antara lain
adalah: penentuan harga eceran tertinggi, penentuan harga eceran terendah,
penetapan pajak, serta pemberian subsidi.
Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan
aturan yang dibuat pemerintah. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena
mekanisme pasar saja tidak bisa menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk
menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi negara
mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar.
Walaupun dalam sistem ekonomi pasar, masalah ekonomi utama diserahkan kepada
mekanisme pasar, namun pada beberapa kasus tertentu pemerintah tetap
harus campur tangan untuk menghindari kekacauan dalam bidang ekonomi.
1.3 Pengertian
Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu
barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Terdapat
beberapa faktor yang memengaruhi permintaan suatu barang, yaitu
1.
Harga barang
itu sendiri [Px]
2.
Harga barang lain yang terkait (substitusi
atau komplemen) [Py]
3.
Tingkat
pendapatan per kapita [Y/cap]
4.
Selera atau kebiasaan [sel]
5.
Jumlah
penduduk [pen]
6.
Perkiraan
harga di masa mendatang [Pp]
7.
Distribusi
pendapatan [Ydist]
8.
Usaha-usaha
perodusen meningkatkan penjualan (promosi)[prom]
Akibat dari adanya hukum permintaan tersebut kurva
permintaan menjadi miring dari kiri atas ke kanan bawah, sehingga kurva
permintaan dikatakan mempunyai kemiringan negatif, karena variable – variable
yang bekerja dalam pemintaan bekerjanya berlawanan arah. Kurva permintaan tidak
mungkin menyentuh sumbu P karena berapapun harganya pasti ada konsumen yang
bersedia untuk membeli barang yang dihasilkan.
Sedangkan pengertian Ekonomi Mikro juga dapat
dibedakan menjadi penawaran perorangan dan penawaran pasar.
1.
Penawaran Perorangan
Penawaran perorangan terhadap suatu barang atau jasa
ialah kesediaan dari seorang penjual untuk menawarkan berbagai jumlah barang
pada berbagai tingkat harga.
2.
Penawaran Pasar
Penawaran pasar adalah keseluruhan penjumlahan dari
penawaran perorangan suatu barang atau jasa pada berbagai tingkat harga.
Hukum penawaran menjelaskan tentang adanya korelasi
positif antara perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang
ditawarkan.
Hukum tersebut berbunyi sebagai berikut:
Hukum tersebut berbunyi sebagai berikut:
“Makin rendah tingkat harga makin sedikit jumlah
barang yang ditawarkan dan sebaliknya makin tinggi tingkat harga makin banyak jumlah
barang yang ditawarkan.”
Hukum penawaran tersebut juga berlaku dengan asumsi
bahwa beberapa faktor dianggap tidak mengalami perubahan. Faktor-faktor
tersebut ialah:
1. Harga
barang itu sendiri [Px]
2. Harga
barang lain yang terkait [Py]
3. Harga
faktor produksi (input) [Pi]
4. Biaya
produksi [C]
5. Teknologi
produksi, [tek]
6. Jumlah
pedagang/penjual, [ped]
7. tujuan
dari perusahaan, [tuj]
8. kebijakan
pemerintah. [kebij]
fungsi : + +/- - -
+ + +/- +
Sx = f(Px, Py, Pi, C, tek, ped, tuj, kebij)
KURVA PENAWARAN
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan
hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan, yang dimana
apabila jumlah sesuatu barang yang sanggup ditawarkan oleh pada suatu tingkat
harga dan tempo masa tertentu.
Pada tabel berikut merupakan salah satu kurva
penawaran mengenai daftar penjualan “Toko Beras Untung Jaya” . Kurva penawaran
yang dibuat berdasarkan tabel tersebut.
Penjualan Toko Beras Untung Jaya
Harga Beras (Rp/Liter) Penjualan
(Liter)
4500
35
5000
40
5500
45
6000
50
9000
55
11000
60
Gambaran data bila disajikan didalam kurva
1.4 Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan adalah harga dimana baik konsumen
maupun produsen sama-sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah yang akan
dikonsumsi dan dijual. Permintaan sama dengan penawaran. Jika harga di bawah
harga keseimbangan, terjadi kelebihan permintaan. Sebab permintaan akan
meningkat, dan penawaran menjadi berkurang. Sebaliknya jika harga melebihi
harga keseimbangan, terjadi kelebihan penawaran. Jumlah penawaran meningkat,
jumlah permintaan menurun.
Contoh :
Permintaan : Qd = 200 – 10P
Penawaran : Qs = -40 + 5P
Dimana : Qd, Qs = ribu unit
pertahun P = puluh juta rupiah per unit
Keseimbangan pasar: Qd
= Qs
200 – 10P = -40 +
5P
240
= 15P
P
= 16
Jadi:
Qd = 20 – 10(16) = 40
Qd = 20 – 10(16) = 40
Qs = -40 + 5(16)
= 40
Keseimbangan terjadi pada saat harga mobil Rp. 160
juta per unit. Saat itu jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran, yaitu
40.000 unit mobil per tahun. Jika harga mobil ditetapkan Rp. 150 juta per unit
(dibawah harga keseimbangan) maka akan mengakibatkan kelebihan permintaan
sebanyak 15.000 unit mobil per tahun. Sedangkan jika harga ditetapkan Rp.170
juta per unit (diatar harga keseimbangan) makan akan mengakibatkan kelebihan
penawaran sebanyak 15.000 unit mobil pertahun.
1.5 Perubahan Keseimbangan Pasar Dan Surplus Ekonomi
Perubahan keseimbangan pasar terjadi bila ada
perubahan di sisi permintaan atau penawaran. Jika faktor yang menyebabkan
perubahan adalah harga keseimbangan akan kembali ketitik awal. Tetapi jika yang
berubah adalah faktor-faktor ceteri paribus seperti teknologi untuk sisi
penawaran, atau pendapatan unutk sisi permintaan, keseimbanagn tidak kembali
ketitik awal.
Surplus konsumen = selisih antara jumlah yang konsumen
sanggup membayar dengan yang harus dibayar.
Surplus produsen = selisih antara jumlah yang diterima
dengan mereka yang harus diterima.
Dasar pendekatan yang digunakan untuk analisis pasar
adalah marjinalis (marginalisrn approach), yarrg mengatakan bahwa keputusan
dalam memproduksi atau mengonsumsi ditentukan oleh berapa besar tambahan
pendapatan atau manfaat dari unit terakhir barang yang diproduksi atau
dikonsumsi. Konsekuensi dari pemikiran ini, bagi produsen adalah dia tidak
menetapkan harga yang sama untuk setiap jumlah penjualan.
Jika kasus
pasar mobil di atas digunakan kembali sebagai contoh, satu unit mobil pertama
dijual dengan harga Rp 82 juta, sedangkan unit kedua baru akan dijual jika
harganya Rp 84 juta dan seterusnya. Sebaliknya bagi konsumen untuk 1 unit
pertama bersedia membeli dengan harga Rp199 juta. Tetapi untuk unit
selanjutnya, sebut saja unit kedua, konsumen hanya mau membeli dengan harga di
bawah Rp199 juta, yaitu Rp 198 juta. Alasannya tambahan manfaat dari tambahan-
pemakaian mobil telah menurun.
Pada saat keseimbangan, konsumen memtravar motril vang
dibeli jauh lebih sedikit dibanding kesediaan membayar. Sebaliknra produsen
menerima uang lebih banyak daripada yang sebenamva mereka harapkan.
Apa yang dialami oleh konsumen disebut surplus konsumen (consumer surplus), yaitu selisih antara jumlah yang konsumen sedia bayarkan dengan yang harus dibayar. Untuk produsen disebut surplus produsen (producer surplus), yaitu selisih antara jumlah yang diterima dengan yang mereka harapkan untuk dibayar.
Apa yang dialami oleh konsumen disebut surplus konsumen (consumer surplus), yaitu selisih antara jumlah yang konsumen sedia bayarkan dengan yang harus dibayar. Untuk produsen disebut surplus produsen (producer surplus), yaitu selisih antara jumlah yang diterima dengan yang mereka harapkan untuk dibayar.
1.6 Kegagalan
Pasar Dan Intervensi Pemerintah
Penyebab terjadinya kegagalan pasar
a. Informasi
tidak sempurna Tidak tahu persis kualitas barang
b. Daya
monopoli
c. Eksternalitas
d. Barang
publik
e. altruism : barang yang ketersediaannya secara
sukarela karena rasa kemanusiaan
INTERVENSI PEMERINTAH
1.
Kontrol
harga untuk melindungi konsumen atau produsen, dengan penetapan harga dasar dan
harga maksimum
a. Harga Dasar (Floor Price) Adalah harga minimum yang
diberlakukan Pemerintah dalam rangka melindungi produsen/penjual produk
tertentu.
b. Harga Maksimum (seiling price)Adalah batas harga jual
tertinggi yang boleh dicapai oleh produsen. [untuk melindungi konsumen]
c. Kuota, Selain
dengan cara membeli, Pemerintah juga dapat melakukan pembatasan jumlah produksi
(kuota).
2.
Pajak dan
subsidi
Pajak akan meningkatkan harga menjadi mahal tetapi
diperlukan sebagai sumber penerimaan negara. Subsidi merupakan kebalikan dari pajak
karena subsidi menambah pendapatan nyata baik kepada konsumen maupun produsen
3.
Tarif dan
kuota (pembatasan produksi)
BAB II
ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
2.1 Elastisita Permintaan
Salah satu pokok bahasan yang palin penting dari
aplikasi ekonomi adalah konsep elastisitas. Pemahaman dari elastisitas harga
dari permitaan Dan penawaran membantu para ahli ekonomi untuk menjawab suatu
pertanyaan, yakni apa yang akan terjadi terhadap permintaan Dan
penawaran, jika ada perubahan harga? Apa yang terjadi pada “keseimbangan
harga” bila faktor-faktor yang mempengaruhi kurva demand Dan kurva supply
beubah? Dan berapa besar pengaruhnya? Untuk menjawab ini pakailah konsep
elastisitas.
Secara umum, elastisitas adalah suatu pengertian yang
menggambarkan derajat kepekaan/respon dari julah barang yang diminta/
ditawarkan akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.
Elastisitas harga permintaan adalah suatu alat/konsep
yang digunakan untuk mengukur derajat kepekaan/ respon perubahan jumlah/
kualitas barang yang dibeli sebagai akibat perubahan faktor yang mempengaruhi.
Dalam hal ini pada dasarnya ada tiga variabel utama yang mempengaruhi, maka
dikenal tiga elastisitas permintaan, yaitu :
1.
elastisitas
harga permintaan
2.
elastisitas
silang
3.
elastisitas
pendapatan
2.1.1 Elastisitas Harga Permintaan (the price elasticity
of demand)
Elastisitas harga permintaan adalah derajat kepekaan/
respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang tersebut atau dengan
kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi perubahan jumlah barang
yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di pasar, sesuai dengan
hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun Dan
sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas selalu negatif, karena
sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati bahwa elastisitas harga
ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair, dama dengan lebih besar
dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute), sehingga permintaannya dapat
dikatakan :
1.
Tidak
elastisitas (in elastic)
2.
Unitari
(unity) dan
3.
Elastis
(elastic)
Dengan bentuk rumus umum sebagai berikut :
Dimana :
Eh = adalah elastisitas harga permintaan
Q = adalah Jumlah barang yang diminta
P = adalah harga barang tersebut
Δ = adalah delta atau tanda perubahan.
Disamping tiga bentuk elastisitasharga permintaan
diatas, ada dua lagi elastisitas harga permintaan, yaitu :
1.
Permintaan
yang elastis sempurna (perfectly Elastic), ini merupakan tingkat yang paling
tinggi dari kemungkinan elastisitas, dimana respon yang paling besar dari
jumlahbarang yang diminta terhadap harga, bentuk kurva permintaannya merupakan
garis horizontal dengan sempurna sejajar dengan sumbu gabris horizontal dengan
sempurna sejajar dengan sumbu datar, besar elastisitasnya tidak berhingga (Eh
=ς) pada kondisi ini berapapun jumlah permintaan, harga tidak berubah atau pada
tingkat harga yang jumlah permintaan dapat lebih banyak.
2.
Kurva
permintaan yang tidak elastis sempurna (perfectly inelastic), ini merupakan
tingkat paling rendah dari elastisitas, dimana respon yang jumlah permintaan
barang terhadap perubahan harga adalah sangat kecil, bentuk kurva permintaannya
vertikal dengan sempurna sejajar dengan sumbu tegak, besar koefisien
elastisitasnya adalah nol (Eh = 0), artinya bagaimanapun harga tinggi, konsumen
tidak akan mengurangi jumlah permintaannya.
Menurut beberapa ahli elastisitas permintaan harga
sebagai berikut :
1) Menurut Mankiw, The
price elasticity of demand measures how much the quantity demanded responds to
a change in price.
2) Menurut Faried
Wijaya, respon yang dinyatakan dalam perubahan jumlah yang diminta terhadap
perubahan harga disebut sebagai elastisitas permintaan terhadap harga.
3) Menurut
McEachern, elastisitas harga dari permintaan adalah ukuran kepekaan kuantitas
yang diminta terhadap perubahan harga.
4) Menurut Sadono
Sukirno, suatu pengukuran kwantitatif yang menunjukkan sampai di mana besarnya
pengaruh perubahan harga ke atas perubaha permintaan
5) Menurut Salvatore,
elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah yang diminta
konsumen akibat adanya perubahan harga barang. Dengan kata lain, elastisitas
harga adalah perubahan proporsional dari sejumlah barang yang diminta dibagi
dengan perubahan proporsional dari harga (Budi S, 2009).
Jadi menurut para ahli ekonom elastisitas harga adalah
perubahan atau berapa banyak jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga
barang tersebut. Permintaan suatu barang bisa dikatakan elastis jika konsumen
merespon perubahan harga barang tersebut dengan berubahnya jumlah permintaan
barang yang besar. Sedangkan perubahan jumlah permintaan barang yang sedikit
atau sama sekali tidak berubah terhadap perubahan harga barang tersebut
dikatakan inelastis atau kurang elastis.
2.1.2 Elastisitas Silang
Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya
tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen,
harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga pendapatan. Para ahli ekonomi
mencoba mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan
dengan barang tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price
Elasticity of demand). Perubahan harga suatu barang akan mengakibatkan
pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang (Exy) adalah
merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan
persentase perubahan harga dari barang Y. Apabila hubungan kedua barang
tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu,
maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga
tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang
lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya
adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan
jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
|
Bentuk umum dari Elastisitas silang adalah :
dicatat bahwa
indeks/koefisien elastisitas tidak sama dengan lereng dari kurva atau slope
dari kurva permintaan. Bila elastisitas tersebut no (0) berarti tidak ada
hubungan antara suatu barang dengan barang lain.
Menurut para ahli ekonom elastisitas silang adalah :
1.
Menurut
Mankiw, The cross-price elasticity of
demand is a measure of how much the quantity demanded of one good responds to a
change in the price of another good, computed as the percentage change in
quantity demanded of the first good divided by the percentage change in the
price of the second good.
2.
Menurut
McEachern, Elastisitas Silang adalah persentase perubahan permintaan satu
barang akibat persentase perubahan harga barang lain.
3.
Menurut
Maurice & Thomas, elastisitas silang adalah pengukuran derajat kepekaan
relatif dari suatu barang yang diminta sebagai akibat perubahan pada tingkat
harga barang yang diminta sebagai akibat perubahan pada tingkat harga barang
yang lain. Dengan perkataan lain, elastisitas silang adalah perubahan
proporsional dari sejumlah barang x yang diminta konsumen dibagi dengan
perubahan proporsional dari harga barang y (Budi S, 2009).
4.
Menurut
Anthony, cross elasticity of demand measures the response in the quantity
demanded of one good to a change in the price of a different good.
Jadi, menurut para ekonom elastisitas silang adalah
pengukuran perubahan jumlah permintaan satu barang terhadap perubahan harga
barang lain.
2.1.3 Elastisitas Pendapatan (The Income Elasticity of Demand)
Suatu perubahan (peningkatan/penurunan) daripada
pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai barang,
besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan apa yang disebut elastisitas
pendapatan. Elastisitas pendapatan ini dapat dihitung dengan membagi persentase
perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perobahan pendapatan,
dengan rumus.
|
Jika Em= 1 (Unity), maka 1 % kenaikan dalam pendapatan
akan menaikkan 1 % jumlah barang yang diminta; Jika Em>1 (Elastis), maka
orang akan membelanjakan bahagian yang lebih besar dari pendapatan terhadap
barang. Jika pendapatan naik; jika Em < 1 (in Elastis), maka orang akan
membelanjakan bahagian pendapatan yang lebih kecil untuk suatu barang, bila
pendapatannya naik.
Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang
berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas
tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau
superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah
suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut
adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.
2.2 Jenis-jenis
Elastisitas Berdasarkan Nilai Koefisiaen Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan menghitung perubahan relatif
dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor
yang memengaruhinya. Elastisitas permintaan yang dikaitkan dengan harga barang
itu sendiri disebut elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand).
Adapun elastisitas permintaan yang dikaitkan dengan
harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity) dan jika
dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity).
2.2.1 Koefisien Elastisitas Harga Permintaan (Ep)
Jenis-jenis Elastisitas Permintaan dan Kurva
Elastisitas Permintaan Berdasarkan Nilai Koefisien Elastisitas Harga permintaan
dapat dibagi menjadi lima Jenis, yaitu:
1.
Elastis
uniter
Suatu permintaan dikatakan elastis uniter jika
elastisitasnya sama dengan satu, artinya apabila terjadi perubahan harga maka
persentase perubahan permintaan sama dengan persentase perubahan harga
2.
Elastis
Suatu permintaan bisa dikatakan elastis jika
elastisitasnya lebih dari satu dan kurang dari tak terhingga, artinya
persentase atau besarnya perubahan permintaan lebih persentase perubahan harga
3.
Elastis
Sempurna
Elastisitas permintaan adalah tak terhingga, artinya
jika terjadi perubahan harga maka perubahan permintaan nol atau tidak ada
permintaan. Permintaan akan terus ada pada harga tertentu.
Secara grafik tingkat elastisitas harga permintaan
terlihat dari slope (kemiringan) kurva permintaan. Jika kurva permintaan tegak
lurus, permintaan inelastik sempurna (perfect inelastic); perubahan harga, tidak
memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika kurva sejajar sumbu datar,
permintaan elastik sempurna (perfect elastic); perubahan harga sedikit saja,
menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta tak terhingga besarnya.
Permintaan dikatakan elastik uniter (unitary elastic), jika slope
kurvanyanegatif satu (kurvanya membentuk sudut 45°). Dapat disimpulkan, semakin
datar kurva permintaan, makin elastik permintaan suatu barang.
1.
Inelastis
Suatu permintaan dapat dikatakan inelastis jika
elastisitasnya kurang dari satu dan lebih dari nol, artinya persentase
perubahan permintaan lebih kecil dari persentase perubahan harga.
2.
Inelastis
Sempurna
Elastisitas permintaan adalah nol, artinya jika harga
mengalami perubahan baik naik maupun menurun jumlah permintaan sama.
Contoh :
Harga sebuah donat Rp500,00 jumlah yang diminta 500
buah, jika harganya naik menjadi Rp600,00 per buah, jumlah yang diminta turun
menjadi 300 buah. Hitung koefisien elastisitasnya.
Penyelesaian
Diketahui:
P = Rp 500,00
; ΔQ = 500–300 = 200
Q = 500;
ΔP =
Rp500,00–Rp600,00
= |Rp100.00|
maka Ep =
Berarti koefisien elastisitas permintaan donat adalah
elastik karena Ep = 2 > 1
Kurva Elastisitas
Permintaan
Elastisitas akan besar bilamana :
1.
Terdapat
banyak barang subsitusi yang baik
2.
harga
relatif tinggi
3.
ada banyak
kemungkinan-kemungkinan penggunaan barang lain
Elastisitas umumnya akan kecil, bilamana :
1.
Benda
tersebut digunakan dengan kombinasi benda lain
2.
barang yang
bersangkutan terdapat dalam jumlah banyak, dan dengan harga-harga yang rendah.
3.
Untuk barang
tersebut tidak terdapat barang-barang substitusi yang baik, dan benda tersebut
sangat dibutuhkan.
2.2.2 Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur
Elastisitas titik (point elasticity) mengukur tingkat
elastisitas pada titik tertentu. Konsep elastisitas titik digunakan jika
peruhahan harga yang terjadi sedemikian kecilnya sehingga mendekati 0, tetapi
konsep ini kurang akurat jika perubahan harga yang terjadi relatif besar. Dalam
kasus tersebut, lebih tepat jika diukur dengan elastisitas busur (arch
elasticity), yang mengukur elastisitas permintaan antara dua titik.
Rumus Elastisitas Busur :
Atau
Rumus Elastisitas Titik :
Persamaan elastisitas busur dan persamaan elastisitas
titik jika digambar kan ke dalam kurva akan tampak seperti Kurva di bawah ini :
Hasil dan penghitungan rumus elastisitas titik di
atas, akan sama dengan CB/BA atau sama dengan CQ atau sama dengan OP
sebagaimana tergambar pada (Kurva (a)). Dengan demikian, dapat diketahui bahwa
elastisitas pada tengah garis AC adalah sebesar 1 sebagaimana tergambar pada
Kurva berikut (Kurva (b)) :
Dengan demikian, dalam suatu kurva permintaan yang
berbentuk garis lurus, koefisien elastisitasnya berbeda-beda pada berbagai
tingkat harga.
2.3 Faktor-Faktor Penentu
Elastisitas Permintaan
Permintaan suatu barang bisa dikatakan elastis atau
inelastis didasari atau ditentukan oleh berbagai faktor yaitu :
1.
Barang Mewah
dan Barang Kebutuhan
Permintaan barang-barang kebutuhan umumnya inelastis,
sedangkan permintaan barang-barang mewah umumnya elastis. Karena walaupun
harga-harga barang kebutuhan mengalami peningkatan atau penurunan jumlah yang
diminta akan tetap sama atau hanya mengalami penurunan sedikit. Mengapa barang
mewah bisa elastis? karena apabila harga barang mewah mengalami peningkatan
harga jumlah yang diminta hampir tidak ada. Tapi jika barang mewah mengalami
penurunan harga jumlah yang diminta akan meningkat, mungkin bisa meningkat
secara signifikan.
2.
Ketersediaan
Barang Substitusi
Suatu barang yang memiliki barang subtitusi atau
barang pengganti akan memiliki elastisitas yang elastis, sedangkan barang yang
tidak memiliki barang substitusi cenderung memiliki elastisitas yang inelastis.
Sebab apabila barang tersebut mengalami peningkatan harga dan terdapat banyak
barang substitusi yang harganya dibawah harga barang tersebut, maka permintaan
barang tersebut akan mengalami penurunan permintaan yang tajam. Berbeda dengan
barang yang tidak memiliki barang substitusi, hanya mengalami penurunan
permintaan yang sedikit karena orang hanya menurunkan permintaan barang
tersebut.
3.
Definisi
Pasar
Semakin luas ruang lingkupnya maka semakin inelastis
barang tersebut karena tidak ada barang subtitusinya. Sebaliknya , semakin
sempit atau kecil ruang lingkupnya maka semakin elastis barang tersebut.
Sebagai contoh, pasar makanan memiliki permintaan yang inelastis karena makanan
dalam pengertian umum tidak memiliki substitutan. Sedangkan pasar es krim
vanila (dalam pengertian sempit sebagai sajian pencuci mulut) yang pasarnya
sempit atau terfokus, akan elastis permintaannya. Seandainya harga es krim
vanila melonjak, kuantitas permintaannya segera susut karena konsumen akan
mencari sajian lain untuk cuci mulut (Mankiw,).
4.
Rentang
Waktu
Apabila rentang waktu perubahan harga suatu barang
lebih lama atau jangka panjang, permintaan barang tersebut akan elastis. Karena
orang-orang (konsumen) mampu untuk mencari dan mensubtitusi barang tersebut dan
biasa tidak menggunakan barang tersebut lagi. Namun, untuk jangka waktu yang
pendek akan mengalami inelastis karena tidak adanya kesempatan bagi konsumen
untuk mensubtitusi barang tersebut.
Elastisitas harga permintaan mengukur tingkat reaksi
konsumer terhadap perubahan harga. Elastisitas ini dapat menceritakan pada
produsen apa yang terjadi terhadap penerimaan penjualan mereka, jika mereka
merubah strategi harga, apakah kenaikan/menurunkan jumlah barang yang akan
dijualnya.
Ada
beberapa faktor yang menentukan elastisitas harga permintaan :
1.
Tersedia
atau tidaknya barang pengganti di pasar
2.
Jumlah
pengguna/tingkat kebutuhan dari barang tersebut
3.
Jenis barang
dan pola preferensi konsumen
4.
Periode
waktu yang tersedia untuk menyesuaikan terhadap perubahan harga/periode waktu
penggunaan barang tersebut.
5.
Kemampuan
relatif anggaran untuk mengimpor barang
2.4 Elastisitas
Penawaran
Elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan
berapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, jika harga barang berubah
satu persen. Elastisitas penawaran juga dapat dihubungkan dengan faktor-faktor
atau variabel lain yang dianggap memengaruhinya, seperti tingkatbunga, tingkat
upah, harga bahan baku, dan harga bahan antara.
Secara grafik tingkat elastisitas penawaran terlihat
dari slope kurva penawaran, semakin datar, semakin elastik penawaran suatu
barang
Elastisitas penawaran hanya ada satu jenis yaitu
elastisitas harga atau elastisitas penawaran terhadap harga. Menurut para
ekonom elastisitas penawaran adalah:
1.
Menurut
Mankiw, price elasticity of supply a measure of how much the quantity
supplied of a good responds to a change in the price of that good, computed as
the percentage change in quantity supplied divided by the percentage change in
price.
2.
Menurut
McEachern, elastisitas harga dari penawaran adalah ukuran kepekaan kuantitas
yang ditawarkan terhadap perubahan harga, persentase perubahan kuantitas yang
ditawarkan dibagi dengan persentase perubahan harga.
3.
Menurut
Sadono Sukirno, elastisitas penawaran mengukur responsif penawaran sebagai
akibat perubahan harga.
4.
Menurut
Faried Wijaya, respon yang dinyatakan dalam perubahan jumlah yang ditawarkan
terhadap perubahan harga disebut sebagai elastisitas.
Elastisitas Penawaran Ditinjau dari Sudut Waktu
Elastisitas penawaran juga tergantung kepada waktu,
apabila harga berobah, para ahli ekonomi membedakan tiga waktu/masa bagi
produsen dalam rangka menyesuaikan jumlah barang yang akan ditawarkan dengan
perobahan harga tersebut.
Secara umum, semakin lebih panjang waktu produsen
untuk menyesuaikan diri terhadap perobahan harga, semakin besar elastisitas
penawaran. Sama hal dengan perhatian elastisitas harga pada permintaan, maka
pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk
mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas
harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan,
hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah
barang yang ditawarkan. Adapun tiga waktu tersebut adalah :
(1) tiga
Immediate Run / Momentary Period / Market Period, suatu periode waktu yang sangat
pendek, dimana jumlah barang yang terdapat di pasar tidak dapat dirubah, yaitu
hanya sebanyak yang ada di pasar, kurva penawaran in elastis sempurna.
(2) The short Run, adalah suatu periode
waktu yang cukup panjang bagi suatu perusahaan untuk memproduksi barang, tetapi
tidak cukup panjang untuk mengembangkan kapasitas atau masuk pasar bagi
perusahaan baru, sehingga out put hanya dapat dikembangkan sebatas kapasitas
yang ada, bentuk kurva penawaran Unity.
(3) The Long Run, adalah suatu periode
waktu yang sangat panjang bagi perusahaan baru untuk masuk kedalam pasar dan
bagi perusahaan lama untuk membuat perencanaan untuk pengembangan perusahaan
yang lebih memungkinkan untuk menyesuaikan diri dengan perobahan harga, bentuk
kurva penawarannya lebih elastis.
2.5
Jenis-jenis
elastisitas Berdasarkan Nilai Koefisien Penawaran
Jenis-jenis elastisitas penawaran sama dengan
elastisitas harga dibagi menjadi lima jenis yaitu :
1. Elastis
sempurna
Elastisitas sempurna merupakan gambaran bahwa para
penjual hanya mau menjual semua barang pada harga tertentu saja dan tidak akan
menjual barang tersebut pada harga lain.
2. Elastis
Elastisitas penawaran bisa dikatakan elastis jika
persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih dari persentase perubahan
harga barang.
3. Elastis
uniter
Elastisitas penawaran dimana persentase perubahan
jumlah barang yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harga
barang.
4.
Inelastis
Elastisitas penawaran dapat dikatakan inelastis jika
persentase perubahan barang yang
ditawarkan lebih kecil dari persentase perubahan harga barang.
5. Inelastis
sempurna
Inelastis sempurna adalah elastis yang bernilai nol,
artinya berapa pun harga yang ditawarkan, jumlah yang ditawarkan hanya
tertentu.
2.6
Faktor-Faktor
Penentu Elastisitas Penawaran
Faktor-faktor
terpenting yang mempengaruhi elastisitas penawaran adalah waktu yang diperlukan
untuk menyesuaikan produksi dengan perubahan permintaan masyarakat, dan biaya
produksi kalau produksi diperbesar atau diperkecil. Misalnya, seorang petni
yang membawa basil kebunnya ke pasar untuk dijual (sayuran, buah-buahan,
bunga). Penawarannya akan inelastis. Mengapa? Kalau harga di pasar lebih tinggi
daripada yang diharapkannya, ia tidak segera akan dapat menawarkan lebih banyak
karna harus menunggu musim berikut. Dan kalau harga lebih rendah daripada yang
diharapkan, ia tetap akan menjual seluruh persediaannya karna barang-barang ini
tidak dapat disimpan lama. Umumnya penawaran hasil-hasil pertanian bersifat
inelastis.
Waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan jumlah yang
ditawarkan (Qs) dengan perubahan harga dapat dibedakan:
a. Jangka
waktu sangat pendek
Dalam waktu satu/beberapa hari saja semua input tetap:
oleh karena itu, para produsen/penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang
ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah
barang yang ditawarkan tergantung dari banyaknya persediaan yang ada pada saat
itu. Maka, dalam jangka waktu sangat pendek penawaran bersifat inelastis.
b. Jangka
pendek
Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan
para produsen menambah jumlah produksinya dengan jalan menambah input variabel
(dengan bekerja lebih keras/lama, mempergunakan lebih banyak bahan, dsb.),
tetapi tidak cukup lama untuk memperbesar kapasitas produksi yang ada (areal pertanian,
modal tetap seperti bangunan pabrik, mesin-mesin, dll). Dalam keadaan demikian
penawaran dapat elastis, dapat juga inelastis, tergantung jenis barang dan
proses produksinya. Kalau memperbesar produksi menyebabkan biaya naik dengan
cepat, make S akan inelastic. Tetapi kalau biaya produksi hampir tidak naik
dengan pertambahan produksi, S akan bersifat elastis. Umumnya, hasil pertanian
suplainya inelastic, sedang hasil pabrik lebih elastis.
c. Jangka
panjang
Diartikan jangka waktu yang cukup lama hingga para
produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan menambah modal tetap (pabrik
baru, mesin-mesin, perluasan areal pertanian, dsb) untuk menyesuaikan produksi
dengan permintaan masyarakat. Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran.
Dalam jangka panjang, perkembangan teknik produksi di sektor industri dan
produksi secara besar-besaran malah dapat menyebabkan harga turun, sehingga
barang¬barang yang dulu dipandang barang mewah dan mahal menjadi barang
kebutuhan biaya yang terbeli juga oleh orang banyak (misalnya, radio
transistor, kalkulator, dsb).
Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam
menentukan elastisitas penawaran, yaitu :
1
Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran
akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
- Biaya produksi untuk menaikkan
jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telahmencapai skala
ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan
menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak
ekonomis.
- Atau kapasitas produksi telah
terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akanmemerlukan pabrik/mesin baru,
misalnya, yang membutuhkan investasi besar.Sementara penawaran akan cenderung
elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2. Jangka
waktu analisis.
Yaitu Waktu yang diperlukan untuk menambah/mengurangi
jumlah barang yangdihasilkan. Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas
penawaran dibedakan menjadi tiga :
- Jangka waktu yang sangat singkat.
Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsentidak dapat menambah
penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
- Jangka pendek. Kapasitas produksi
tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat
menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia denganmemanfaatkan
faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam
prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
- Jangka panjang. Produksi dan
jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga
penawaran lebih bersifat elastis.
3. Stok
persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan.
Ini karena produsen dapat segeramemenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan
yang ada.
4. Kemudahan
substitusi faktor produksi/input.
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya)
dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital
dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan.
BAB III
NILAI DAN
HARGA
3.1 Nilai dan Harga
3.1.1 Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berguna dan
memiliki arti. Dikatakan sesuatu itu memiliki nilai karena memberikan mamfaat
baik secara positif maupun negatif. Nilai dalam ekonomi berarti bahwa sesuatu
baik berupa benda ataupun perbuatan memilii arti dan memberikan mamfaat secara
langsung maupun tidak langsung.
Nilai dapat
dibagi dalam berbagai aspek,seperti Nilai Guna (Utility),Nilai Jasa dan
lain-lain.
Nilai guna
apabila benda tersebut dipakai untuk sesuatu tujuan yang memberikan mamfaat
lagsung kepada konsumennya,sedangkan Nilai Jasa yaitu memberikan sesuatu yang
berguna melalui jasa yang ditawarkan.
3.1.2 Pengertian Harga
Harga
merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pemasaran suatu produk
karena harga adalah satu dari empat bagian pemasaran / marketing mix (4P =
product, price, place, promotion / produk, harga, distribusi, promosi). Harga
adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam
satuan moneter.
Harga merupakan
salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan
seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan
produknya baik berupa barang maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan
menyebabkan penjualan akan menurun, namun jika harga terlalu rendah akan
mengurangi keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.
Pengertian
harga menurut Djaslim Saladin (2003:95)
mengemukakan bahwa “harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk
memperoleh produk atau jasa atau dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu
produk dibenak konsumen”. Sedangkan pengertian harga menurut Wiliam J Stanton (1993:13) adalah
“jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya”.
Menurut Basu Swastha (1998:97) bahwa pengertian harga adalah “ jumlah uang
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya. Dari beberapa pengertian harga di atas, maka harga dapat
diartikan sebagai nilai pertukaran yang ditetapkan oleh penjual dan pembeli
untuk memperoleh suatu produk.
Dalam dunia bisnis harga mempunyai banyak nama,
sebagai contoh dalam dunia perbankan disebut bunga, atau dalam bisnis akutansi disebut bunga, periklanan, dalam
dunia konsultan disebut fee ,dalam
dunia asuransi dikenal namanya premi.
Terlepas dari macam-macam nama, menurut Dolan and Simon, harga merupakan
sejumlah uang atau jasa atau barang yang ditukar pembeli untuk beranekara
produk atau jasa yang disediakan oleh penjual. Sedangkan menurut Monroe (1990)
menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan
untuk mempeoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu produk
penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan unutk melakukan transaksi atau
tidak (Engel, Blackwell dan Miniard dan Kotler,1996).
Hal tesebut diperkuat dengan
pernyataan dari Raymond Corre “Princing is the moment of truth…all marketing
comes to focus in the pricing decision. Dari penjelasan di atas, kelompok kami
menyimpulkan bahwa Harga adalah sejumlah uang yang ditentukan perusahaan
sebagai imbalan barang atau jasa yang diperdagangkan dan sesuatu yang lain yang
diadakan perusahaan untuk memuaskan keinginan konsumen dan merupakan salah satu
faktor penting dalam pengambilan keputusan pembelian.
Bila
dilihat dari peranan harga menurut Prof.Michael dalam buku Marketing Strtegy
ang Management, Michael J. Banker, Emeritus professor of Marketing Strathclyde
University, England, bahwa peranan harga akan cenderung meningkat apabila
terjadi kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Produk
tersebut pertama kali diterjunkan ke pasar
2. Dikaitkan
dengan tujuan perusahaan
3.
Perusahaan competitor melakukan penurunan harga
4. Adanya
produk baru yang dihasilkan melalui teknologi baru yang lebih efesien
3.2 Penetapan
Harga Dan Tujuan Penetapan Harga
Dalam
melaksanakan penetapan harga, berdasarkan pendapat Kotler (1996), maka produsen
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kondisi pasar
b. Harga produk saingan
c. Elastisitas permintaan danm besaran
permintaan
Elastisitas
disini adalah mengetahui seberapa besar perubahan permintaan yang disebabkan
dengan permintaan harga. Disamping itu pula sangat dibutuhkan respon dari para
konsumen terhaedap perubahan harga yang dikaitkan dengan penggunaan produk itu
sendiri.
Tujuan
Penetapan Harga
1.
Mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya
Dengan
menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang
2.
untung yang
optimal.
3.
Mempertahankan
perusahaan
Dari marjin
keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional
perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik,
tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain
sebagainya.
4.
Menggapai
ROI (Return on Investment)
Perusahaan
pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan
sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali
/ roi.
5.
Menguasai Pangsa
Pasar
6.
Dengan
menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan
perhatian konsumen dari produk
7.
Mempertahankan
status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka
perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa
pasar yang ada.
3.3 Cara
/ Tehnik Penetapan Harga
1. Mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka
perusahaan akan mendulang untung yang optimal.
3
Mempertahankan
perusahaan
Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan
digunakan untuk biaya operasional perusahaan. Contoh : untuk gaji/upah
karyawan, transportasi, dan lain sebagainya.
4
Menggapai
ROI (Return on Investment)
Perusahaan
pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan
sehingga penetapan harga yang tepat akan mempercepat tercapainya modal kembali
/ roi.
5
Menguasai
Pangsa Pasar
Dengan
menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan
perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.
6
Mempertahankan
status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka
perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa
pasar yang ada.
BAB IV
TEORI
PERILAKU KONSUMEN
4.1 Teori
Perilaku konsumen
Konsumen adalah seseorang yang menggunakan
barang atau jasa. Sedangkan Perilaku Konsumen adalah perilaku yang
konsumen tunjukkan dalam mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur
barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka.
Analisis
dalam pokok bahasan ini akan menerangkan dua hal berikut :
a. Alasan
para pembeli atau konsumen untuk membeli lebih banyak barang pada harga yang
lebih rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga yang tinggi,
b. Bagaimana
seorang konsumen menentukan jumlah dan komposisi dari barang yang akan dibeli
dari pendapatan yang diperolehnya.
Analisis
seperti itu dinamakan teori tingkah
laku konsumen.
Teori tingkah laku konsumen dapat
dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu :
1. Pendekatan nilai
guna (Utility) kardinal
yaitu kenikmatan konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif (dapat diukur
menggunakan satuan)
2. Pendekatan nilai
guna (Utility) ordinal
yaitu kenikmatan konsumen tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif (tidak
dapat diukur menggunakan satuan)
4.1.1 Pendekatan Kardinal dan Pendekatan Ordinal
1. Pendekatan kardinal, asumsi
(landasan) dasarnya adalah:
a. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
b. Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan.
c. Terjadi hukum Law of Diminishing Marginal
Utility (LMDU) pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.
Setiap
tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin
kecil. (Mula – mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau tambahan
kepuasan akan semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward Sloping Marginal Utility Curva (bentuk kurva miring kebawah). Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini
dikenal dengan hukum Gossen.
§ Tambahan kepuasan untuk tambahan
konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan
makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka
dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen
redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah. Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal.
Asumsi seorang konsumen :
1. Konsumen harus rasional yaitu
menginginkan kepuasan maksimal.
2. Konsumen punya preferensi jelas
akan barang dan jasa
3. Terdapat kendala anggaran
2. Pendekatan Ordinal
Mendasarkan
pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen
dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam
mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian
muncul pendekatan ordinal yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang
dalam model kurva indiferensi.Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang
yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh
penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan,
pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya
bagus, sangat bagus, paling bagus.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar
seorang konsumen adalah :
1.
Konsumen
rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang
dimilikinya.
2.
Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
3.
Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya
semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat
kepuasan yang dimilikinya.
Konsep dasar perilaku konsumen
menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha untuk mencapai kegunaan (utility)
maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya. Kegunaan (utility)
adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan
seseorang.
Kegunaan atau nilai guna suatu barang dapat didasarkan dalam hal berikut
ini.
a.
Nilai guna
total (Total Utility) adalah kepuasan total yang
dinikmati oleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu
secara keseluruhan.
b.
Nilai guna
maksimal (Marginal Utility) adalah tambahan kepuasan
yang dinikmati oleh konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang
dikonsumsinya.
c. Nilai guna yang semakin menurun (Diminishing Return) atau pemenuhan secara vertical yaitu nilai guna yang
diperoleh konsumen untuk setiap tambah konsumsi yang dilakukan pada mulanya
meningkat, tetapi sampai pada titik tertentu akan mengalami penurunan.
d.
Nilai guna yang
sama atau pemenuhan secara horizontal dikenal dengan Hukum Gossen II yang
menyatakan bahwa konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga
nilai guna marginal setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama, artinya
unit terakhir dari masing-masing produk yang dikonsumsi memiliki nilai sama.
4.1.2 Perilaku konsumen ada yang
bersifat rasional dan irasional.
Perilaku konsumen rasional
adalah konsumen yang dalam melakukan tindakan atau mengonsumsi barang
berdasarkan pada akal (nalar) serta prinsip ekonomi. Dasar pertimbangannya
sebagai berikut:
1. Produk barang dapat memberikan
kegunaan maksimal.
2. Barang tersebut betul-betul
dibutuhkan.
3. Kualitas barang terjamin.
4. Harga terjangkau atau sesuai
kemampuan.
Perilaku konsumen yang irasional yaitu konsumen yang dalam bertindak
tanpa pertimbangan, misalnya sebagai berikut.
1) Membeli barang karena merek
terkenal.
2) Membeli barang karena ada
bonusnya.
4.2 Konsumen
Dan Manfaat Barang (UTILITY)
Seorang
konsumen yang bertindak ekonomis akan mempertimbangkan pengorbanan, yaitu harga
yang harus dibayar, dan hasil, yaitu manfaat atau kepuasan yang diperoleh dari pengeluaran
uang itu. Ternyata ada hubungan tertentu antara jumlah barang yang dikonsumsi
dan manfaat/kepuasan yang diperoleh daripadanya. Hal ini berpengaruh terhadap
perilaku konsumen, khususnya berapa yang akan dibelinya dari barang atau jasa
tertentu.
Ada suatu
hubungan tertentu antara jumlah barang yang dikonsumsikan per jangka waktu
tertentu dengan manfaat/utility barang itu bagi kita. Jika jumlah suatu
barang yang dikonsumsikan (per jangka waktu tertentu) bertambah, kepuasan kita
juga akan bertambah, tetapi belum tentu secara proporsional.
Utility atau
manfaat suatu barang sebenarnya berarti kemampuan barang tersebut untuk
memenuhi kebutuhan manusia (objektif). Produksi menciptakan kemampuan tersebut
tetapi baru dirasakan apabila barang itu dikonsumsi. Oleh karena itu,
pengertian utility dalam analisis perilaku konsumen berarti: manfaat
yang dirasakan dari konsumsi suatu barang/jasa, atau kepuasan yang diperoleh
daripadanya, dan dengan demikian juga penghargaan konsumen terhadapnya. Jadi, utility
juga merupakan sesuatu yang subjektif, tergantung orangnya atau melekat pada
konsumen, yaitu sejauh mana kebutuhannya terpenuhi dengan konsumsi barang/jasa
tertentu.
4.2.1 Kepuasan total dan kepuasan marginal
Untuk lebih dapat memahami hal itu, kita selidiki apa
yang terjadi dengan kepuasan (utility) yang dirasakan konsumen apabila
jumlah barang tertentu yang dikonsumsikan (dalam jangka waktu tertentu) setiap
kali ditambah dengan satuan.
Sebagai
contoh kita ambil: jumlah gelas teh yang diminum oleh seorang dosen per
satu hari kerja. Setelah berdiskusi di depan kelas selama beberapa jam, seorang
dosen merasa haus, lalu dia meminum segelas teh yang sudah disediakan. Satu
gelas teh dirasakan amat besar manfaat/utility-nya. Kalau disediakan
lebih dari satu gelas pasti juga mau. Tetapi minum enam atau tujuh gelas teh
tidak perlu karena sudah tidak memenuhi suatu kebutuhan. Dengan minum satu
gelas teh per hari kerja, seorang dosen tersebut mendapat kepuasan tertentu.
Sebenarnya kepuasan itu hal yang subjektif sekali yang sukar dikuantitatifkan, namun
kita gambarkan seakan-akan dapat diukur secara tepat, misalnya 6 satuan utility.
Dengan
minum satu gelas lagi (gelas ke-2), maka kepuasan (total) bertambah: minum dua
gelas lebih puas daripada minum satu gelas saja, meskipun mungkin sukar dikatakan
berapa lebih puasnya.
Dengan
bertambahnya konsumsi gelas teh per hari kerja, kepuasan total (Total
Utility) bertambah. Tetapi tidak secara proporsional. Sebab kepuasan
marginal (Marginal Utility), yaitu tambahan kepuasan yang diperoleh jika
konsumsi ditambah dengan satu satuan semakin kecil. Marginal Utility (MU)
adalah kepuasan yang diperoleh dari satuan terakhir yang ditambahkan, dan dapat
dihitung dari kenaikan kepuasan total (TU) bila konsumsi ditambah dengan satu
satuan. Dalam kenyataannya, setiap gelas berikut memberikan kepuasan lebih
sedikit daripada sebelumnya: MARGINAL UTILITY, yaitu tambahan kepuasan yang
diperoleh jika konsumsi ditambah dengan satu satuan (yang disumbangkan oleh
setiap gelas berikut) itu semakin mengecil dan garis kepuasan total semakin
mendatar.
4.2.2 Gossen I atau LDMU
Gejala tambahan kepuasan yang tidak proporsional ini
pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi Jerman yang bernama Hermann
Heinrich Gossen (1810-1859), kemudian dikembangkan oleh W.S. Jevons, K. Menger,
L. Walras, dan A. Marshall. Sekarang dikenal dengan nama Hukum Gossen I atau Law
of Diminishing Marginal Utility (LDMU).
Hukum tersebut dirumuskan sebagai berikut:
Jika jumlah suatu barang yang
dikonsumsikan dalam jangka waktu tertentu ditambah, maka kepuasan total (Total
Utility) yang diperoleh memang bertambah, tetapi mulai saat tertentu Marginal
Utility (tambahan kepuasan yang diperoleh jika konsumsi ditambah dengan satu
satuan) semakin berkurang.
Dengan kata lain, tambahan kepuasan (yang
diperoleh dari tambahan jumlah barang yang dikonsumsikan itu) tidak
proporsional dengan tambahan jumlah barang yang dikonsumsikan. Gejala tambahan
kepuasan yang tidak proporsional ini sebenarnya merupakan gejala psikologis.
Namun, mempunyai akibat yang penting di bidang ekonomi karena berpengaruh
terhadap tingkah laku konsumen dan bentuk kurva permintaan, dan demikian juga
terhadap harga barang.
4.2.3 Marginal Utility dan Harga Barang
Menambah konsumsi dengan satu satuan itu
umumnya tidak gratis. Barang yang dikonsumsi itu harus dibeli dan
dibayar. Maka, dalam mempertimbangkan apakah konsumsi akan ditambah lagi dengan
satu satuan (dalam arti membeli lebih banyak dari barang yang sama dalam jangka
waktu tertentu), seorang konsumen yang rasional mesti mempertimbangkan:
HASI : tambahan kepuasan yang
diperoleh
Marginal Utility (MU)
PENGORBANAN : tambahan biaya
harga yang harus dibayar (P) Yang dibandingkan: MARGINAL UTILITY dan HARGA
BARANG


4.2.4 Paradox of
Valu
Sebelum teori
nilai guna dikembangkan, ahli-ahli ekonomi menghadapi kesulitan di dalam
menerangkan perbedaan yang menyolok di antara harga air dan harga berlian. Air
merupakan barang yang sangat berharga sekali untuk manusia tetapi harganya
sangat murah. Sedangkan berlian bukanlah benda yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari tetapi harganya sangat mahal.
Apakah yang menyebabkan keadaan yang aneh
tersebut? Jawaban dari teka-teki tersebut harus dicari dalam perbedaan
antara Total Utility dan Marginal Utility. Total Utility dari air
sangat besar. Tetapi umumnya air tersedia dalam jumlah yang begitu melimpah
sehingga Marginal Utility praktis sama dengan 0. Padahal, penilaian
orang terhadap air itu dan harga yang bersedia dibayar untuk memperolehnya ditentukan
oleh satuan terakhir (marginal): kalau air melimpah, kehilangan beberapa unit
dinilai tidak apa-apa.
Teori
nilai guna memberikan penjelasan yang lebih tepat mengenai sebabnya terdapat
perbedaan yang sangat menyolok antara harga air dan berlian. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh nilai guna marginal mereka yang sangat berbeda. Oleh karena air
sangat mudah diperoleh maka orang akan mengkonsumsi air sehingga pada tingkat
di mana nilai guna marginal air sangat sangat murah. Nilai guna marginal air adalah
begitu rendahnya sehingga orang baru mau menggunakan lebih banyak air apabila
harganya sangat rendah sekali. Nilai guna marginallah yang menentukan apakah
suatu barang itu mempunyai harga yang tinggi atau rendah.
4.3 Keseimbangan
Konsumen
Sampai
sekarang pembicaraan dibatasi pada perilaku konsumen terhadap satu macam barang
saja. Kenyataannya konsumen membutuhkan aneka macam barang. Dalam bab ini akan
diselidiki perilaku konsumen terhadap berbagai barang: berapa yang akan dibeli
dari bermacam-macam barang agar kebutuhannya terpenuhi dengan sebaik-baiknya
dan tercapai kepuasan maksimal.
Konsumen dikatakan dalam keadaan
keseimbangan (equilibrium) apabila ia sudah membagi-bagikan pengeluaran uangnya
atas berbagai macam barang sedemikian rupa, sehingga ia sudah tidak dapat
memperbesar kepuasan totalnya (yang dapat diperoleh dari sejumlah uang
tertentu) dengan mengalihkan pengeluaran uangnya dari barang yang satu ke
barang yang lain.
4.3.1 Hukum
Gossen II atau Keseimbangan Konsumen
Prinsip
dasar dirumuskan dalam Hukum Gossen II, yang pada pokoknya mengatakan: Seorang
konsumen yang bertindak rasional akan membagi-bagi pengeluaran uangnya untuk
membeli berbagai macam barang sedemikian rupa hingga kebutuhan-kebutuhannya
terpenuhi secara seimbang, artinya sedemikian rupa hingga rupiah terakhir yang
dibelanjakan untuk membeli sesuatu memberikan marginal utility yang sama, entah
dikeluarkan untuk membeli barang yang satu atau untuk membeli barang yang lain.
Kenyataannya konsumen memerlukan berbagai macam
barang, tidak hanya satu. Untuk masing-masing barang yang dibeli, berlakulah
LDMU atau Hukum Gossen I: dengan menambah konsumsi barang yang bersangkutan,
maka MU-nya akan semakin berkurang.
Uang
dibelanjakan untuk berbagai barang kira-kira menurut urutan besar manfaat yang
diperoleh dari barang yang dibeli, atau menurut mendesaknya kebutuhan akan
barang tersebut.
Konsumen
yang bertindak rasional akan membeli barang yang memberikan tambahan kepuasan
yang paling besar dibandingkan dengan jumlah uang yang harus dikeluarkan untuk
membelinya.
4.3.2 Kritik terhadap Teori Utility: Unsur Waktu
Teori
perilaku konsumen yang berdasarkan pengertian utility dapat membantu
memahami pertimbangan konsumen dalam membelanjakan uangnya untuk mencapai
kepuasan maksimal. Namun, demikian teori tersebut banyak dikritik juga.
Kritik pertama adalah bahwa utility
tidak dapat diukur secara kuantitatif dengan angka-angka, dan ada kesan
berputar-putar: utility diukur dengan jumlah uang atau harga yang mau dibayar,
sedang harga yang mau dibayar dijelaskan dari utility .
Kedua,
untuk barang-barang tertentu yang besar/mahal, maka konsumsinya tidak dapat
dilakukan secara dipilah-pilah, melainkan sekali untuk seterusnya
Ketiga,
unsur waktu kerap kali perlu ikut
diperhitungkan supaya realistis.
4.4 Pendekatan Baru:
INDIFERENSI
Para ahli ekonomi yang dipelopori oleh J.R. Hicks dalam bukunya Value and
Capital, mengembangkan suatu cara lain untuk menjelaskan perilaku konsumen.
Pokok pikirannya adalah sebagai berikut:
Kesukaan konsumen tidak dapat diukur secara kuantitatif, tetapi dapat
diurutkan. Seorang konsumen dapat mengatakan apakah ia dengan jumlah atau
kombinasi barang tertentu lebih puas atau kurang puas dibandingkan dengan
jumlah/kombinasi lain, atau dinilainya sama saja. Urutan kesukaan konsumen ini
kemudian digambarkan dengan sejumlah kurva indiferensi yang masing-masing
menunjukkan taraf kepuasan tertentu yang diperoleh dari konsumsi kombinasi
barang tertentu. Kurva-kurva indiferensi ini kemudian dikonfrontasikan dengan
harga barang dan besarnya pendapatan konsumen yang tersedia untuk dibelanjakan.
4.4.1 Kurva Indiferensi
Kurva Indiferensi berbentuk cembung terhadap titik O.
Hal ini menunjukkan bahwa apabila kita bergerak sepanjang kurva indiferensi
dari kiri-atas ke kanan-bawah, konsumsi barang yang satu semakin sedikit.
Ciri-ciri kurva indiferensi diringkas:
1. Kurva
Indiferensi turun ke kanan-bawah (tak ada yang naik ke kanan atas)
2. Kurva
Indiferensi tidak bisa berpotongan satu sama lain (karena kombinasi yang sama
tidak dapat memberikan tingkat kepuasan yang berbeda-beda)
3. Kurva
Indiferensi cembung terhadap titik 0
4. Koefisien
arah kurva atau Marginal Rate of Substitution makin lama makin
rendah/kecil.
Dua hal yang
dibicarakan di atas sekarang dapat dikombinasi dan dilukiskan pada diagram yang
sama:
a.
Kurva
Indiferensi memperlihatkan apa yang diinginkan konsumen atau kesukaannya
b.
Garis
Anggaran menunjukkan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai dengan tingkat
pendapatan yang tersedia dan harga-harga yang berlaku
4.4.2 Faktor-faktor yang Ikut Mempengaruhi Perilaku
Konsumen
1.
Faktor individual
Setiap orang
mempunyai sifat, bakat, minat, motivasi dan selera sendiri. Pola konsumsi
mungkin juga dipengaruhi oleh faktor emosional.
2.
Faktor ekonomi
Selain harga
barang, pendapatan konsumen, dan adanya susbtitusi, ada hal lain yang ikut
berpengaruh terhadap permintaan seseorang/keluarga:
· Lingkungan fisik (panas, dingin, basah, dsb.)
· Kekayaan yang sudah dimiliki
· Pandangan atau harapan mengenai penghasilan di masa
yang akan datang
3.
Faktor sosial: Orang hidup dalam masyarakat, dan harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya. Sudah disebutkan bahwa gaya hidup orang kaya menjadi
contoh yang suka ditiru oleh golonngan masyarakat lainnya
BAB V
TEORI
PERILAKU PRODUSEN
5.1 Teori
Produsen dan Produksi
Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang berperan dalam menaikan
nilai guna suatu barang atau jasa sehingga dapat menghasikan barang konsumsi
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sedangkan Produksi adalah kegiatan
mengubah suatu bahan baku atau sumber daya alam menjadi suatu barang yang dapat
berguna bagi konsumen sehingga menaikkan nilai jual dan guna barang tersebut,
atau sumber daya manusia yang dapat menjadi suatu jasa yang dapat berguna bagi konsumen
sehingga menghasilkan nilai jual dan guna jasa tersebut.
Dalam kegiatan produksi terdapat skema produksi
seperti pada gambar diatas. Skema yang pertama adalah bahan input apa yang akan
di proses, setelah input selesai maka terjadi proses perubahan bentuk atau
perubahan nilai guna barang atau jasa, setelah proses selesai kemudian akan
muncul outputnya yaitu suatu barang atau jasa yang bisa dijual atau dipasarkan
kepada distributor untuk didistribusikan kepada konsumen atau dari produsen
langsung didistribusikan kepada konsumennya.
Seperti dalam produksi Air minum dalam kemasan atau
Air mineral yang diproduksi oleh sebuah perusahaan yang tidak asing lagi bagi
masyarakat Indonesia yaitu Aqua . Perusahaan tersebut mengambil air dari
mata air murni di Babakan Pari, Gunung Salak. Kemudian mereka proses mata air
tersebut dengan langkah-langkah yang telah menjadi prosedur perusahaan tersebut
agar kualitas air menjadi lebih layak untuk dikonsumsi. Setelah proses selesai
lalu keluarlah outputnya atau hasil dari proses tersebut yaitu air mineral
dalam kemasan yang siap didistribusikan ke konsumen dan distributor. Namun
dalam perilaku produsen, tidak hanya skema diatas yang dijalani tetapi banyak
proses lain yang harus dijalani agar tercapai tujuan dari perusahaan tersebut,
antara lain menghitung berapa maksimal barang yang dapat dihasilkan atau
diproduksi dengan biaya seminimal mungkin sehingga terjadi keuntungan
maksimal dalam perusahaan.
Contoh perilaku produsen :
1.
Produsen
mencari keuntungan dengan menghasilkan barang atau jasa sebanyak-banyaknya
dengan modal yang seminimum mungkin.
2.
Produsen
memberikan Diskon kepada pembeli atau konsumen yang membeli barang dalam jumlah
yang banyak yang telah diakantentukan produsen itu sendiri.
3.
Produsen
mematok biaya produksi berdasarkan faktor input produksi tersebut, sehingga
ketika harga salah satu faktor input naik, maka harga jual hasil produksi pun
akan ikut naik.
4.
Selain
produsen menghasilkan barang atau jasa sesuai kebutuhan konsumen, produsen juga
menghasilkan barang atau jasa sesuai trend atau sesuatu yang sedang banyak
diminati oleh masyarakat.
5.
Produsen
juga mengadaptasi isu global atau keadaan sosial yang sedang terkenal saat itu
untuk memasarkan barang atau jasa yang mereka jual.
6.
Produsen
juga memberikan diskon besar-besaran untuk barang yang sudah lama disimpan di
gudang atau biasa disebut cuci gudang.
Biaya minimum yang dikeluarkan jika jumlah produk yang
diproduksi 200 unit barang:
1.
Sumber daya
alam
Contoh : Air, Tanah, Tanaman, Hewan, Udara, Matahari,
Bahan-bahan tambang mineral, dan lain-lain.
2.
Sumber daya
manusia.
Sumber daya manusia terbagi menjadi tiga kelompok,
yaitu :
1.
Tenaga Kerja
Terdidik.
Contoh : Manajer Produksi yang tugasnya bertanggung
jawab, mengatur dan mengelola segala kegiatan produksi agar hasilnya maksimal.
2.
Tenaga Kerja
Terlatih.
Contoh : Tenaga Produksi atau buruh kerja, Security,
Driver, dll.
3.
Tenaga Kerja
Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih.
Contoh : Office Boy/Girl ,Buruh Angkut, dll.
3.
Sumber
modal.
Modal adalah sesuatu yang dibutuhkan seorang produsen
atau perusahaan produsen untuk bisa memulai produksi agar menghasilkan suatu
barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen, atau untuk menambah
dan memperluas produksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen.
Dari kegiatan produksi ada beberapa tujuan yang
akan tercapai yaitu :
1.
Menghasilkan
barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
2.
Mendapatkan
keuntungan.
3.
Memaksimalkan
sumber daya yang ada.
4.
Meminimalkan
biaya produksi.
5.
Mengganti
barang yang telah habis atau yang rusak.
6.
Memaksimalkan
hasil produksi.
7.
Mencari
tambahan modal.
Fungsi Produksi.
Fungsi produksi adalah model matematis yang
menunjukkan hubungan antara jumlah inputan produksi yang dipakai dengan jumlah
output barang atau jasa yang dihasilkan dari proses produksi. Secara matematis
dapat dinyatakan :
X = f ( A1, A2, A3,...)
X : output yang dihasilkan
(A1,A2,A3,...) : input yang dipakai
Sifat fungsi produksi terdapat dalam suatu hukum
ekonomi yaitu : "The Law of Diminishing Returns" (Hukum
Kenaikan Hasil Berkurang). Hukum ini menyatakan bahwa jika salah satu
input ditambah dengan input lain yang dianggap tetap maka hasil output dari
pertambahan input tadi mula-mula akan bertambah, tetapi lama kelamaan akan
menurun menurun setelah sampai pada titik maksimalnya jika input terus menerus
ditambah.
Kondisi hukum diatas dapat kita liat ketika suatu
produsen Tahu menambahkan jumlah kacang kedelai namun jumlah pekerja, mesin dan
faktor inputan produksi lainnya dalam kondisi tetap. Jumlah tahu yang
dihasilkan memang akan meningkat karena bahan baku kacang kedelai pun
bertambah, tetapi ketika kacang kedelai terus menerus ditambah maka proses
produksi akan menjadi semakin tidak efektif karena lama kelamaan para pekerja
tidak akan sanggup mengerjakan tugas membuat tahu yang semakin banyak ,dan
bahan-bahan pembuat tahu yang lain juga tidak bertambah sehingga kacang kedelai
tidak semuanya dapat diproduksi menjadi tahu dan akhirnya hasil produksi akan
menurun seiring berjalannya waktu produksi. Yang dimaksud dengan teori produksi
adalah teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah
faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya. Di dalam menganalisis
teori produksi, kita mengenal 2 hal yaitu produksi jangka pendek adalah bila
sebagian faktor seorang produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi
untuk mencapai tujuannya harus menentukan dua macam keputusan:
1.
Berapa
output yang harus diproduksikan;
2.
Berapa dan
dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.
Untuk menyederhanakan pembahasan secara teoritis,
dalam menentukan keputusan tersebut digunakan dua asumsi dasar:
1.
Produsen
atau pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum;
2.
Produsen
atau pengusaha beroperasi dalam pasar persaingan sempurna.
Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai
landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu
fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah
faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan
per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor
produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat
dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn)
Dimana: Y
= tingkat produksi (output) yang dihasilkan
X1, X2, X3,…,
Xn = berbagai faktor produksi
(input) yang digunakan.
Fungsi ini masih bersifat umum, hanya biasa
menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi
yang dipergunakan, tetapi belum bias memberikan penjelasan kuantitatif mengenai
hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat
memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan
dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
a) Y = a
+ bX ( fungsi linier)
b) Y = a
+ bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c) Y =
aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.
Dalam teori ekonomi, fungsi produksi diasumsikan
tunduk pada suatu hukum yang disebut “The Law of Diminishing Returns (Hukum
Kenaikan Hasil Berkurang)”.
Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu
macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output
yang dihasilkan dari setiap tambahansatu unit input yang ditambahkan tadi
mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus
ditambahkan.
5.2 Hubungan
Produk dan Faktor Produksi
Hubungan produk dan faktor produksi yang digambarkan
di atas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu :
1.
Mula-mula terdapat
kenaikan hasil bertambah ( garis OB), di mana produk marginal semakin besar;
produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
2.
Pada titik
balik (inflection point) B terjadi perubahan dari kenaikan hasil bertambah
menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal mencapai maksimum(
titik B’); produk rata-rata masih terus naik.
3.
Setelah
titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana produk marginal
menurun; produk rata-rata masih naik sebentar kemudian mencapai maksimum pada
titik C’ , di mana pada titik ini produk rata-rata sama dengan produk marginal.
Setelah titik C’
4.
Pada titik M
tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama dengan nol;
produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.
5.
Sesudah
titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga negatif
produk rata-rata tetap positif.
Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa
tahapan produksi seperti yang dinyatakan dalam The Law of Diminishing
Returns dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu :
a. produksi
total dengan increasing returns;
b. produksi
total dengan decreasing returns; dan
c. produksi
total yang semakin menurun.
Disamping analisis tabulasi dan analisis grafis
mengenai hubungan antara produk total, produk rata-rata, dan produk marginal
dari suatu proses produksi seperti diatas, dapat pula digunakan analisis
matematis. Sebagai contoh, misalnya dipunyai fungsi produksi:
Y = 12X2 – 0,2 X3,
dimana :
Y = produk
X = faktor produksi.
5.3 Produksi
Optimal
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep
efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada
umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis,
pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan
keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep
efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada
syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga harga input-output. Secara
matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut. Keuntungan (p) dapat ditulis
: p = PY.Y -Px.X,
di mana:
Y
=
jumlah produk;
PY
= harga produk;
X
=
faktor produksi;
Px
= harga
factor produksi.
Produksi optimal dikaitkan dengan penggunaan factor
produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi optimal akan tercapai ketika
tidak mungkin mengurangi output produksi yang lain untuk meningkatkan
output.Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah
sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya
persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up
cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimun.
Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biaya persediaan atau
total inventori cost (TIC) minimum.Metode EPQ mempertimbangkan tingkat
persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga
mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya
persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:1. Barang yang
diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat
permintaan.2. Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah
sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.3. Selama
berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan
selama pemenuhan.Penentuan Volume Produksi yang OptimalMenurut Riyanto
(2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable
saja. Biaya variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
8.
Biaya-biaya
yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang
disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
9.
Biaya-biaya
yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut
biaya penyimpanan (holding cost).
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang
bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode
akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi.Biaya yang
termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
10.
Biaya
fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
11.
Biaya modal
(opportunity cost of capital)
12.
Biaya
keusangan
13.
Biaya
perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
14.
Biaya
asuransi persediaan
15.
Biaya pajak
persediaan
16.
Biaya
pencurian, pengrusakan atau perampokan
17.
Biaya
penanganan persediaan, dan sebagainya.
Apabila salah satu biaya diatas naik, maka biaya produksi
pun akan naik seperti pada kondisi Indonesia saat ini yang menghadapi kenaikan
BBM, para produsen akan menaikkan harga hasil produksi mengikuti harga BBM yang
bertambah kemudian tidak menutup kemungkinan harga bahan baku dan biaya-biaya
lain dalam proses produksi pun ikut naik seiring dengan kenaikkan harga BBM
sehingga mau tidak mau walaupun produsen sudah menekan biaya produksi menjadi
seminimal mungkin tapi harga hasil produksi pun harus naik agar tidak terjadi
kerugian bagi produsen.
5.4 Least
cost combination
Persoalan least cost combination adalah menentukan
kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi
yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya
untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau
disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang
mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1
masih menguntungkan
Least cost combination digunakan untuk menentukan
kombinasi yang mana memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang
ingin dihasilkan telah ditentukan. Dalam least cost combination terdapat
istilah isoquant dan isocost. Isoquant atau disebut juga isoproduct curve
adalah kurva yang menunjukan hubungan antara berbagai kemungkinan kombinasi 2
variabel input dengan tingkat output tertentu. Sebagai contoh dalam hal ini
variabel yang digunakan adalah Tenaga Kerja dan Modal.Tabel Kombinasi Tenaga
Kerja dan Modal untuk menghasilkan 100, 200, dan 300 unit produk.
Kombinasi
|
Tenaga Kerja
|
Modal
|
A
|
2
|
16
|
B
|
4
|
11
|
C
|
7
|
7
|
D
|
11
|
3
|
E
|
16
|
1
|
Dari tabel diatas dapat dibuat kurva isoquant, contoh
:
Sementara itu Isocost atau disebut juga garis ongkos
sama adalah kombinasi faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan cara
mengeluarkan sejumlah biaya tertentu. Untuk dapat menggambar grafik isocost ini
harus diketahui uang yang tersedia dan harga masing-masing faktor
produksi.Contoh : Modal tersedia $500, harga Tenaga Kerja $15,- per unit dan
modal $8,- per unit.
Untuk dapat mencapai tingkat produksi optimal dengan
biaya minimum bisa menggunakan kurva bersinggungan antara isoquant dan isocost
dengan syarat :
disebut Marginal Rate Of Technical Subsitution (MRTS)
yaitu jumlah input (x1) harus ditambah jika input (x2) dikurangi agar output
yang dihasilkan tetap. Syarat inilah disebut Least Cost Combination.Contoh dari
cara meminimalkan ongkos produksi jika hasil output sudah di ketahui dengan
data sebagai berikut : Toko sepatu memiliki modal tersedia $8.000, harga Tenaga
Kerja $10,- per unit dan modal $25,- per unit dan jumlah yang diproduksi 200
unit sepatu.
BAB VI
BENTUK
BENTUK PASAR
6.1 Pengertian
Pasar
Pasar menurut pengertian Istilah ialah suatu tempat
dimana pembeli dan penjual berinteraksi dalam menentukan harga dan jumlah
barang yang ingin dibeli atau dijual, Dalam pengertian yang sederhana atau
sempit pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan
pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan
tempat tertentu.
Sedangkan Pasar Menurut Pengertian secara Meluas
adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual
barang/jasa dan pembeli yang melakukan uang untuk membeli barang dengan harga
tertentu. Dan Pengertian Pasar secara Khusus adalah Sebagai sarana distribusi
Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya pada konsumen, Sebagai pembentuk harga Di pasar terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli sehingga terbentuklah harga, dan Sebagai sarana promosi
Dengan berbagai macam cara para produsen memperkenalkan hasil produksi kepada konsumen sehingga para konsumen berniat membeli barang tersebut.
Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil produksinya pada konsumen, Sebagai pembentuk harga Di pasar terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli sehingga terbentuklah harga, dan Sebagai sarana promosi
Dengan berbagai macam cara para produsen memperkenalkan hasil produksi kepada konsumen sehingga para konsumen berniat membeli barang tersebut.
Definisi pasar secara luas menurut W.J. Stanton adalah
orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk
belanja serta kemauan untuk membelanjakannya.
Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan
produk/barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah
dan disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.
Kegiatan faktor produksi adalah kegiatan yang
melakukan proses, pengolahan, dan mengubah faktor-faktor produksi dari yang
tidak/kurang manfaat/gunanya menjadi memiliki nilai manfaat yang lebih. Faktor-
Faktor produksi yang umumnya digunakan adalah tenaga kerja, tanah, dan modal.
Kelangkaan pada suatu faktor produksi biasanya akan menyebabkan kenaikan harga faktor
produksi tersebut.
6.2 Macam
– macam Pasar
6.2.1 Pasar Persaingan Sempurna
Persaingan
sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal karena dianggap sistem
pasar ini adalah struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya kegiatan
memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya. Perekonomian
merupakan pasar persaingan sempuma. Akan tetapi dalam prakteknya tidaklah mudah
untuk menentukan jenis industri yang struktur organisasinya digolongkan kepada
persaingan sempurna yang murni, yaitu yang ciri-cirinya sepenuhnya bersamaan
dengan dalam teori. Yang ada adalah yang mendekati ciricirinya, yaitu struktur
pasar dari berbagai kegiatan disektor pertanian. Namun demikian, walaupun pasar
persaingan sempurna yang murni tidak wujud di dalam praktek. Pasar persaingan
sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atau industri dimana
terdapat banyak penjual dan pembeli. Dan setiap penjual ataupun pembeli tidak
dapat mempengaruhi keadaan di pasar.
1.
Ciri-Ciri Pasar Persaingan
Sempurna
a.
Setiap
perusahaan adalah “pengambil harga”
Artinya
suatu perusahaan yang ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau merubah
harga pasar. Adapun perusahaan di dalam pasar tidak akan
menimbulkan
perubahan ke atas harga pasar yang berlaku. Harga barang di pasar ditentukan
oleh interaksi diantara keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli.
b.
Setiap
perusahaan mudah keluar atau masuk
Artinya
sekiranya perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan industri
tersebut, langkah ini dengan mudah dilakukan. Sebaliknya apabila ada produsen
yang ingin melakukan kegiatan di industri tersebut. Produsen tersebut dapat
dengan mudah melakukan kegiatan tersebut.
c. Setiap perusahaan menghasilkan barang yang sama
Artinya bahwa barang yang
dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-bedakan. Pembeli tidak
dapat membedakan yang mana dihasilkan oleh produsen A atau B.
d. Banyak perusahaan dalam pasar Artinya karena jumlah
perusahan sangat banyak dan relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah
produksi dalam industri tersebut. Menyebabkan kenaikan atau penurunan harga,
sedikitpun tidak mempengaruhi harga yang berlaku dalam pasar tersebut.
e. Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang
keadaan di pasar Artinya bahwa pembeli mengetahui tingkat harga yang berlaku
dan perubahanperubahan ke atas harga tersebut. Sehingga produsen tidak dapat
menjual barangnya dengan harga yang lain lebih tinggi dan pada yang berlaku di
pasar.
2.
Kelebihan
Pasar Persaingan Sempurna
Adapun kelebihan dari Pasar persainag sempurna
adalah sebgai berikut:
a. Karena biaya yang tidak terlalu tinggi, penjual bebas
membuka maupun meenutup usahanya.
b. Barang yang
tersedia di pasar banyak.
c. Penjual dan
pembeli mencapai kepuasan maksimum.
3.
Kelemahan
Pasar Persaingan Sempurna
a. Penjual tidak dapat memaksimalkan laba Karena laba di
tentukan oleh pembeli.
b. Hanya ada dalam kondisi Perekonomian ideal.
c. Pasar persaingan sempurna tidak mendorong inovasi
d. Pasar persaingan sempurna adakalanya menimbulkan biaya
sosial
e. Pasar persaingan sempurna membatasi pilihan konsumen
f. Biaya produksi dalam pasar persaingan sempurna mungkin
lebih tinggi
g. Distribusi pendapatan tidak selalu merata
6.2.2 Pasar Monopoli
Pasar Monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah
suatu bentuk pasar? di mana hanya
terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah
seorang penjual atau sering disebut sebagai “Monopolis”.
Pasar
Monopoli adalah suatu bentuk pasar
dimana hanya terdapat satu perusahaan saja dan perusahaan ini
menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang penganti yang sangat dekat.
Biasanya keuntungan yang dinikmati oleh perusahaan Monopoli adalah keuntungan
yang melebih normal dan ini diperoleh karena terhadap hambatan yang sangat
tangguh yang di hadapi perusahan – perusahaan lain untuk memasuki industri
tersebut.
Sebagai penentu harga (price-maker), seorang Monopoli dapat menaikan atau mengurangi
harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin
sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu
pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan
dalam penetapan harga.
1.
Ciri
– ciri Pasar monopoli
Ø
Pasar Monopoli adalah industri satu
perusahan
Ø
Tidak mempunyai barang panganti yang
mirip
Ø
Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industri
Ø
Dapat mempengaruhi penentuan harga
Promosi
iklan kurang diperlukan
2.
Faktor –
faktor yang mempengaruhi Pasar Monopoli
Ø
Perusahaan monopoli mempunyai sumber
daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain
Ø
Perusahaan monopoli pada umumnya
dapat menikmati skala ekonomi hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
Ø
Perusahaan monopoli wujud dan
berkembang mulalui UU dan peraturan pemerintah.
3.
Pasar
Persaingan Monopolistis
Pasar
persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang berada diantar dua
jenis pasar yang ekstrem yaitu pasar persaingan sempurna dan monopoli. Oleh
sebab itu sifat – sifatnya mengandung unsur – unsur pasar monopoli dan pasar
persaingan monopolistis dapat didefenisikan sebagai suatu pasar dimana banyak produsen yang mengahasilkan
barang yang berbeda corak (diferentetiated
product).
Kemudian
dapat di katagorikan pula dari Pasar persaingan Monopolistis adalah pasar
dangan banyak penjual yang menawarkan suatu jenis barang dengan dieffisiensi
produk yang berbeda – beda dari segi berkualitas bentuk dan ukuran, contohnya
Obat – obatan.
4.
Ciri – ciri
Pasar persaingan monopolistis
Ø
Terdapat banyak penjual.
Ø
Produsen dapat mempengaruhi harga.
Ø
Produsen lain mudah memasukkan
pasar.
Ø
Promosi penjualan aktif.
6.2.3 Pasar
Oligopoli
Pasar
Oligopoli hanya terdiri dari sekelompok kecil dari perusahaan. Biasanya
struktur dari industri dealam pasar oligopoli adalah :
(i).
terdapat beberapa perusahaan raksasa yang menguasai sebagian besar pasar oligopoli
(ii).
Terdapat pula beberapa perusahaan kecil.
Beberapa perusahaan golongan pertama (yang
menguasai pasar) sangat mempengaruhi satu sama lain karena keputusan dan
tindakan oleh salah satu daripadanya sangat mempengaruhi perusahan lainnya.
1. Ciri – ciri Pasar
Oligopoli
Ø
Menghasilkan barang standar maupun
barang berbeda corak
Ø
Kekuasaan menetukan hargaa
adakalanya lemah dan adakalanya sangat tangguh
Ø
Pada umumnya perusahaan oligopoli
perlu melakukan promosi secara iklan.
2. Faktor – faktor yang menyebabkan kesukaran
memasuki pasar Oligopoli
Ø Skala ekonomi;
Ø Perbedaan biaya produksi;
Ø Sifat – sifat yang mempunyai keistemewaan yang suka diimbangi dangann
perusahaan baru;
6.3 Pengaruh Pasar di dalam kehidupan
Pasar
terdapat beberapa Pengaruh di dalam menjalankannya di kalangan masyarakat
sekeliling kita sehari – hari, adapun kebijakan Pengaruhnya di dalam
menjalankan Pasar itu terdapat beberapa Pengaruh pasar perekonomian yaitu di antaranya :
1.
Kebijakan fiskal dan pengaruhnya terhadap
perekonomian
Kebijakan fiskal akan mempengaruhi perekonomian
melalui penerimaan negara dan pengeluaran negara. Disamping pengaruh dari
selisih antara penerimaan dan pengeluaran (defisit atau surplus), perekonomian
juga dipengaruhi oleh jenis sumber penerimaan negara dan bentuk kegiatan yang
dibiayai pengeluaran negara.
Di dalam perhitungan defisit atau surplus anggaran
pendapatan dan belanja negara (APBN), perlu diperhatikan jenis-jenis penerimaan
yang dapat dikategorikan sebagai penerimaan negara, dan jenis-jenis pengeluaran
yang dapat dikategorikan sebagai pengeluaran negara. Pada dasarnya yang
dimaksud dengan penerimaan negara adalah pajak-pajak dan berbagai pungutan yang
dipungut pemerintah dari perekonomian dalam negeri, yang menyebabkan kontraksi
dalam perekonomian. Dengan demikian hibah dari negara donor serta pinjaman luar
negeri tidak termasuk dalam penerimaan negara.
2. Kebijakan moneter dan pengaruhnya terhadap
perekonomian
Pada dasarnya, kebijaksanaan moneter ditujukan agar
likuiditas dalam perekonomian berada dalam jumlah yang “tepat†sehingga dapat melancarkan transaksi perdagangan
tanpa menimbulkan tekanan inflasi. Umumnya pelaksanaan pengaturan jumlah
likuiditas dalam perekonomian ini dilakukan oleh bank sentral, melalui berbagai
instrumen , khususnya open market operations (OMOs).
Dalam melaksanakan OMO, pada umumnya bank sentral
menjual atau membeli obligasi negara jangka panjang. Jika likuiditas dalam
perekonomian dirasakan perlu ditambah, maka bank sentral akan membeli sejumlah
obligasi negara di pasar sekunder, sehingga uang beredar bertambah, dan dilain
pihak bila bank sentral ingin mengurangi likuiditas dalam perekonomian, bank
sentral akan menjual sebagian obligasi negara yang berada dalam portofolio bank
sentral. Perlu difahami bahwa portofolio obligasi negara di bank sentral
tersebut memberikan pendapatan kepada bank sentral berupa bunga obligasi.
BAB
VII
PASAR
FAKTOR PRODUKSI (PASAR INPUT)
7.1 Pengertian
Pasar input
Pasar input adalah pasar yang menyediakan berbagai
faktor produksi yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, modal dan
skill/keahlian.
Cirri-ciri pasar input :
a.Tidak berwujud fisik tetapi kegiatan
b.Permintaan dan penawaran faktor produksi dilakukan
dalam jumlah besar
c.Jenis penawaran danpermintaan faktor produksi sesuai
dengan produksi yg dihasilkan
d.Penawaran faktor kadang merupakan monopoli sedangkan
permintaan faktor produksi bersifat kolektif.
7.2 Macam-macam
pasar faktor produksi
7.2.1 Pasar
sumber daya alam/tanah
Faktor produksi tanah meliputi permukaan dan semua
yang terkandung di dalamnya. Balas jasa yang diterima dari pengguna adalah sewa
tanah. Harga dan jumlah permintaan tanah berbeda ini tergantung dari
perbedaan sifat tanah, letak dan banyaknya tanah yg digunakan untuk produksi.
Proses terbentuknya harga tanah sangat tergantung dari
permintaan dtanah tersebut. Semakin tinggi permintaan tanah harga/sewa tanah
akan semakin mahal dan sebaliknya.
Ada beberapa teori yang coba menjelaskan penyebab
perbedaan sewa tanah :
1) Teori
kesuburan asli tanah : sewa tanah tergantung tingkat kesuburan asli tanah. Jika
tanah mempunyai kesuburan asli, hasil produksi akan lebih besar.
2) Teori
perbedaan kesuburan tanah (David Ricardo): jika tanah punya tingkat kesuburan
tinggi harga sewa akan tinggi dan sebaliknya.
3) Teori
letak tanah (Von thunen) : jika tanah terletak dekat fasilitas publik dan
kegiatan ekonomi, harga sewa akan tinggi karena letak strategis memungkinkan
banyak peluang ekonomi untuk mengembangkan
usaha
4) Teori
harga derivasi tanah : tergantung dari jumlah permintaan terhadap tanah.
7.2.2 Pasar
sumber daya manusia/tenaga kerja
Pasar tenaga kerja adalah seluruh kegiatan dari pelaku
yang tujuannya mempertemukan para pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja.
· Permintaan tenaga kerja.
Berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
oleh perusahaan atau instansi tertentu. Permintaan datang dari rumah tangga
produksi, dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah, perubahan permintaan pasar
terhadap hasil produksi, harga barang-barang modal.
· Penawaran tenaga kerja
Dipengaruhi oleh tingkat upah terutama jenis jabatan
yang sifatnya khusus. Penawaran datang dari masyarakat.
· Keseimbangan pasar tenaga kerja
Terjadi apabila pada tingkat upah tertentu pencari
kerja menerima pekerjaan yang ditawarkan dan pengusaha bersedia mempekerjakan
tenaga kerja tersebut.
Teori
upah tenaga kerja :
1) Teori
upah normal (David Ricardo): upah diberikan sesuai kemampuan perusahaan
berdasarkan pada kemampuan keuangan perusahaan berdasarkan pada biaya hidup
pekerja.
2) Teori
upah besi (Ferdinand Lassalle): upah harus ditekan serendah mungkin untuk
memperoleh keuntungan maksimal. Akibatnya upah hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Untuk mengatasi hal ini maka dibentuklah serikat pekerja.
3) Teori
dana upah (John Stuart Mill): tergantung kesediaan jumlah modal untuk
membayar upah. Jika jumlah penawaran tenaga kerja tiinggi maka tingkat upah
akan rendah.
4) Teori
upah etika (kaum Utopis): upah harus dapat mendorong pekerja untuk hidup layak.
System pemberian upah :
1) Upah
menurut waktu: dibayarkan setiap satuan waktu; harian,mingguan,bulanan atau per
jam
2) Upah
satuan: dibayarkan berdasarkan jumlah satuan unit yang dapat diselesaikannya
3) Upah
borongan : berdasarkan satu unit pekerjaan secara keseluruhan, biasanya
untuk proyek2 bangunan/jalan.
4) Upah upah
indeks : berdasarkan indeks biaya hidup
5) Upah
skala : berdasarkan skala penjualan perusahaan
6) Upah
dengan premi: upah karyawan ditambah premi (upah ekstra) berdasakan tambahan
pekerjaan
7) Upah
partisipasi : membagikan keuntungan perusahaan kepada karyawan
8) Upah
co-partnership: kesempatan karyawan untuk bisa membeli saham perusahaan.
Syarat pengupahan yang baik :
1. Pekerja harus
tau bagaimana proses penentuan gaji nya
2. Upah harus
dibayar tepat waktu
3. Upah harus adil
dan wajar
4. Jumlah upah
harus mencukupi kebutuhan minimum
7.2.3 Pasar
Modal
Merupakan pasar tempat dana dan investasi jangka
panjang diperjualbeikan. Permintaan dating dari pengusaha dan penawaran dating
dari pemilik modal. Balas jasa yang diperoleh pemilik modal disebut bunga.
Permintaan modal dipengaruhi oleh tingkat pengembalian modal. Tinggi rendahnya tingkat
bunga modal dipengaruhi oleh factor :
1) Permintaan dan
penawaran modal dalam masyarakat
2) Kemungkinan resiko
hilangnya modal yang dipinjamkan
3) Kondisi perekonomian
4) Campurtangan
pemerintah dalam penetapan tingkat bunga
Teori bunga modal
1) Teori
produktivitas (JS. Mill): modal pinjaman digunakan untuk kegiatan usaha
produktif
2) Teori
abstinence/pengorbanan : diberikan sebagai balas jasa atas investasi yang tidak
digunakan oleh perusahaan lain. Dengan demikian pemilik modal mendapat balas
jasa ayas pengorbanan menunggu modal kembali.
3) Teori
agio (Von bawerk) : diberikan ats kerugiana perbedaan nilai, alas an kerugian
antara lain
- Alasan ekonomi : nilai uang sekarang lebih
tinggi dari nilai uang satu tahun mendatang
- Alasan psikologi : asumsi bahwa nilai dan alat
pemuas kebutuhan pada masa datang lebih rendah
- Alasan teknik : barang modal dapat digunakan
untuk proses produksi selanjutnya.
4) Teori
liquidity preference (JM.Keynes) : bunga modal diberikan sebagai ganti rugi
atas pengorbanan karena tidak menggunakan uang liquid akibat dipinjam orang
lain.
5)
Teori bunga dinamis (JB.Schumpeter) : barang modal yang digunakan dalam proses
produksi akan menghasilka laba. Sebagian laba usaha diberikan kepada pemilik
modal sebagai bunga.
7.2.4 Pasar
faktor produksi kewirausahaan/skill/keahlian
Dalam menjalankan usaha, selain tanah, manusia dan
modal ada faktor penting lain yang harus diperhatikan yaitu dibutuhkannya
seorang pemimpin yang mampu menjalankan usaha dengan baik. Seorang pengusaha
adalah orang yang memiliki kemampuan mengelola, menyatukan faktor produksi dan
dapat mengendalikan perusahaand dengan baik, mampu menghasilkan produk yang
berkualitas tinggi, memperoleh keuntungan dan berani mengambil resiko.
Teori laba usaha :
1) Teori
inovasi (JB.Schumpeter) : peningkatan laba perusahaan diperoleh jika
wirausahawan mengembangkan produk baru atau melakukan inovasi atas produknya.
2) Teori
nilai lebih (Kael Marx) : laba diperoleh akrena ada pembayaran upah yang rendah
dibandingkan jasa pekerja kepada perusahaan. Artinya laba diperoleh dari upah
yang tidak dibayarkan perusahaan kepada pekerja.
3) Teori
keuntungan (JB say) : wirausahawan memiliki tugas memimpin dan mengelola
perusahaan agar memperoleh laba. Jika wirausaha berinvestasi di perusahaan ia
juga akan memperoleh bunga modal.
4) Teori
resiko usaha ( Hawley) : wirausaha akan menanggung resiko kerugian jika usaha
yang dikelola gagal.
5) Teori
residu (David Ricardo) : pengusaha akan memperoleh laba jika ada kelebihan
penerimaan perusahaan yang dihasilkan dari selisih pendapatan total dikurangi
biaya total. Kelebihan inilah yang akan diberikan kepada wirausaha sebagai
bunga modal

Abdurrahman, Ensiklopedia Ekonomi, Keuangan, Perdagangan, (Jakarta:
Pradya Paramita, 1995).
Susanti, Dwi & Gendrowati Ekonomi
2 (Kelas XI), (Jakarta: Erlangga, 2004)
Yayla, Atilla (ed.); Islam, masyarakat
sipil, dan ekonomi pasar (Jakarta : Friderich Naumann, 2004,)
Sukirno, Sadono.1994.Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada
Salvatore,
Dominick.1992. Teori Mikroekonomi.
Jakarta : Erlangga
Mankiw, N. Gregory.
2008. Principles
of Macroeconomics Fifth Edition. Mason (USA): South-Western Cengage
Learning.
Mankiw, N. Gregory.
2000. Pengantar
Ekonomi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
McEachern, William A.
2001. Ekonomi Mikro: Pendekatan Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
Sukirno, Sadono.
1985. Pengantar Teori Mikroekonomi.
Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.
Wijaya, Faried. 1989.
Ekonomikamikro
Edisi I. Yogyakarta: BPFE
Dickinson, John R. 2002. A Need to Revamp Textbook Presentations of Price Elasticity. Journal of Marketing Education Vol. 24 No.2 : 143.
Dickinson, John R. 2002. A Need to Revamp Textbook Presentations of Price Elasticity. Journal of Marketing Education Vol. 24 No.2 : 143.
Budi S, Mulyo. 2009. Analisis Permintaan Rumah Sederhana di Kota
Semarang. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi Vol. 16 No.2 :126-139.
Mallios, Seth &
Shane Emmett. 2004. Demand, Supply, and Elasticity in The Copper Trade at Early
Jamestown. The Journal of The Jamestown Rediscovery Center Vol. 2.
Greco, Anthony J.
2005. Cross Elasticity of Supply: Seldom Heard of and Seldom Taught. Journal
for Economic Educators Vol. 5 No. 1.
Wahana, Jaka dan
Kirbrandoko, 1995, Pengantar
Mikro Ekonomi Jilid I, Terjemahan Cetakan pertama, Binarupa Aksara,
Jakarta

1. B
BalasHapusSAYA SEBAGAI RAKYAT KECIL MEMOHON KEPADA PRESIDEN RI (NKRI) TUAN Ir JOKO WIDODO DAN WAKIL PRESIDEN RI (NKRI) TUAN JUSUF KALLA UNTUK MEMBUKA LOWONGAN KERJA PEGAWAI LINMAS SECARA UMUM DALAM SETIAP TAHUN UNTUK WARGA NEGARA ASLI RI (NKRI), SAYA SEBAGAI RAKYAT KECIL MEMOHON PADA PRESIDEN RI (NKRI) TUAN JOKO WIDODO LEBIH SERIUS LAGI DAN LEBIH BERSUNGGUH-SUNGGUH MEMPERHATIKAN NASIB WARGA NEGARA ASLI RI (NKRI) DI PROVINSI PAPUA SAMPAI KE POLOSOK DESA/ KEPOLOSOK PERKAMPUNGAN, DI PROVINSI MALUKU SAMPAI PELOSOK DESA, DI PROVINSI NTT SAMPAI DI PELOSOK DESA.
SAYA SEBAGAI RAKYAT KECIL MELIHAT DIDAERAH ENREKANG (PROVINSI SULAWESI SELATAN) BELUM ADA RUMAH SAKIT, SAYA SEBAGAI RAKYAT KECIL MELIHAT DI DAERAH ENREKANG (PROVINSI SULAWESI SELATAN) BELUM ADA LAMPU PENERANG JALAN, DI JALAN ENREKANG SANGAT GELAP KEMUDIAN DI DAERAH ENREKANG (PROVINSI SULAWESI SELATAN) BELUM ADA GEDUNG-GEDUNG SEKOLAH DI MULAI DARI SD HINGGA SMU ( BAGAIMANA WARGA MASYARAKAT MAU JADI PINTAR, GEDUNG GEDUNG SEKOLAH AJA BELUM ADA YANG DI BANGUN), BELUM ADA DI DAERAH ENREKANG BESI PEMBATAS PEMBATAS JALAN KARENA SEBELAH KIRI ADALAH JURANG ( DIDAERAH ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN SERING TERJADINYA KECELAKAAN: MOBIL MASUK JURANG) DAN KHUSUSNYA DIDAERAH ENREKANG (PROVINSI SULAWESI SELATAN) SEPERTINYA WARGA MASYARAKAT BELUM SUNGGUH SUNGGUH DIPERHATIKAN DENGAN BAIK OLEH PIHAK PEMERINTAH DAERAH YAITU PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DAN PEMERINTAH PUSAT RI (NKRI).
MUDAH MUDAHAN SUARA SAYA DI DENGAAR OLEH PRESIDEN RI (NKRI) TUAN Ir. JOKO WIDODO dan WAKIL PRESIDEN RI (NKRI) TUAN JUSUF KALLA.
SAYA SEBAGAI RAKYAT KECIL MEMOHON KEPADA PRESIDEN RI (NKRI) TUAN Ir JOKO WIDODO DAN WAKIL PRESIDEN RI (NKRI) TUAN JUSUF KALLA MEMBUAT UNDANG UNDANG DASAR YANG ISINYA BAHWA CALON PRESIDEN RI (NKRI) 2019 MERUPAKAN WARGA NEGARA ASLI RI (NKRI) SERTA MEMILIKI GELAR KESARJANAAN MINIMAL STRATA 2 (DUA) YAKNI MAGISTER HUKUM DAN MEMILIKI KOMPETENSI TENTANG ILMU HUKUM.
SEHARUSNYA PRESIDEN RI (NKRI) TUAN Ir JOKO WIDODO DAN WAKIL PRESIDEN RI (NKRI) TUAN JUSUF KALLA MENCIPTAKAN LAHAN PERSAWAHAN SELUAS-LUASNYA UNTUK WARGA NEGARA ASLI RI (NKRI) DI PROVINSI PROVINSI DI DKI JAKARTA, DI PROVINSI JAWA TENGAH, DI PROVINSI JAWA TIMUR, DI PROVINSI DAERAH ISTEMEWA YOGYAKARTA, DIPROVINSI ACEH, DI PROVINSI SUMATERA UTARA, DI PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN KHUSUSNYA DI PULAU SULAWESI DAN PULAU PAPUA SERTA PULAU KALIMANTAN. SUPAYA TIDAK ADA LAGI ANAK ANAK BALITA BUSUK LAPAR DAN TIDAK ADA LAGI ANAK ANAK BALITA KE LAPARAN DI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.
KENAPA HARGA BERAS NAIK?
KARENA DISEBABKAN ADANYA LAHAN PERSAWAHAN TINGGAL SEDIKIT DAN LAHAN PERSAWAHAN DIGANTI/ DIUBAH MENJADI GEDUNG-GEDUNG BERTINGKAT YAKNI APARTEMEN BERKANTORAN, DISKOTIK, JALAN TOLL, DLL.
STOP KATAKAN TIDAK PADA BERAS IMPOR
STOP KATAKAN TIDAK PADA SAPI IMPOR
SEHARUSNYA PRESIDEN RI (NKRI) DAN WAKIL PRESIDEN RI (NKRI) MENCIPTAKAN LAHAN PETERNAKAN DAN MENCIPTAKAN SWASEMBADA TERNAK SAPI DAN TERNAK KERBAU SELUAS-LUASNYA KE PROVINSI PROVINSI DI DKI JAKARTA, DI PROVINSI JAWA TENGAH
MUDAH MUDAHAN SUARA SAYA DI DENGAAR OLEH PRESIDEN RI (NKRI) TUAN Ir. JOKO WIDODO dan WAKIL PRESIDEN RI (NKRI) TUAN JUSUF
TUHAN JESUS MEMBERKATI