Selasa, 15 Juli 2014

SILABUS STUDI KELAYAKAN BISNIS



TUGAS AKHIR

SILABUS STUDI KELAYAKAN BISNIS




oleh :

JANUARI CHRISTI
BAMBANG RAHINO
F A R I D



PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERDEKA SURABAYA
2013
SILABUS STUDI KELAYAKAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERDEKA SURABAYA
PERTEMUAN
POKOK BAHASAN
SUB POKOK BAHASAN
1
·         PENDAHULUAN
·         LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN
·         MANFAAT BISNIS
·         TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS
·         ASPEK-ASPEK PENILAIAN BISNIS
·         TAHAP-TAHAP DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS
·         HASIL DAN ETIKA STUDI KELAYAKAN BISNIS
2
·         ASPEK PASAR
·         PENGERTIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN
·         BENTUK PASAR
·         PROYEKSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN PRODUK
3
·         ASPEK PEMASARAN
·         KONSEP PEMASARAN
·         MANAJEMEN PEMASARAN
·         PERILAKU KONSUMEN
4,5
·         ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
·         MASALAH MANAJEMEN OPERASIONAL PROSES PRODUKSI DAN OPERASI
·         PEMILIHAN STRATEGI DAN PERENCANAAN PRODUK
·         RENCANA KUALITAS DAN KAPASITAS PRODUKSI
·         PERENCANAAN LETAK PABRIK DAN TATA LETAK   ( LAYOUT )
·         PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI
·         MANAJEMEN PERSEDIAAN
·         PENGAWASAN KUALITAS PRODUK
6,7
·         ASPEK MANAJEMEN
·         PERENCANAAN BISNIS
·         PENGORGANISASIAN ( ORGANIZING )
·         PENGGERAKAN ( ACTUATING )
·         PENGENDALIAN ( CONTROLLING )
·         PEMBANGUNAN PROYEK BISNIS
UJIAN
TENGAH
SEMESTER
9
·         ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA( SDM )
·         PERENCANAAN SDM
·         ANALISIS PEKERJAAN
·         REKRUTMEN,SELEKSI DAN ORIENTASI
·         PRODUKTIVITAS
·         PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
·         PRESTASI KERJA DAN KOMPENSASI
·         PERENCANAAN KARIR
10,11
·         ASPEK FINANSIAL
·         ALIRAN KAS ( CASH FLOW )
·         BIAYA MODAL ( COST OF CAPITAL )
·         INITIAL DAN OPERATIONAL CASH FLOW
·         ANALISIS KEPEKAAN ( SENSITIVITY ANALYSIS )
·         PENGERTIAN INVESTASI
12
·         ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN POLITIK
·         ASPEK EKONOMI
·         ASPEK SOSIAL
·         ASPEK POLITIK
·         INVESTASI DAN HAMBATAN DI BIDANG EKONOMI INDONESIA
13
·         ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI
·         PERSAINGAN PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI
·         ANCAMAN PENDATANG BARU DAN PRODUK PENGGANTI
·         KEKUATAN TAWAR MENAWAR PEMBELI DAN PEMASOK
·         PENGARUH KEKUATAN STAKEHOLDER
14,15
·         ANTISIPASI RESIKO
·         RESIKO PADA ASPEK SDM
·         RESIKO PADA ASPEK KEUANGAN
·         RESIKO PADA ASPEK PEMASARAN
·         RESIKO PADA ASPEK PRODUKSI/OPERASI
·         RESIKO PADA ASPEK SISTEM INFORMASI
UJIAN
AKHIR
SEMESTER




 


BAB I
PENDAHULUAN


1.1       Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan perusahaan didirikan adalah mencari keuntungan (profit), dalam arti seluruh aktivitas perusahaan hanya ditujukan untuk mencari keuntungan semata. Tujuan lainnya adalah bersifat social, artinyajenis usaha ini sengaja didirikan untuk membatu masyarakat dalam penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, dan usaha social lain. Dismping itu ada perusahaan yang didirikan dengan tujuan keduanya, artinya disamping ingin memperoleh keuntungan namun juga melayani masyarakat, sehingga mmpu membiayai usahanya sendiri, tidak hanya tergantung pada donator.
Agar tercapai tujuan perusahaan ( baik profit, nonprofit, maupun keduanya ), maka hendaknya bila ingin melakukan investasi sebaiknya didahului dengan suatu studi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi yang ditanamkan layak atau tidak untuk dijalankan( dalam arti tujuan perusahaan ) atau dengan kata lain jika usaha/proyek tersebut dijalankan akan memberikan suatu menfaat atau tidak. Studi tersebut dinamakan Studi Kelayakan Bisnis.
Hambatan dan resiko selalu menyertai suatu investasi, salah satu tujuan dari Studi Kelayakan Bisnis adalah untuk mencari jalan keluar agar dapat meminimalkan hambatan dan resiko yangmungkin timbul dimasa yang akan datang.
1.2       Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Sebelum kita membahas apa itu Studi Kelayakan Bisnis, terlebih dahulu kita mengetahui apa itu investasi. Menurut William investasi adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar di masa yang akan datang. Ada 2 atribut penting dalam investasi, yaitu adanya resiko dan tenggang waktu. Investasi dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.            Investasi nyata ( real investment )
Investasi nyata adalah investasi yang diwujudkan dalam harta tetap ( fixed asset ) seperti tanah, bangunan, peralatan, mesin-mesin.
2.            Investasi financial ( financial investment )
Investasi financial adalah investasi dalam kontrak kerja, pembelian saham, obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito.
Bisnis adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan utnuk memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah mapun waktunya.
Pengertian Studi Kelayakan Bisinis (SKB) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-sunggah data dan informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian terebut dengan menggunakan metode-metode tertentu. Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang dijalankan memberikan mnfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Sedangkn pengertian bisnis adalah usaha yang dijalankan yang tujuan utamany untuk memperoleh keuntungan.
Untuk menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek. Setiap aspek yang bisa dikatakan layak harus memiliki standar nilai tertentu, namun keputusan penilaian tak hanya dilakukan pada salah satu aspek saja. Penilaian untuk mnentukan kelayakan harus didasarkan pada seluruh aspek yang akan dinilai nantinya.

1.3       Manfaat Bisnis
Ada 3 manfaat bisnis, yaitu:
1.            Manfaat finansial
artinya, bisnis tersebut dirasa sangat menguntungkan bagi pelaku bisnis sendiri apabila bisnis tersebut dibandingkan dengan resiko yang akan ditanggung
2.         Manfaat ekonomi finansial
artinya, bisnis tersebut jika dijalankan mampu menunjukkan manfaat makro bagi negara. Hal ini bisa ditunjukkan dengan semakin banyak tenaga kerja yang terserap, GNP meningkat dll
3.            Manfaat sosial
artinya masyarakat sekitar lokasi tersebut merasa memperoleh manfaat atas bisnis yang dilakukan.


1.4     Tujuan Studi Kelayakan Bisnis
Sebelumnya sudah dibahas, mengapa perlu diadakan studi kelayakan sebelum proyek dijalankan. Intinya agar proyek yang dijalankan akan memberikan keuntungan dan manfaat, sehingga sumber daya yang sudah dikerahkan tidak akan sia-sia. Paling tidak ada 5 tujuan mengapa melakukan studi kelayakan sebelum memulai usaha, yaitu :
1.            Menghindari kerugian
Masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan dan ada yang tidak dapat diramalkan. Fungsi studi ini adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa dikendalikan.
2.            Memudahkan perencanaan
Jika sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan.
3.            Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat mempermudah pelaksanaan bisnis. Para pelasana akn memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha data dilakukan dengan lebih sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.
4.            Memudahkan pengawasan
Dengan dilaksanakannya proyek secara tersusun baik, maka akan mempermudah perusahaan dalam melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang sudah disusun.
5.            Memudahkan pengandalian
Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan dengan pengawasan, maka apabila terjadi suatu penyimpangan kan mudah terdeteksi, sehingga bisa dilakukan pengendaliaan atas penyimpangan tersebut.

1.5          Aspek-Aspek Penilaian Bisnis
Dalam pembuatan dan penilaian studi kelayakan bisnis, hendaknya dilakukan secara benar dengan melewati tahap-tahap yang sudah ditentukan. Sehingga kelayakan usaha semakin akurat. Ada beberapa aspek yang menentukan dalam studi kelayakan bisnis. Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. Artinya apabila jika salah satu aspek tidak dipenuhi, maka diperlkan suatu perbaikan atau tambahan jika diperlukan. Aspek-aspek tersebut adalah :
1.            Aspek Hukum
Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah kelengkapan dan keabsahan dokume perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha sampai izin-izin yang dimiliki.
2.            Aspek pasar dan pemasaran
Untuk menilai apakah perusahaan yang akan melakukan investasi ditinjau dari segi pasar dan pemasaran memiliki peluang pasar yang diinginkan atau tidak.atau dengan kata lain berapa besar potensi pasar yang ada untuk produk yang ditawarkan dan berapa besar market sharenya. Bagaimana strategi pemasaran yang akan dijalankan.
3.            Aspek keuangan
Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan berapa banyak, kemudian diteliti juga barapa besar pendapatan yang akan diterima dari bisnis tersebut, berapa lama investasi akan kembali, serta dari mana sumber dana berasal.
4.            Aspek teknis/operasi
Dalam aspek ini akan diteliti adalah mengenai lokasi usaha, baik kantor usat, cabang, pabrik atau gudang. Kemudian penentuan lay out ruangan sampai pada usaha perluasan selanjutnya.
5.            Aspek manajemen/organisasi
Yang dinilai dari aspek ini adalah para pengelola usaha dan struktur organisasi yang ada. Proyek yang dihajalankan akan berhasil bila dijalankan oleh orang yang professional, mulai dari direncanakan sampai pengendalian bila ada penyimpangan. Demikian dengan struktur organisasi yang dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan perusahaan.
6.            Aspek ekonomi sosial
Penelitian dalam aspek ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan dari proyek tersebut bila dijalankan, dampak ekonomi secara luas, serta dampak social yang mungkin ditimbulkan.



7.            Aspek dampak Lingkungan
Merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini, karena setiap proyek yang dilakukan akan sangat besar dampaknya terhadap lingkungan disekitarnya.

1.6       Tahap-Tahap Studi Kelayakan Bisnis
Agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, maka, sebelum studi dijalankan ada beberapa persiapan. Tahapan-tahapan studi kelayakan dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan studi kelayakan dan mempermudah penilaian. Adapun tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut :
1.            Pengumpulan data dan informasi
Pengumpulan data dapat diperoleh dari bebagai sumber yang dapat dipercaya seperti BPS, BKPM, Bapepam, BI. Sedangkan metode pengumpulan data bisa berupa data primer dan data sekunder.
2.            Melakukan pengolahan data
Setelah data dan informasi terkumpul maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan informasi tersebut. Pengolahan ini sebaiknya dilakukan secara teliti untuk masing-masing aspek yang ada untuk memastikan keakuratannya.
3.            Analisis data
Langkah selanjutnya adalah melakuka analisis data dalam rangka menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek.


4.            Mengambil keputusan
Apabila telah diukur dengan criteria tertentu dan tlah diperoleh hasil pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan terhadap hasil tersebut.
5.            Memberikan rekomendasi
Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak tertentu terhadap laporan studi yang telah disusun. Dalam memberikan rekomendasi diberikan juga saran-saran serta perbaikan yang perlu, jika memang masih dibutuhkan.

1.6          Hasil dan Etika Studi kelayakan Bisnis
1.            Hasil studi kelayakan bisnis
berupa dokumentasi lengkap dalam bentuk tertulis yang diperlihatkan bagaimana rencana bisnis memiliki nilai-nilai positif bagi aspek-aspek yang diteliti, sehingga akan dinyatakan sebagai proyek bisnis yang layak.
2.            Etika dalam Studi Kelayakan Bisnis
Aspek moral dan etika dalam bisnis, khususnya dalam studi kelayakan bisnis (SKB) menjadi hal yang penting. Perilaku etis mengacu pada norma-norma atau standar-standar moral pribadi dalam hubungannya dengan orang lain agar dapat terjamin tidak seorangpun yang akan dirugikan.
 Etika peneliti pada responden
Dalam pengumpulan data dari para responden, perlu diingat hak atas kebebasan pribadi sehingga responden tidak akan dirugikan baik secara fisik maupun mental.

a.   Etika peneliti pada klien
Dalam suatu studi kelayakan bisnis pertimbangan-pertimabangan etis terhadap klien perlu diperhatikan. Karena klien mempunyai hak atas penelitian yang dilakukan secara etis.
b.   Etika peneliti pada asisten
Peneliti biasanya asisten peneliti, tidak etis jika menugaskan seorang asisten melakukan suatu wawancara yang bisa membahayakan.
c.   Etika klien
Sering terjadi peneliti kelayakan bisnis diminta oleh kliennya untuk mengubah data, mengartikan data dari segi yang menguntungkan atau menghilangkan bagian-bagian dari hasil analisis yang dianggap merugikan, kalau peneliti menuruti keinginan tersebut bisa jadi profesi peneliti akan hancur.













BAB II
ASPEK PASAR


2.1          Pengertian Permintaan Dan Penawaran
Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.
A.            Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang akan dibeli atau yang diminta pada tingkat harga tertentu dalam waktu tertentu. Masyarakat selaku konsumen harus membeli barang atau jasa keperluannya di pasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa barang atau jasa itu memiliki tingkat harga tertentu. Adanya berbagai macam harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya kondisi yang mempengaruhi. Adapun unsure-unsur yang terdapat pada permintaan yakni barang atau jasa, harga dan kondisi yang mempengaruhi. Jadi permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga.
1.            Kurva Permintaan
Permintaan di tempatkan sebagai fungsi yang dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor yang di maksid adalah harga, barang, atau jasa, selera dan pendapatan. Keterkaitan antara permintaan dan faktor-faktor tersebut menghasilkan rumus sbb :
X= f (Hb1, Hb2, S, P)
Dimana :
H = harga S = selera
B = barang atau jasa P = Pendapatan
Dalam kaitannya dengan factor ekonomi pada masalah permintaan ini berlaku ceteris paribus. Dalam kondisi seperti ini harga merupakan factor dominant dalam permintaan, sementara factor yang lain dianggap tidak berubah.
a.   Pada harga yang tinggi , banyak pembeli yang tidak mampu membeli atau mungkin cenderung mencari barang substitusi dengan harga terjangkau. Sedangkan pada harga rendah, pembeli yang tadinya kurang mammpu menjadi mampu untuk membeli
b.   Bagi pembeli perorangan, kenaikan harga akan memperkecil daya beli pembeli atau akan mengurangi anggaran untuk alat pemuas kebutuhan yang lainnya (dengan catatan pendapatan tetap)
c.   Adanya harga barang substitusi yang harganya jauh lebih rendah akan lebih menarik apabila harga suatu barang atau jasa semakin tinggi. Akibatnya pembeli akan beralih dari barang atau jasa yang telah biasa di konsumsi ke barang atau jasa substitusi. Bentuk kurva seperti ini menunjukan bahwa semakin rendah harga barang di pasar barang yang dapat dibeli oleh masyarakat semakin banyak Kurva Permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan berbagai jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga. Kurva ini akan menghubungkan titik-titik koordinat pada sumbu harga (sumbu Y) dengan sumbu jumlah barang (sumbu X).
Contoh: Seorang ibu yang hendak membeli telur ayam berdasarkan tingkat harga yang ada, ini dapat terilustrasikan dalam tabel dan grafik.
Kurva permintaan akan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah, maksudnya apabila harga mengalami penurunan, maka jumlah barang dan jasa yang diminta akan mengalami kenaikan. Dari contoh di atas dapat dilihat, bila si ibu membeli telur dari 3kg menjadi 4kg karena harganya turun menjadi Rp. 8.850, maka kita tidak menyebutnya sebagai kenaikan permintaan tetapi kenaikan jumlah barang yang diminta, karena kenaikan masih berada pada pada satu kurva permintaan yang sama.
2.            Hukum Permintaan
Hukum ekonomi berlaku ceteris paribus (diluar obyek yang diselidiki, keadaannya tetap tidak berubah). Singkatnya hukum permintaan adalah : Permintaan akan bertambah apabila harga turun dan akan berkurang apa bila harga naik.
Hukum permintaan tersebut dilatari oleh kenyataan bahwa orang harus memenuhi kebutuhannya sebatas anggaran atau pendapatan tertentu. Muncul masalah disini mengapa manusia harus memenuhi berbagai kebutuhan, sementara anggaran yang dimilikinya terbatas? Alasannya, setiap benda pemenuhan kebutuhan mempunyai kegunaan (utilitas)nya masing-masing sehingga orang akan berupaya memenuhi kebutuhan dengan menyamakan pertambahan kegunaan (utilitas marginal) benda pemuas kebutuhan yang dikonsumsinya.
Hukum permintaan berbunyi: apabila harga naik maka jumlah barang yang diminta akan mengalami penurunan, dan apabila harga turun maka jumlah barang yang diminta akan mengalami kenaikan. Dalam hukum permintaan jumlah barang yang diminta akan berbanding terbalik dengan tingkat harga barang. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan: naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah.
3.            Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)
a.   konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
b.   Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
c.   Pendapatan/penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
d.   Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
e.   Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya
B.         PENAWARAN
Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan  pada tingkat harga tertentu dan waktu tertentu. Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak produsen menyediakan berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi ini kemudian dijual kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga tertentu. permintaan bersangkut paut dengan pembelian dan pemakainan sedangkan penawaran bersangkut paut dengan peneyediaan dan penjualan. Jadi penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi.
            Hukum penawaran berbunyi: bila tingkat harga mengalami kenaikan maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, dan bila tingkat harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan turun. Dalam hukum penawaran jumlah barang yang ditawarkan akan berbanding lurus dengan tingkat harga, di hukum penawaran hanya menunjukkan hubungan searah antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga.
1.         Kurva Penawaran
Penjual biasanya ingin menjual barang atau jasa yang diproduksinya dengan harga tinggi. walaupun resikonya adalah barang yang terjual akan relative sedikit. Untuk menjual pada tingkat harga yang diinginkan, seorang penjual harus mempunyai pengamatan yang cermat terhadap perilaku pasar. Contoh : Penjual buah-buahan ingin menjual buah dengan harga yang tinggi dipasar. Sayangnya keinginan itu bertepatan dengan musim panen raya. Akibatnya dipasar akan berkerumunan penjual buah-buahan sehingga harga buah-buahan pun jatuh. Kurva penawaran adalah kurva yang menunjukkan hubungan berbagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga. Kurva ini akan menghubungkan titik-titik koordinat pada sumbu harga (sumbu Y) dengan sumbu jumlah barang (sumbu X). Contoh: jumlah pakaian batik yang ditawarkan Ibu Nina pada berbagai tingkat harga.
2.            Pengertian/Arti Definisi Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu. Contoh permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang bertindak sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari tawar-menawar yang alot.

3.            Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran
Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya. Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.
4.         Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Suply)
a.   Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
b.   Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
c.   Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
d.   Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
e.   Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai factor

2.2          Bentuk Pasar
Bentuk-bentuk Pasar Produsen
1.      Pasar Persaingan Sempurna
Produsen tidak terbatas jumlahnya sehingga aktivitas persaingan tidak tampak, konsumen dapat menjual barang dan membeli beberapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli/menjual pada harga pasar.

2.      Pasar Monopoli
Bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual saja, karena tidak ada barang subtitusi dan terdapat hambatan untuk masuknya pesaing dari luar. Monopoli bisa terjadi karena menguasai barang mentah, penguasaan teknik produksi tertentu, tindakan yuridis/hak paten atau karena luas pasar yang tidak terlalu besar untuk dilayani.
3.      Pasar Oligopoli
Perluasan dari pasar monopoli (terdapat beberapa produsen).penentuan tingkat harga sangat dipengaruhi oleh pesaing, sehingga tindakan atau aktivitas pesaing harus dipertimbangkan.
4.      Pasar Persaingan Monopolistik
Merupakan bentuk campuran antara persaingan sempurna dan mopnopoli. Mirip persaingan sempurna karena ada kebebasan untuk masuk atau keluar pasar dan barang yang dijual tidak homogen. Karena barang yang heterogen dimiliki perusahaan-perusahaan yang besar saja, pasar ini mirip dengan monopoli.
Pasar Dilihat Dari Sisi Konsumen
1.      Pasar Konsumen
Pasaar barang dan jasa yang dibelui atau disewa perorangan atau keluarga untuk dikonsumsi sendiri.
2.      Pasar Industri
Pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain, baik untuk dijal atau disewakan.
3.      Pasar Penjual Kembali (Reseller)
Suatu pasar yang terdiri dari perorangan dan/atau organisasi yang biasa disebut pedagang menengah yang terdiri dari dealer, distributor, grosir, agen dan retail yang menjual kembali untuk mendapat keuntungan.
4.      Pasar Pemerintah
Pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah.

2.3          Proyeksi Permintaan Dan Penawaran
1.            Proyeksi Permintaan
Proyeksi total permintaan terhadap produk secara nasional dihitung berdasarkan proyeksi konsumsi per kapita dikalikan dengan jumlah penduduk. Rata-rata pertumbuhan penduduk dalam 10 tahun terakhir (1988- 1998) digunakan sebagai dasar proyeksi jumlah penduduk Indonesis ke depan. Pertumbuhan penduduk selama 10 tahun tersebut rata-rata 1,95% per tahun dan diasumsikan pertumbuhan tersebut menurun 0,05% per tahun. Hasil proyeksi total permintaan komoditas tersebut.
Misalnya konsumsi beras per kapita penduduk Indonesia diperkirakan sekalipun cendrung menurun namun tidak secara nyata. Konsumsi per kapita dalam 14 tahun ke depan masih di atas 155 kg. Dengan demikian permintaan beras total masih cukup besar dan diperkirakan mencapai 37,31 juta ton pada tahun 2010 dan 37,76 juta ton pada tahun 2013. Proyeksi areal, produktivitas, dan produksi gabah (GKG)

2.            Proyeksi Penawaran
Proyeksi penawaran tanaman pangan maupun hortikultural dalam bahasan ini lebih difokuskan pada kemampuan memproduksi dalam negeri untuk mengimbangi kebutuhan yang terus meningkat. Kondisi ideal memang harus mengembangkan kemampuan dalam negeri selama memiliki keunggulan komparatif baik dari harga maupun biaya produksi sehingga kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam melindungi kesejahteraan petani. Proyeksi produksi dihitung atas perkalian proyeksi areal panen dan produktivitas masing-masing komoditas.Dalam kurun waktu 14 tahun ke depan, areal panen padi diperkirakan akan menurun sebesar 0,102% per tahun namun produktivitas dapat ditingkatkan rata-rata hanya 0,326% sehingga produksi gabah masih dapat ditingkatkan rata-rata 0,224% per tahun. Kondisi ini mencerminkan tantangan ke depan cukup sulit untuk meningkatkan produksi gabah dalam negeri. Produksi gabah di atas 50 juta ton baru dapat dicapai pada tahun 2005 dan akan terus meningkat menjadi sekitar 51,33 juta ton pada tahun 2014.
Areal panen dan produktivitas jagung diperkirakan terus meningkata sehingga produksi diperkirakan terus meningkat rata-rata 0,433% per tahun dalam kurun waktu yang sama. Produksi jagung diperkirakan terus meningkat sampai tahun 2010 dengan volume produksi pada saat itu mencapai 9,164 juta ton, namun tahun berikutnya sedikit menurun menjadi 8,982 juta ton dan akhirnya terus meningkat samapai tahun 2014 dengan volume produksi mencapai 9,173 juta ton.




BAB III
ASPEK PEMASARAN


3.1          Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara:
1.         Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2.       Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3.         Cintailah pelanggan, bukan produk anda.
4.         Lakukanlah menurut cara anda (Burger king)
5.         Andalah yang menentukan (United Airlines)
6.       Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.


1.            Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2.         Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik
3.         Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4.         Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.

5.         Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
6.         Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

3.2          Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.

3.3          Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah :
Faktor kebudayaan meliputi :
1.         Budaya : faktor-faktor budaya memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya (culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku seseorang.
2.         Subbudaya : setiap kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan daerah gegrafis.
3.          Kelas sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama.
Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status sosial konsumen. Disini keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang ingin membeli juga dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri.   Selain dari beberapa faktor diatas yang mempengaruhi perilaku konsumen juga dipengaruhi juga oleh faktor-faktor psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan serta sikap.
Sedangka Proses Pengambilan Keputusan Pembeli Terhadap produk Baru
Sebuah produk baru adalah barang, jasa, atau ide yang dianggap baru oleh pembeli potensial. Terkadang produk yang beredar dipasaran telah lama ada, disini konsumen dapat membuat keputusan untuk menerima / mengadopsinya. Proses adopsi adalah proses mental yang dilalui seseorang, mulai dari pengenalan pertama sampai pada penerimaan / adopsi final.
A.         Tahap-tahap proses adopsi:
1.       Sadar : konsumen menjadi sadar akan adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi mengenainya.
2.       Tertarik : konsumen akan menjadoi tertarik untuk mencari informasi mengenai produk baru.
3.         Evalusi : konsumen harus mempertimbangkan apakah produk baru t         ersebut masuk akal atau tidak untuk dikonsumsi.
4.       Mencoba : konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala kecil untuk meningkatkan perkiraan nilai produk tersebut.
5.       Adopsi : konsumen memutuskan secara penuh dan teratur menggunakan produk baru tersebut.
B.         Tipe-Tipe Perilaku Membeli
Ada empat tipe perilaku membeli, yaitu :
1.            Perilaku pembelian yang kompleks
Disini konsumen mengakui keterikatan yang tinggi dalam proses pembeliannya, harga produk tinggi, jarang dibeli, memiliki resiko yang tinggi. Perilaku konsumen melalui proses tiga langkah, yaitu: pertama, mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut. Kedua, membangun sikap, dan ketiga melakukan pilihan.
2.            Perilaku pembelian yang mengurangi ketidakefisienan
Disini konsumen mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara merek-merek. Konsumen mengunjungi beberapa tempat untuk mencari yang lebih cocok.
3.            Perilaku pembelian karena kebiasaan
Disini konsumen rendah sekali dalam proses pembelian karena tidak ada perbedaan nyata diantara berbagai merek dan harga barang relatif rendah
4.            Perilaku pembelian yang mencari keragaman
Disini keterlibatan konsumen yang rendah akan dihadapkan pada berbagai pemilihan merek.
C.           Tahap-Tahap Proses Membeli
T          ahap-tahap dalam proses membeli meliputi :
1.            Pengenalan kebutuhan/masalah
Disini orang yang akan memasarkan produk meneliti mengenai apa yang dibutuhkan, apa yang menyebabkan semua itu muncul dan mengapa seseorang membutuhkan sesuatu. Seorang pemasar akan mengenalkan pada konsumen agar lebih tertarik.
2.            Pencarian informasi
Sumber informasi konsumen terbagi dalam empat kelompok, yaitu :
a.   Sumber pribadi, meliputi: keluarga, teman-teman, tetangga, dan kenalan.
b.   Sumber niaga, meliputi : periklanan, petugas penjualan, penjual kemasan dan pemajangan.
c.   Sumber umum, meliputi : media massa dan organisasi konsumen.
d.   Sumber pengalaman, meliputi: pernah menangani, menguji, dan mempergunakan produk.
D.        Pencarian alternatif
Terdapat lima konsep dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu :
1.         Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen    terhadap produk atau jasa tersebut.
2.         Pemasar lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk daripada penonjolan Ciri-ciri produk.
3.            Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol
4.         Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda setiap hari.
5.         Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri barang.
E.         Keputusan membeli
Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan untuk
membeli, yaitu :
1.         Sikap orang lain : keputusan membeli itu banyak dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga, atau siapa saja yang dipercayai
2.            Faktor-faktor situasi yang tidak terduga : seperti faktor harga pendapatan















BAB IV
ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI


4.1          Masalah Manajemen Operasional
Manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perancanaan, organisasi staffing, koordinasi, pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi ini merupakan suatu kegiatan (didalam perusahaan) untuk mengubah masukan menjadi keluaran, sehingga keluarannya akan lebih bermanfaat dari masukannya. Keluaran tersebut dapat berupa barang dan / atau jasa. Tugas menajemen di perusahaan adalaha untuk mendukung manajemen dalam rangka pengambiulan keputusan masalah-masalah produksi/operasi. Ada tiga masalah pokok yang dihadapi perusahaan, yaitu:
1.         Masalah penentuan posisi perusahaan.penetuuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan perusahaan sesuai dengan kebutuhan     masyarakat, dan dapat dijalankan secara ekonomis, efektif dan efsien.
2.       Masalah desain. Masalah desain akan mencakupo perancangan fasilitas  operasi yang akan digunakan. Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya dilakukan  pengambilan keputusan di bidang rancang bangun ( design ) . Untuk proses manufaktur yang menghasilkan barang, keputusan ini antara lain meliputi; perencanaan letak pabrik, proses operasi, teknologi yang digunakan, rencana kapasitas mesin yang akan dipakai, perencanaan bangunan, tata-letak ( layout ) ruangan, dan linkungan kerja.
3.       Masalah operasional. Masalah operasional timbul biasanya pada saat proses produksi sudah berjalan. Untuk proses manufaktur yang menghasilkan barang,keputusan terhadap masalah operasional ini antara lain : rencana produksi, rencana persediaan bahan baku, penjadwalan kerja pegawai, pengawasan kualitas danpengawasan biaya produksi.

4.2       Perencanaan Produk
 Persoalan-persoalan dalam proses prosduksi/operasi ternyata cukup banyak dan kompleks. Namun, Persoalan-persoalan itu akan dipilah-pilah, dan disesuaikan dalam studi kelayakan bisnis. Untuk Proses manufaktur, persoalan – persoalan dalam proses tersebut dikelompokan sesuai dengan masalah manajemen operasional diatas, sebagai berikut:
a.         Pemelihan strategi produksi
b.         Pemilihan dan perencanaan produk
c.         Perencanaan kualitas
          Agar barang/jasa yang diproduksi akan memenuhi kebutuhan konsumen,    biasanya didahului dengan suatu kegiatan penelitian pasar dan pemasaran. Dari masukan penelitian pasar dan pemasran ini, berikutnya akan ditetapkan macam-macam produk yang menjadi alternatif untuk dibuat, selanjutnya akan dikaji pula kaitanya dengan aspek-aspek yang lain, seperti aspek keuangan dan seterusnya. Pemilihan dan Perencanaan Produk Setelah beberapa alternatif ide produk tersaring,selanjutnya akan dikaji produk ( beberapa produk ) apa yang menjadi prioritas untuk diproduksi. Biasanya, untuk menetapkan produk ( produk-produk ) tersebut akan dilakukan melalui tahapan – tahapan pekerjaan , tahapan itu meliptuti :
a.         Penentuan Ide Produk dan Seleksi
Pasa intinya, aspek pasar dan pemasaran untuk mengetahui apakah ide-ide produk diperkirakan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membuat produk tersebut dengan segala sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan untuk aspek keuangan, adalah meniliai apakah produk tersebut jika dihasilkan akan mendatangkan keuntungan yang sesuai dengan harapan.
b        Pembuatan Desain Produk Awal
Dalam produksi barang, gambaran desain awal akan lebih jelas bila    dibandingkan dengan produk jasa. Dalam membuat desain produk awal ini, hendaknya dipertimbangkan hal-hal seperti: manfaat produk yang akan dibuat, fungsi yang hendaknya dimiliki barang agar menunjang manfaat-manfaatnya, desain, seni, dan estitika barang yang akan diproduksi. Desain produk awal ini akan ditindaklanjuti menjadi produk yang lebih mnedekati sebenarnya.
c.       Pembuatan Prototip dan Pengujian
Prototip adalah produk yang dibuat sebagai produk percobaan sebelum produk dibuat secara besar-besaran. Ia berguna untuk menilai kemampuan produk agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.Semetara itu, pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah prototip ini sudah dapat diimplementasikan atau belum. Jika belum, masih dapat diperbaiki lagi, lalu diuji lagi dan seterusnya sehingga prototip ini sesuai dengan harapan. Akhirnya, terciptalah desain produk akhir yang siap untuk diimplementasikan.
d.       ImplementasiTahap ini mecoba untuk menilai apakah produk yang sudah diproduksi dan  dilkakukan melalui delapan dimensi seperti berikut ini:
1.         Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karateristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli      barang tersebut
2.         Features, yaitu aspek performasi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangnya.
3.         Reliablility, hal yang berkaitan dengan probablitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4.         Confermance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasidasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangnya.
5.         ·Reliablility, hal yang berkaitan dengan probablitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
6.         ·Confermance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan pelanggan.
7.         Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.
8.         Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompentensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang
9.         Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai hal-hal estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari prefensi ndividual.
10.      Fit and finish, suatu sifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagia produk yang berkualitas.

4.3     Rencana Kapasitas Produksi
Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu. Kapasitas dapat dilihat dari sisi masukan ( input ) dan keluaran ( output ). Rencana kapasitas produksi dalam rangka studi kelayakan aspek teknis dan teknologi ini tergantung beberapa pilihan sistem , antara lain:
1.         Skala Ekonomi
Dengan faktor ini, kapasitas yang dipilih adalah yang memilki biaya per unit yang paling rendah. Akan tetapi cara ini memiliki kelemahan-kelemhan, seperti: waktu pengambilan modalnya berjangka panjang , akibatnya  produk menjadi kurang fleksibel untuk disesuaikan dengan pelanggan.
2.         Focused facilities
Dengan banyakanya kelemahan dengan system skala ekonomi diatas, maka munculah system focused facilities. Dimana cara ini mempertahankan volume produksi yang tinggi diganti dengan penyediaan produk yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, dalam perencanaan kapasitas produksi, terdapat dua ekstirm strategi, Pertama Strategi Ekspansi , startegi ini lebih bersifat proaktif., sedangkan cara kedua, dilakukan wait and see, dimana cara ini dilakukan , jika permintaan produk sudah yakin benar meningkat atau tidak meningkat.

4.4     Perencenaan Letak Pabrik.
          Bagi Perusahaan Manufaktur Letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis secara saksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek, seperti biaya. Murah atau mahalnya harga produk tergangtunga pula pada ketak pabrik karena jarak berpengaruih terhadap harga di pasar. Rentetang akibat lainnya adalah masalah kemampuan di pasar, yang ujung-ujungnya akan mempengaruhi laba yang akan dihasilkan. Dalam suatau studi kelayakan bisnis, pilihan letek pabrik hendaknya dapat dikaji dari beberapa faktor. Hasil kajian, kelak akan dianalisis lagi untuk mencapai keputusan akhir dimana pabrik akan didirikan. Faktor utama yang perlu diperhatikan antara lain :
1.         Letak konsumen potensial atau pasar sasaran yang akan dijadikan tempat produk dijual
2.         Letak bahan baku utama.
3.            Sumber tenaga kerja
4.         Sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik di sekitar pabrik adalah penting bagi prosees produksi agar tidak terganggu, sehingga factor-faktor ini perlu dipertimbangkan secara saksama. penting bagi prosees produksi agar tidak terganggu, sehingga factor-faktor ini perlu dipertimbangkan secara saksama.
5        Fasilitas transportasi yang memadai untuk memindahkan bahan baku ke     pabrik, dan memindahkan hasil produksi dari pabrik kepasar.
6.       Pasilitas untuk pabrik.
7.       Lingkungan masyarakat sekitar yang akan mempengaruhi aktivitas pabrik secara positive maupun negative.
8.       Peraturan pemerintah, misalnya dalam hal kawasn berikat dan AMDAL.
Sedangkan bagi Perusahaan jasa letak lokasi fasilitas jasa dapat dibagi dua macam. Pertama, pelanggang dating kelokasi pasilitas jasa, seperti pasien mendatangi tempat praktek dokter. Kedua, penyedia jasa mendatangi konsumen, seperti mobil pemadam kebakaran mendatangi lokasi kebakaran. Penentu lokasi fasilitas jasa perlu mempertimbangkan banyak hal, antara lain : mudah dan dapat di akses oleh konsumen, tempat parkir yang memadai,dapat diekspansi, lingkungan yang mendukung usaha, kesesuaian dengan lokasi pesaing dan izin lokasi dari pihak yang berwenang.
Perencanaan Tataletak (layout) juga sebagai berikut:
A.        Bagian Industri Manufaktur.
Bagi perusahaan manufaktur, paling tidak ada tiga jenis tempat yang perlu diatur layout-nya, berikut paparanya: Tataletak pabrik. Tatalelak ( layout ) untuk industri manufaktur antara lain adalah pabrik seperti letak mesin-mesin, letak alat produksi, lajur pengangkutan barang,dan seterusnya. Letak dari fasilitas-fasilitas tersebut harus dikaji agar proses produksi dapat dijalankan secara efektif dan efisien. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan layout untuk pabrik, yaitu :
1.         Sifat produk yang di buat.
2.         Jenis proses produksi.
3.         Jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan.
4.         Jumlah modal yang tersedia untuk proses produksinya.
5.         Aliran barang dalam proses produksi hendaknya sedemikian rupa sehingga tidak saling menghambat atau menggangu
6.         Penggunaan ruangan hendaknya selain efektif untuk bekerja, hendaknya juga memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
7.         Letak mesin-mesin dan fasilitas lain hendaknya juga memperhatikan kemudahan-kemudahan dalam hal pemeliharaan dan pengawasan
Tataletak kantor. Selain pabrik perusahaan manufaktur juga memiliki kantor. Terletak kantor hendaknya disesuaikan besar/kecilnya investasi. Selain itu, tataletak harus dirancang dengan memperhatikan kemudahan dalam berkomunikasi, fleksibilitytas pemakaian ruangan, struktur organisasi yang diterapkan, serta bentuk layanan yang dilaksanakan secara rutin. Tataletak Gudang, sebagai tempat penyimpanan bahan baku maupun bahan jadi, hendaknya juga diatur layoutnya. Hal-hal utama yang perlu dicermati dalam penyusunan tataletak gudang antara lain besar/kecilnya nilai investasi, bahwa tataletak gudang fleksibel untuk memudahkan aktivitas bongkar muat barang, juga harus fleksibel untuk memudahkan pengaturan kembali jika jumlah barang yang disimpan berkurang atau bertambah.



B.        Bagian Industri Jasa
            Tataletak (layout) tataletak fasilitas yang tersedia akan berpengaruh pada perspsi pelanggang atas kualitas suatu jasa. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam tataletak fasilitas jasa meliputi :
1.         Pertimbangan Spasial
2.          Perencanaan Ruangan
3.         Perlengkapan/ Perabotan
4.         Tatacahaya
5.         Warna
6.         Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis
7.         Desain Fasilitas Jasa
          Dalam industri jasa desain dan tataletak fasilitas jasa erat hubungannya dengan pembentukan persepsi pelanggang, yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas jasa tersebut dimata pelanggang.
Ada beberapa faktor utama yang berpengaruh dalam desain fasilitas jasa seperti :
1.         Sifat dan tujuan perusahaan jasa itu sendiri, karena hal ini akan menentukan berbagau persyaratan desainnya.
2.         Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang/tempat dimana jasa akan ditawarkan.
3.         Fleksibilitas desain apabila volume permintaan yang berubah-ubah dan  spesikasi
4.         Jasa yang cepat berkembang. Faktor estetis penataan yang rapi dan menarik pada fasilitas jasa dapat
5.         Meningkatkan sikap positif pelanggang terhadap suatu jasa. Masyarakat dan  lingkungan sekitar fasilitas jasa berpengaruh terhadap
6.         Perusahaan, baik secara positif maupun negatif dilihat dari sisi perusahaan.
7.         Biaya konstruksi dan operasi serta sumber daya lain.

4.5     Perencanaan Jumlah Produksi
Aktivitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik agar jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Dalam industri manufactur, ada beberapa faktor utama yang akan mempengaruhi perencenaan jumlah produksi
perusahaan, yang biasanya dijadikan sebagai pembatas jumlah produksi yang akan dihasilkan. Faktor-faktor tersebut adalah :
1.       Permintaan.
2.       Kapasitas pabrik
3.       Suplai bahan baku.
4.       Modal kerja
5.       Peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya juga berperan dalam perencanaan jumlah produksi.

4.6     Manajemen Persediaan
Persediaan barang biasanya digunakan untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang meningkat secara tajam, atau untuk mensupalai kekurangan bahan baku. Hal-hal yang pokok yang perlu dikaji dalam ranga studi kaelayakan antara lain adalah sebagai berikut:
1.             Jumlah order
2.             Safety Stock
3.             Inventory Sistem
4.             Materials Requiment Planning

4.7     Pengawasan Kualitas Produk
Kualitas produk baik barang maupun jasa merupakan suatu kesatuan karesterintik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, manufaktur, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa dapat memenuhi harapan-harapan para konsumen. Perencanaan kualitas. Aktivitas ini merupakan pengembangan dari produk dan proses untuk memenuhi kebutuhan konsumen, yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.
1.            Menentukan siapa konsumennya
2.            Menentukan apa kebutuhan atau keinginan konsumen
3.            Mengembangkan produk dan kualitas yang sesuai
4.            Memgembangkan proses sebagai pedoman bagian operasi/produksi.        
Pengendalian Kualitas, Aktiva ini dilakukan pada tahap operasi langkah-langkah yang dilakukan yaitu :
1.         Evaluasi performansi aktual
2.         Membandingkan performansi aktual dengan sasaran yang direncanakan
3.         Mengambil tindakan terhadap penyimpangan.



BAB V
ASPEK MANAJEMEN


5.1       Perencanaan Bisnis

Rencana bisnis ibarat merupakan peta jalan bagi wirausahawan menuju pembangunan bisnis yang sukses dan menguntungkan. Setiap wirausahawan yang sudah membuka usaha atau akan meluncurkan suatu usaha, membutuhkan sebuah rencana bisnis yang dibuat dengan baik dan berdasarkan fakta untuk meningkatkan peluang keberhasilan usahanya. Selama berpuluh-puluh tahun, penelitian telah membuktikan bahwa perusahaan yang melakukan perencanaan bisnis akan mengalahkan perusahaan yang tidak melakukannya.
Menurut berbagai penelitihan juga menunjukan bahwa banyak perusahaan kecil kurang teliti dalam pendekatan mereka dalam menyusun dan mengembangkan rencana bisnis. Bahkan, tidak sedikit wirausahawan yang tidak pernah meluangkan waktu untuk menyusun dan mengembangkan rencana bisnis bagi usahanya. Pada akhirnya, berdampak tingginya tingkat kegagalan yang dialami oleh perusahaan kecil akibat lemah dan kurangnnya perencanaan bisnis yang dijalankannya. Suatu perencanaan usaha adalah unit kegiatan yang direncanakan dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan sesuatu barang dan/jasa yang diinginkan. Setiap perencanaan usaha ditandai oleh hal-hal sebagai berikut:
1              Bertujuan menghasilkan barang-barang dan/atau jasa-jasa
2          Memerlukan suatu investasi modal, tenaga kerja, manajemen ataupun hal-hal lain
3          Setelah investasi tersebut dilaksanakan dan selama berlangsungnya usaha tersebut memberikan kegunaan kepada berbagai pihak diantaranya adalah perusahaan itu sendiri maupun masyarakat.
4              Adanya biaya operasional diatas biaya investasi.

5.2.2 Jenis-jenis Perencanaan Usaha
Menurut jenis barang dan jasa-jasa yang dihasilkan, misalnya perencanaan usaha dalam bidang produksi ataupun prasarana. Menurut jenis kepemilikannya: swasta nasional atau swasta asing ataupun campuran Berdasarkan Modal (fisik dan non Fisik). Usaha yang memerlukan modal fisik yang menyangkut bangunan baru, pendirian atau instalasi fasilitas-fasilitas untuk menghasilkan suatu aliran barang dan jasa selanjutnya. Usaha yang memerlukan modal non fisik,seperti program training, survei-survei,atau penelitian (research) teknis yang dapat dilaksanakan dengan modal fisik yang telah ada.

5.2.3 Tahap-tahap Pengembangan Usaha
Pengembangan suatu usaha biasanya terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.       Pengkonsepsian proyek usaha Dimulai dengan penyelidikan mengenai kebutuhan yang diperlukan suatu aktivitas,serta pemilihan cara-cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2.       Perumusan proyek usaha Memuat uraian mengenai tujuan usaha serta cara atau metode yang hendak dipilih untuk melaksanakan usaha tersebut.pemilihan cara atau metode pelaksanaan usaha hendaknya didasarkan atas perbandingan yang optimal antara biaya dan hasil yang hendak diperoleh.
3.       Pemutusan ataupun pengesahan proyek usaha Apabila perencanaan proyek usaha telah disahkan,berarti dapat diputuskannya atau disahkan penggunaan sarana-sarana yang diperlukan termasuk didalamnya pembiayaan. Persiapan dan pembangunan proyek usaha Merupakan tahapan dari unsur-unsur pokok investasi yang dilaksanakan guna mencapai tujuan proyek usaha yang telah dierencanakan dan disahkan. Pelaksanaan usaha tahapan dari suatu usaha yang telah mulai menghasilkan barang dan/atau jasa.

5.2.4  Persoalan Umum dalam Pelaksanaan Usaha
Persoalan–persoalan yang sering dihadapi dalam menelaah suatu usaha dan perencanaannya untuk dapat diproses ke tahap-tahap selanjutnya adalah sebagai berikut:
1.         Menentukan siapa yang bertanggung jawab dalam memproses perencanaan dan pelaksanaan usaha tersebut dari tahap pertama sampai dengan tahapan-tahapan selanjutnya.
2.         Menentukan siapa yang bertanggung jawab dalam memproses perencanaan dan pelaksanaan usaha tersebut dari tahap pertama sampai dengan tahapan-tahapan selanjutnya.menentukan pilihan usaha berdasarkan kriteria yang ada,yang biasanya dibedakan atas tiga macam kriteria,yaitu teknis,ekonomis,dan non eknomis.
3.       Penilaian biaya-biaya dan keuntungan atau hasil-hasil dari usaha yang bersangkutan. Biasanya menilai biaya-biaya usaha yang ditetapkan dengan menilai keuntungan–keuntungan yang akan dihasilkannya.
4.       Penilaian asumsi-asumsi dasar pendirian usaha.
5.       Pengetahuan atas semua alternatif untuk mewujudkan tujuan yang dikehendaki oleh usaha tersebut.

5.2     Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengaturan setelah ada plan (rencana). Dalam hal ini diatur dan ditentukan tentang apa tugas pekerjaaan, macam/jenis serta sifat pekerjaan, unit-unit kerja (pembentukan bagian-bagian), tentang siapa yang akan melakukan, apa alat-alatnya, bagaimana pengaturan keuangan dan fasilitasnya dengan kata lain setelah tujuan perusahaan telah ditentukan, perusahaan perlu merumuskan tindakan-tindakan yang akan dijalankan untuk mewujudkan berbagai tujuan tersebut. Menurut (Winardi,2003:20) organisasi timbul karena:
1.       Suatu pembagian kerja yang logikal.
2.       Suatu sistem koordinasi.
          Dalam melaksanakan organizing (pengorganisasian), ada dua kegiatan penting yang harus dilakukan yaitu:
1.            Menentukan bentuk/struktur organisasi perusahaan
Bentuk/struktur organisasi perusahaan harus disesuaikan dengan kegiatan yang dijalankan perusahaan. Pimpinan perusahaan harus menentukan struktur organisasi yang terbaik untuk menjalankan kegiatan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Apakah bentuk organisasi lini, staf atau gabungan keduanya. .(L.Daft,2002) :398-399)
a.         Menentukan wewenang, tugas dan tanggung jawab setiap orang yang bekerja di perusahaan, terutama para manajernya. (Sukirno,2004:124) Organisasi yang efektif, sumber-sumber daya manusia dan sumber-sumber daya material menyebabakan meningkatnya produktivitas. Hal tersebut dilaksanakan melalui apa yang dinamakan “sinergisme” (synergism) dimana anggota-anggota suatu perusahaan mengkombinasikan upaya mereka secara kolektif guna melaksanakan tugas-tugas yangakan melampaui jumlah dari upaya-upaya individual mereka (sinergi dapat dicapai melalui pengintegrasian tugas-tugas yang terspesialisasi).
Pengorganisasian secara efektif dapat menghasilkan keuntungan/manfaat
sebagai berikut:
1.       Kejelasan tentang ekspektasi-ekspektasi kinerja individual dann tugas-tugas yang terspesialisasi.
2.       Pembagian kerja, yang menghindari timbulnya duplikasi, konflik dan penyalahgunaan sumber-sumber daya material maupun           sumber-sumber daya manusia.
3.       Terbentuknya suatu arus aktivitas kerja yang logikal, yang dapatdilaksanakan  dengan baik oleh individu-individu atau kelompokkelompok.
4.       Saluran-saluran komunikasi yang dapat membantu pengambilan keputusan dan pengawasan
5.       Mekanisme-mekanisme yang mengkoordinasi, yang memungkinkan tercapainya harmoni antara para anggota organisasi, yang terlibat dalam berbagai macam kegiatan.

5.2.1  Proses Pengorganisasian
Samuel B mengemukakan bahwa proses organizing meliputi 5 langkah pokok:
1.       Melaksanakan refleksi (deep thought) tentang rencana-rencana dan sasaran-sasaran.
2.       Menetapkan tugas-tugas pokok
3.       Membagi tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas bagian (subtasks).
4.       Mengalokasi sumber-sumber daya, dan petunjuk-petunjuk untuk tugas-tugas bagian tertentu.
5.       Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yangg diimplementasi. (Winardi,2003:24-25)

5.3     Actuating
Setelah melakukan perencanaan (planning) dan pengorganisasian (organizing), maka selanjutnya adalah actuating (pengarahan). Dalam fungsi actuating manajemen akan melaksanakan rencana yang dibuat, dibarengi dengan proses “mengarahkan dan menuntun kegiatan perusahaan menuju sasaran perusahaan, dalam menjalankan bisnis. Di dalam actuating, tercapai beberapa hal yang harus dipahami agar bisnis yang kita lakukan berjalan dengan baik. Actuating mencakup kemampuan manajemen dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan berkomunikasi dengan orang lain.
Dengan demikian manajemen dapat menentukan bagaimana efektivitas dari bisnis yang disarankan, selain itu, dengan pengarahan yang baik, maka bisnis yang dijalankan oleh perusahaan akan semakin baik, dan kinerjanya akan semakin .(Handoko,1998:251) Sesuai dengan pengertian study kelayakan bisnis, yaitu meneliti layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan. Actuating (pengarahan) merupakan salah satu dari aspek manajemen yang akan dinilai untuk itu diperlukan perhatian terhadap strategi manajemen dalam menjalankan actuating itu sendiri untuk mencapai sasaran bisnis.

5.4     Controlling (Pengendalian)
Fungsi manajemen selanjutnya yang berkenaan dengan study kelayakan bisnis adalah fungsi pengendalian. Pengendalian sangat penting agar kita dapat mengetahui cara mengendalikan bisnis kita ke arah yang benar dan jelas serta cara untuk mempertahankan basins kita tetap bertahan di persaingan bisnis. (Narotama, 2004 : 4) Pengendalian manajemen sendiri merupakan pengendalian yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk mengorganisasi bagianbagian perusahaan dan mengarahkan bagian-bagian tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sistem pengendalian manajemen di artikan sebagai suatu sistem yang membantu dan mendukung tercapainya tujuan pengendalian manajemen.
Apa bila dilihat lebih mendalam lagi, maka posisi pengendalian internal termasuk bagian sistem forma pengendalian perusahaan dalam proses pengendalian dan perencanaan yang meliputi pengembangan, klarifikasi, dokumentasi sistem dan prosedur serta pengembangan pengukuran sampai dengan pelaporan atau umpan balik. Disini jelas bahwa sebenarnya pengendalian internal merupakan bagian pengendalian manajemen yang secara lebih spesifik berhubungan dengan pengendalian administrasi dan akuntansi perusahaan. Selain itu banyakk pihak yang juga berpendapat bahwa pengendalian internal merupakan suatu mekanisme teknis untuk melakukan pengecekan terhadap ketelitian data akuntansi dan administrasi. Hal tersebut sebenarnya merupakan bagian kecil dari proses pengendalian internal.

5.4.1  Pengendalian internal
Sistem pengendalian internal adalah suatu sistem yang terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memastikan bahwa tujuan tertentu suatu satuan usaha dapat dicapai. Menurut American Institute Of Certified Public Accountants (AICPA), definisi dari sistem pengendalian internal adalah “sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinasi yang dianut oleh perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, serta memeriksa ketelitian dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, dapat meningkatkan efisiensi usaha dan dapat mendorong di taatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan”. Jika dilihat dari definisi tersebut, maka hakikat pengendalian internal sesungguhnya mencakup seluruh kegiatan operasional perusahaan.
5.4.2 Unsur Sistem Pengendalian Internal
Ada empat unsur yang terdapat dalam system pengendalian internal,antara lain:
1.       Struktur Organisasi
Unsur ini memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas dan jelas antara fungsi otorisasi, penyimpangan aktiva, pencatatan dan operasional perusahaan. Struktur organisasi merupakan pembagian tanggung jwab dan wewenang kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Sebagai contoh, diadakan pemisahan fungsi kredit, kasir, pemasaran, dan administrasi umum dalam kegiatan perbankan.
2.       Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Unsur ini memberikan perlindungan terhadap setiap aktigva, utang, pendapatan, dan biaya perusahaan. Setiap transaksi yang terjadi harus diotorisasi oleh pihak tertentu yang harus bertanggung jawab atas transaksi yang dilaksanakan. Selain itu prosedur pencatatan jiwa juga harus dilakukan dengan baik, teratur dan disiplin untuk menghindari kerugian perusahaan.
3.       Praktik yang Sehat
Unsur ini memberikan pembagian tanggung jawab dan system wewenang serta prosedur pencatatan yang telah ditetapkan berjalan dengan baik dan benar. Dengan melakukan praktik yang sehat, maka keamanan aktiva perusahaan dapat terjamin.
          Contoh penerapan praktik yang sehat adalah sebagai berikut:
          a. Rotasi jabatan
          b. Pemberian cuti kepada karyawan
c. Pengecekan Fisik aktiva dengan catatan yang tersedia dan formulir yang   lengkap
          d. Pemeriksaan mendadak
e. Satu bagian atau orang tidak boleh melakukan transaksi dari awal sampai akhir tanpa campur tangan pihak lain.
f. Pembentukan suatu unit yang bertugas mengecek efektivitas system pengendalian inter
4.       Karyawan yang Mampu Melaksanakan Tugasnya Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan apakah system yang telah direncanakan dan dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan tujuan atau tidak. Oleh karena itu, kapabilitas sumber daya manusiaa sangat penting dalam rangka keberhasilan system pengendalian internal.





BAB VI
ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)


6.1       Perencanaan Sumber Daya Manusia
            Rencana bisnis ibarat merupakan peta jalan bagi wirausahawan menuju pembangunan bisnis yang sukses dan menguntungkan. Setiap wirausahawan yang sudah membuka usaha atau akan meluncurkan suatu usaha, membutuhkan sebuah rencana bisnis yang dibuat dengan baik dan berdasarkan fakta untuk meningkatkan peluang keberhasilan usahanya. Selama berpuluh-puluh tahun, penelitian telah membuktikan bahwa perusahaan yang melakukan perencanaan bisnis akan mengalahkan perusahaan yang tidak melakukannya.
Menurut berbagai penelitihan juga menunjukan bahwa banyak perusahaan kecil kurang teliti dalam pendekatan mereka dalam menyusun dan   mengembangkan rencana bisnis. Bahkan, tidak sedikit wirausahawan yang tidak pernah meluangkan waktu untuk menyusun dan mengembangkan rencana bisnis bagi usahanya. Pada akhirnya, berdampak tingginya tingkat kegagalan yang dialami oleh perusahaan kecil akibat lemah dan kurangnnya perencanaan bisnis yang dijalankannya. Rencana bisnis adalah ringkasan tertulis mengenai rencana pendirian perusahaan atau menjalankan usaha yang berisi rincian gambaran kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran serta kemampuan pengelolaan. Rencana bisnis ini menguraikan arah dan tujuan perusahaan yang ingin capai, berserta strategi mencapainya sebagai peta jalan bagi wirausahawan menuju pembangunan bisnis yang sukses.
Rencana bisnis, merupakan bukti bahwa seorang wirausahawan telah melakukan penelitihan yang diperlukan, mempelajari peluang bisnis yang memadai, dan siap untuk menjalankan usahanya dengan sebuah model bisnis yang menguntungkan. Ada dua alasan utama yang sangat penting dan fundamental mengapa setiap wirausahawan harus menyusun rencana bisnis untuk usahanya. Pertama, sebagai panduan operasi usaha, kedua, menarik pemberi pinjaman dan investor. Panduan Operasi Usaha Rencana bisnis memberikan panduan wirausahawan dalam menjalankan operasi perusahaan, karena dengan menuliskan perencanaan yang dibuat untuk penetapan tujuan dan strategi pencapaiannya, tentu akan memudahkan wirausahawan melakukan evaluasi, pengembangan dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan operasional yang berakibat fatal bagi perusahaannya.

6.2     Pengertian Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan terdiri atas dua kata, analisis dan pekerjaan. Analisis merupakan aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok persoalan menjadi bagian, komponen, atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan fungsinya. Sedangkan pekerjaan adalah sekumpulan/sekelompok tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002:127) Menurut Dessler (2006) analisis pekerjaan merupakan prosedur yang dilalui untuk menentukan tanggung jawab posisi-posisi yang harus dibuatkan stafnya , dan karakteristik orang-orang yang bekerja untuk posisi-posisi tersebut. Analisis pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjaan tersebut), dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang yang harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut). Oleh sebab itu, menurut Dessler penyelia atau spesialis dalam sumber daya manusia biasanya mengumpulkan beberapa informasi berikut melalui analisis pekerjaan,
1.         aktivitas pekerjaan,
2.         perilaku manusia,
3.         mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan,
4.         standar prestasi,
5.         konteks pekerjaan, dan
6.         persyaratan manusia.

6.2.1  Tujuan Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga kerja. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis pekerjaan, yang juga merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan. Adapun tujuan analisis pekerjaan yaitu:
1.         memperoleh tenaga kerja pada posisi yang tepat,
2.         memberikan kepuasan pada diri tenaga kerja,
3.            menciptakan iklim dan kondisi kerja yang kondusif (Sastrohadiwiryo).
Sedangkan menurut Flippo (1994), hasil-hasil dari analisis pekerjaan, seperti uraian dan spesifikasi pekerjaan akan dapat digunakan untuk kegiatan- kegiatan sebagai berikut, (1) pengabsahan atas prosedur-prosedur pengangkatan, (2) pelatihan, (3) evaluasi pekerjaan, (4) penilaian prestasi,  (5) pengembangan karir, (6) organisasi, (7) perkenalan, (8) penyuluhan, (9) hubungan perburuhanm dan (10) penataan kembali pekerjaan.
Sebuah penelitian yang dikemukakan oleh Flippo terhadap 899 perusahaan menunjukkan bahwa hasil proses analisis pekerjaaN dipergunakan untuk, membuat rincian kerja (75%), pelatihan (60%), penyusunan tingkat upah dan gaji (90%), menilai personalia (60%), pemindahan dan promosi (70%), pengorganisasian (50%), orientasi karyawan baru (36%), penyuluhan (25%), dan seterusnya.

6.2.3    Metode Analisis Pekerjaan
            Menurut Sastrohadiwiryo (2002), metode yang biasa digunakan dalam analisis pekerjaan adalah metode kuesioner, metode wawancara metode pencatatan rutin, dan metode observasi, Metode kuesioner digunakan sebagai alat pengumpul data secara tertulis dibagikan kepada tenaga kerja operasional atau para kepala departemen, untuk mengisi keterangan dan fakta yang diharapkan. Pada umumnya kuesinoer memuat
1.            Pertanyaan mengenai pekerjaan yang dilakukan tanggung jawab yang
2.            kecakapan, keahlian, atau pelatihan yang diperlukan
3.            kondisi yang diharapkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan,dan
4.            figur atau jenis yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Metode
          wawancara dilakukan denga tenaga kerja operasional atau dengan kepala departemen mereka, dan dapat juga dengan kedua-duanya.  Di samping itu, para penyelia sering ditugaskan untuk memperoleh data analisis pekerjaan. Keuntungan dari metode ini adalah penyajian keterangan dan fakta dari pihak pertama. Namun metode ini sangat membutuhkan waktu yang cukup lama.
          Metode selanjutnya yang dapat digunakan dalam analisis data yaitu metode pencatatan rutin. Dalam metode ini, tenaga kerja diperintahkan mencatat hal yang dikerjakan tiap hari secara rutin, alokasi yang dibutuhkan, saat dimulai dan saat akhir tiap-tiap tugas itu dilakukan. Alokasi waktu yang lama, dan pengerjaan yang cermat dan rutin merupakan dari metode ini. Metode observasi pada umumnya dilakukan oleh job analyst yang sebelumnya memperoleh pelatihan dan upgrading secara khusus. Metode observasi biasanya tidak dilakukan bersamaan dengan metode wawancara job analyst mengadakan observasi terhadap masing-masing pekerjaan dan mengadakan wawancara dengan tenaga operasional serta kepala departemen mereka.

6.4       Pengertian dan Definisi Produktivitas Kerja
            Produktivitas berarti kemampuan menghasilkan sesuatu. Sedangkan kerja
berarti kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan untuk
mencari nafkah mata pencahrian (Poerwadarminta, 1984 : 70). Produktivitas kerja adalah kemampuan
menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada
ukuran biasa yang telah umum. (The Liang Gie,1981 : 3). Pengertian produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari baik dari hari ini (Sinungan, 1985 : 12). Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (out put) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (in put). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu (Riyanto, 1986 : 22).  Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapt dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.

6.4.1  Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
            Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan dalam proses produksi, selain bahan baku dan tenaga kerja yang harus ada juga didukung oleh
faktor – faktor sebagai berikut :
1) Pendidikan
2) Keterampilan
3) Sikap dan etika kerja
4) Tingkat penghasilan
5) Jaminan social
6) Tingkat sosial dan iklim kerja
7) Motivasi
8) Gizi dan kesehatan
9) Hubungan individu
10) Teknologi
11) Produksi.

6.5       Pelatihan dan Pengembangan
          Pelatihan keahlian ada beberapa hal ialah:
1.         (skils training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. Program relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.
2.         Pelatihan Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya
bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus
dilatih dengan mesin computer atau akses internet.
3.         Pelatihan Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
4.         Pelatihan Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
5.         Pelatihan Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.
Adapun perbedaan antara pelatihan dan pengembangan menurut (Syafaruddin:2001 :217).
1.         Pelatihan.
a.   Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan
b.   jabatan saat ini. Sasaran: Peningkatan kinerja jangka pendek.
c.   Orientasi: Kebutuhan jabatan sekarang.
d.   Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relative rendah.
2.          Pengembangan.
a.  Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
b.  Sasaran: Peningkatan kinerja jangka panjang.
c.  Orientasi: Kebutuhan perubahan terencana atau tidak terencana.
d.  terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relatif tinggi.



6.7     Prestasi Kerja
                      mengambil keputusan dibutuhkan informasi- informasi yang tepat. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya adalah penilaian prestasi. Pelaksanaan penilaian prestasi harus benar agar informasi yang diperoleh juga benar.
            Penilaian prestasi adalah proses formal untuk melakukan peninjauan ulang dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara periodik. Proses penilaian prestasi kerja ditujukan untuk memahami prestasi kerja seseorang. Proses penilaian prestasi terdiri dari identifikasi, observasi, pengukuran, dan pengembangan hasil kerja karyawan dalam sebah organisasi. Identifikasi terdiri atas penentuan unsur-unsur yang akan diamati. Diawali dengan menganalisis pekerjaan agar dapat mengenali unsur-unsur yang akan dinilai dan dapat mengembangkan skala penilaian.

6.7.1 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
             Penilaian prestasi kerja dilakukan untuk memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manajer sumber daya manusia. Namun ada beberapa hal yang meyebabkan pimpinan tidak melakukan penilaian prestasi kerja.
1.         Pihak penilai tidak merasa memiliki.
2.       khususnya kepada orang yang mereka sukai secara pribadi.
3.         Jika hasil penilaiannya buruk pihak karyawan tidak mau menerimanya.
4.
         Pimpinan maupun bawahan menyadari bahwa penilaian yang buruk .
5.
        Faktanya proses penilaian prestasi tidak dimanfaatkan untuk menentukan
6.         Pimpinan ragu-ragu untuk memberikan penilaian yang buruk






















BAB VII
ASPEK FINANSIAL


7.1       Arus Kas (Cash Flow)
Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu :
1.            Cash inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:
a.    Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
b.    Penagihan piutang dari penjualan kredit.
c.     Penjualan aktiva tetap yang ada.
d.     Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
e.     Pinjaman/hutang dari pihak lain.
f. Penerimaan sewa dan pendapatan lain.
2.            Cash out flow
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari :Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
a.   Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
b.   Pembelian aktiva tetap.
c.   Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
d.   Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
e.   Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

7.2       Biaya modal (Cost of Capital)
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan utk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Perhitungan biaya modal sangat penting karena:
1.         Maksimalisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya  (termasuk biaya modal) diminimumkan
2.         Keputusan penganggaran modal (capital budgeting) memerlukan estimasi biaya modal
3.         Keputusan-keputusan  penting lain seperti leasing dan modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal
Biaya modal dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana (biaya modal individual). Namun, jika perusahan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang dari seluruh modal yang digunakan. Biaya modal rata-rata tertimbang ini disebut dengan  ”weight average cost of capital” (WACC).
Konsep biaya modal erat kaitannya dg konsep tingkat keuntungan yg disyaratkan (required rate of return) yg dapat dilihat dari 2 sisi yaitu investor & persh. Sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return mrupakan tingkat keuntungan (rate of return) yg mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki. Sisi perusahan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.


FUNGSI BIAYA MODAL
1.            Terkait dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan.
Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya modal dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan :
a. sebelum pajak (before tax basis)
Perlu disesuaikan dulu dengan  pajak  sebelum dilakukan peritungan biaya modal rata-ratanya seperti obligasi.
 b. setelah pajak (after tax basis).
2.         Sebagai Discount Rate untuk  menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
Biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital). Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability Index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka biaya modal berfungsi sebagai "discount rate" yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.
Jenis Biaya Modal
1.         Biaya Modal Individual
a.  Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
b.  Biaya Modal Hutang Jangka  Panjang
c.  Biaya Modal Saham Preferen
d.  Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan

2.         Biaya Modal Keseluruhan
a.   Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
b.   Biaya Modal Hutang Jangka Panjang 

7.3       Initial dan Operational (cash flow)
Cash flow (aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1.         Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
2.         Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
3.         Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.


Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain;
1.         Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat tunai.
2.            Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel
3.          Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.

7.4       Analisis Sensitivitas
Analisis sensivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja system produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sentivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisifikasi sebelumnya Contoh :
Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan. Alasandilakukannya analisis sentivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut :
1.    Adanya cost overrn, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan baku, produksi, dsb.
2.       Penurunan produktivitas
3.       Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek
Menilai apa yang terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat
1.       Analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya di dasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang 
2.    Analisis pasca criteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisisbisnis jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau manfaat 
Bisnis sangat sensitivitas terhadap perubahan akibat beberapa hal :
1.       Harga
2.       Keterlambatan pelaksanaan
3.       Kenaikan biaya
4.       Ketidaktetapan dan perkiraan hasil (produksi)

7.5       Pengertian investasi
Pengertian Investasi Adalah Menurut Para Ahli - Menurut Jack Clark Francis (Francis, Jack C., Investment: Analysis and Management, 5th edition, McGraw-Hill Inc., Singapore, 1991, Hal. 1), investasi adalah penanaman modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang. 
Definisi Investasi Adalah  Menurut para Ahli Frank Reilly (Reilly, Frank, & Brown, Keith C., Investment Analysis and Portfolio Management, 7th edition, Thomson South-Western Inc., US, 2003, Hal. 5)  mengatakan, investasi adalah komitmen satu dollar dalam satu periode tertentu, akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan datang dengan: (1) waktu dana tersebut akan digunakan, (2) tingkat inflasi yang terjadi, (3) ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang.
Berdasarkan definisi-definisi Investas di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu bentuk pengorbanan kekayaan di masa sekarang untuk mendapatkan keuntungan di masa depan dengan tingkat resiko tertentu.
Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut: (Bodie, Zvi, Alex Kane & Alan J. Marcus, Essentials of Investment, 2nd edition, Richard D. Irwin Inc, US, 1995, Hal. 3 )
1.         Investasi dalam bentuk aset riil (real assets) = Yaitu investasi dalam bentuk aktiva berwujud fisik, seperti emas, batu mulia dan sebagainya.
2.         Investasi dalam bentuk surat berharga/sekuritas (marketable securities financial assets) = Yaitu investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang pada dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang diawasi oleh suatu lembaga/perorangan tertentu.
Pemilikan aktiva finansial dalam rangka investasi pada sebuah institusi/perusahaan dapat dilakukan dengan dua cara:
1.            Investasi langsung (direct investing)
Diartikan sebagai suatu kepemilikan surat-surat berharga secara langsung dalam suatu institusi/perusahaan tertentu yang secara resmi telah di go public dengan tujuan mendapatkan tingkat keuntungan berupa deviden dan capital gain.

2.       Investasi tidak langsung (indirect investing)
Terjadi apabila suatu surat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara. Kepemilikan aset secara tidak langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan yang terdaftar, yang bertindak sebagai perantara.





















BAB VIII
ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN POLITIK


8.1       Aspek Ekonomi
Cukup banyak data makro ekonomi yang tersebar di berbagai media yang secara langsung maupun tidak langsung dapat di manfaatkan perusahaan. Data makroekonomi tersebut banyak yang dapat di jadikan sebagai indicator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting dalam rangka studi kelayakan bisnis ,misal nya:PDB, investasi, inflasi, kurs valuta asing, kredit perbankan, anggaran pemerintah, penganggaran pembangunan, perdagangan luar negeri, dan neraca pembayaran.
1.      Sisi Rencana Pembangunan Nasional
Analisis manfaat proyek di tinjau di sisi ini,di maksudkan agar proyek dapat:
a.  Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat; Kegiatan usaha yang dapat di kerjakan oleh tenaga kerja local tidak perlu di gantikan oleh tenaga kerja asing.
b. Menggunakan sumber daya local; Sumber daya lokalmisal nya bahan baku.komponen bahan baku produk local jika di manfatkan(dengan catatan kualiatascukup layak sesuai standart)untuk proses produksi .
c.  Menghasilkan dan menghemat devisa; penggunaan bahan baku yang di ambil dari produk local berarti mengurangi penggunaan bahan impor .
d. Menumbuhkan industry lain; dengan adanya proses bisnis yang baru ,di harapkan tumbuh industry lain baik yang sejenis atau industry pendukung lain nya .seperti industry bahan baku maupun industry sebagai dampak positif adanya kegiatan ekonomi di daerah tersebut.
e. Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negri sesuai dengan kemampuan; Sebagian sudah di jelaskan pada bagian c,di atas bawah produk yang di hasilkan atas usaha tersebut dapat memnuhi kebutuhan dalam negri sehingga jika mencukupi tidaklah perlu mengadakan impor yang sudah tentu akan menguras devisa.
f.   menambah pendapatan nasional; Sudah jelas bahwa dengan bertumbuh nya bisnis di dalam negeri misalnya:dengan diproduksi nya produk yang di konsumsi secara baik di dalam negri,maka impor atas produk Dan komponen imputnya berkurang atau bahkan di tiadakan sama sekali.
2.      Sisi Distribusi Nilai Tambah
Maksudnya adalah agar proyek yang akan di bangun memiliki nilai tambah,nilai tambah hendak nya dapat di hitung secara kuantitatif .dalam perhitungan tersebut,agar lebih mudah,dapat di asumsikan bahwa proyek dapat berproduksi dengan kapasitas normal.
3.      Sisi Nilai investasi pertenaga kerja.
Penilaian berikutnya adalah bahwa proyek mampu meningkatkan kesempatan kerja. Salah satu cara mengukur proyek padat modal atau padat karya adalah dengan berbagai investasi (modal tetap + modal kerja) dengan jumlah tenaga kerja yang terlibat sehingga di dapat nilai investasi per tenaga kerja.

4.      Hambatan di Bidang Ekonomi
Pelaksanaan pembangunan ekonomi terus di laksanakan dalam rangka menaikkan atau paling tidak mempertahankan pendapatan yang telah di capai .bagi Indonesia ,masih banyak tantangan dan hambatan yang di hadapi ,sehingga tidaklah mudah untuk melaksanakanpembangunan ekonomi ,yang juga berdampak padaaspek sosialdan politik,ada beberapa penghambat ,diantaranya:
a.   Iklim tropis; menyebabkan terjadinya lingkungan kerja yang panas dan lembab sehingga menurunkan usaha atau gairah kerja manusia ,banyak muncul penyakit ,serta membuat pertanian kurang menguntungkan.
b.   Produktivitas rendah; ini di sebabkan oleh kualitas manusia dan sumber alam yang relative kurang menguntungkan.
c.   Kapital sedikit; ini di sebabkan oleh rendah nya produktivitas tenaga kerja yang berakibat pada rendah nya pendapatan Negara ,sehingga tabungan sebagai sumber capital juga rendah .
d.   Nilai perdagangan luar negeri yang rendah; ini di sebabkan Negara miskin mengandalkan ekspor bahan mentah yang mempunyai elastisitas penawaran permintaan atas perubahan harga yang inelastis ,dalam jangka panjang mengakibatkan kerugian.
e.   Besarnya pengangguran; hal ini di sebabkan karena banyak nya tenaga kerja yang pindah dari desa ke kota ,dan kota tak mampu menampung tenaga mereka karena kurang nya factor produksi lain untuk mengimbangi nya sehingga terjadi nya pengangguran itu.
f.    Besar nya ketimpangan distribusi pendapatan; misalnya keuntungan lebih banyak di miliki oleh sebagian kecilgolongan tertentu saja.
g.   Tekanan penduduk yang berat; hal ini di sebabkan antara naik nya rata-rata umur manusia di barengi dengan masih besar nya persentase kenaikan jumlah penduduk yang makin lama makin membebani sumber daya lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.
h.   Penggunaan tanah yang produktivitasnya rendah; hal ini di sebabkan karena sector pertanian menjadi mata pencarian utama,di samping itu kualitas alat-alat produksi ,pupuk,teknik pengolahan juga masih relative rendah.
5.      Dukungan Pemerintah
Pemerintah mempunyai kepentingan agar perdagangan yang di lakukan oleh perusahaan-perusahaan di dalam negri akan menghasilkan devisa bagi Negara. Salah satu dukungan itu adalah proteksi perdagangan. Instrumen terjadinya kebijakan proteksi perdagangan banyak ragamnya,tetapi tujuannya satu yaitu menimbulkan distorsi pasar dalam artian mencegah adanya pasar persaingan bebas. Instrumen kebijakan proteksi perdagangan dapat di golongkan sebagai berikut:
a.   Kebijakan perdagangan luar negri terbagi 2 instrumen yaitu:
a)  Instrumen tarif,terdiri atas:pajak impor,pajak ekspor,dan subsidi ekspor
b)  Instrumen non-tarif ,terdiri atas dua batasan yaitu: pembatasan kualitatif dan pembatasan kuantitatif
b.   Kebijakan perdagangan dalam negeri,terbagi atas: Pajak penjualan, retribusi, dan kewajiban pembayaran lain nya. Pengaturan distribusi barang  Pengaturan (stabilisasi)harga
c.   Kebijakan produksi,terdiri atas: Subsidi/pajak langsung bagi produsen Perlindungan harga produksi dan saran produksi Pengaturan penggunaan sarana produksi

8.2     Aspek Sosial
            Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun demikian,perusahaan tidak dapat hidup sendirian ,perusahaan hidup bersama-sama dengan komponen lain, salah satu komponen lain yang di maksud adalah lembaga sosial sehingga dalam rangka keseimbangan tadi, hendaknya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial.
1.      Perusahaan sebagai lembaga social.
Sebuah perusahaan memiliki tugas melaksanakan bermacam-macam kegiatan dalam waktu bersamaan. Misalnya: manufaktur,bahan baku, mendistribusikan kepasar, dan lain-lain. Untuk merealisasikan kegiatan perusahaan tidaklah mudah ,di sana sering timbul ancaman-ancaman sekaligus peluang-peluang yang datang dari lingkungan,baik eksternal maupun internal.
2.      Perubahan kondisi social yang kompleks
Pemecatan karyawan karena berbagai alasan, seperti misalnya karena karyawan mabuk-mabukan atau perusahaan mengalami kemerosotan keuntungan, hal yang biasa pada masa lalu. Tindakan seperti ini akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang sosial yang kompleks dalam perusahaan. Disebabkan karena semakin membaik peraturan perundang-undangan pemerintah, meningkatnya kualitas SDM, dan lain-lain.
3.      Perubahan dalam masyarakat yang pluralistik
Masyarakat pluralistik adalah sebuah kehidupan berbagai kelompok yang mempengaruhi lingkungan perusahaan dalam mendapatkan harapan-harapan sosial, ekonomi dan politik. Masing-masing kelompok berusaha mengembangkan diri supaya fungsi sistem itu efektif. Berkaitan dengan yang di atas, hendaknya bisnis memiliki manfaat-manfaat sosial yang hendaknya diterima oleh masyarakat, seperti:
a.   Membuka lapangan kerja baru; Maksudnya di bukakan proyek bisnis akan menggairahkan masyarakat sekitar untuk turut serta membuka lapangan kerja baru
b.   Melaksanakan alih teknologi; Maksud nya dengan dilakukan nya alih tekhnologi ini kapada pekerja dengan berbagai cara pelatihan yang terprogram dengan baik maka di harapkan tidak meningkatkan “skil”pekerja tetapi juga sikap mental sebagai tenaga kerja yang andal semakin kokoh.
c.   Meningkatkan mutu hidup; Sudah tentu,adanya proyek bisnis turut serta mengurangi angka pengangguran.
d.   Pengaruh positif; Proyek bisnis hendak nya dapat berpengaruh positif pada masyarakat sekitar,tidak hanya berdampak pada meningkatnya atau semakin baik nya kondisi lingkungan fisisk,seperti jalan,jembatan,dan telepon tetapi juga kondisi lingkungan fisikis mereka.

8.3       Aspek Politik
Adanya isu, rumor, spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang diciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu produk, baik itu barang maupun jasa. Dalam menganalisis kelayakan bisnis hendaknya aspek politik perlu pula dikaji untuk untuk memperkirakan bahwa situasi politk saat bisnis di bangun dan di implementasikan tidak akan sangat mengganggu sehingga kajian menjadi layak, situasi politik dapat di ketahui melalui berita-berita dan media massa. Berita tersebut terbagi dua: good news dan bad news.
Di dalam bisnis good news di maknai dengan berita-berita yang dapat di terima pelaku pasar tentang berbagai factor atau kondisi suatu Negara yang berhubungan dengan dunia investasi,yang di nilai mendukung dan memiliki potensi mendatangkan keuntungan bagi dunia investasi.
Bad news, di sisi lain di maknai sebagai berita yang di terima pelaku pasar tentang berbagai factor atau kondisi suatu Negara yang berhubungan dengan dunia investasi yang di nilai tidak mendukung dan memiliki potensi mendatangkan kerugian bagi dunia investasi. Bad news di hindari pasar karena dampaknya merugikan dan mengancam dunia investasi. Prakteknya menyelewengkan dan menyalahgunakan kekuasaan yang di lakukan oleh oknum pemerintah dalam menjalankan tugas mereka dinilai pasar sebagai bad news karena mengancam keamanan modal dan usaha mereka, kekacauan politik juga dapat mendorong lahirnya kondisi politik juga dapat mendorong lahirnya kondisi social yang tidak aman.
adi, jelas bahwa aspek politik pemerintah secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh pada dunia bisnis.makin kacau politik suatu daerah atau Negara berdampak makin kacau pula dunia bisnis di daerah atau Negara tersebut, dan begitu pula sebaliknya

8.4       investasi dan Hambatan ekonomi Indonesia
Jakarta | Jurnal Nasional - MENGHADAPI krisis ekonomi dunia, Indonesia perlu membenahi iklim investasi terutama untuk mengatasi penurunan ekspor. Untuk itu, singkirkan seluruh hambatan investasi.
Wakil Presiden Boediono mengakui ada beberapa hambatan bisnis di Indonesia. Hambatan pertama menyangkut lemahnya ketertiban dan penegakan hukum. "Wilayah-wilayah yang rawan gangguan keamanan bisa dipastikan tidak akan ada investor yang masuk," kata Boediono dalam pembukaan Global Entreprcneurship Week di Jakarta. Senin (12/11).
Persoalan lainnya terkait infrastruktur yang belum memadai. Infrastruktur yang buruk memengaruhi biaya bisnis, sehingga biaya keseluruhan akan meningkat. Menurut Boediono, investasi di daerah akan masuk jika infrastruktur dasar telah memadai.
Kendala selanjutnya, Boediono, menjelaskan, soal banyaknya regulasi yang menghambat. Wapres menemukan banyak peraturan daerah yang justru menghambat pertumbuhan wirausaha di Indonesia.
Hambatan berikutnya, perbankan yang belum menjangkau sektor informal. Boediono meminta perbankan untuk menyediakan layanan finansial, baik untuk bisnis besar maupun kecil. Hambatan terakhir adalah ketersediaan tenaga kerja terlatih, yang menjadi keluhan industri menengah dan besar. Wapres meminta pembentukan forum swasta dan pemerintah untuk memecahkan berbagai masalah investasi tersebut.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Muhammad Chatib Basri mengatakan, investor menginginkan perbaikan iklim investasi terus-menerus. Chatib Basri mengajak semua pihak bekerja keras untuk mencapai target penyerapan investasi Rp390 triliun pada 2013.
Chatib Basri menyebut birokrasi yang tidak efisien menjadi keluhan investor. BKPM meminta dukungan pemerintah daerah (pemda) dalam mewujudkan kemudahan berinvestasi. "Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di daerah harus ada kompetisi agar pelayanan lebih baik," katanya pada acara penganugerahan penghargaan penyelenggaraan PTSP di Bidang Penanaman Modal di Jakarta, Senin (12/11).
Menteri Perindustrian MS Hidayat pun mengakui pengusaha mengeluhkan kurangnya infrastruktur. "Pemerintah menyadari itu dan sedang mulai mempercepatnya," katanya. Selain itu, isu kerusuhan buruh juga menjadi keluhan pengusaha.
Dari sisi investasi, sektor industri periode Januari-September 2012, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp38,11 triliun atau meningkat 40,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. "Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai US$8,59 miliar atau meningkat 65,85 persen," katanya.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengemukakan, tingginya investasi yang masuk belakangan terakhir ini ke Indonesia lebih dikarenakan adanya faktor krisis global. Para investor cenderung mencari aman dengan berinvestasi di negara-negara yang relatif baik pertumbuhan ekonominya.
"Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki sumber daya melimpah dan pertumbuhan ekonomi baik. Makanya jenis investasi langsung bisa naik 30 persen saat ini. Tetapi, mestinya angka itu bisa lebih tinggi kalau kendala investasi, seperti infrastruktur dan lainnya bisa ditangani dengan baik," kata Enny saat dihubungi Jurnal Nasional, di Jakarta, Senin, (12/11).














BAB IX
ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI


9.1       Persaingan Preusahaan Industri
Persaingan yang timbul diantara sesama perusahaan karena mereka saling berlomba untuk saling mengalahkan satu sama lain untuk menarik hati konsumen atau beberapa penjual yang saling bertentangan. Ada sejumlah kondisi umum yang tampaknya mempengaruhi tempo persaingan antar perusahaan dalam suatu industri tertentu yaitu Intensitas persaingan makin meningkat apabila:
1.         Jumlah pelaku bisnis bertambah banyak dan kemampuan maupun ukuran mereka relative seimbang.
2.            Permintaan menunjukkan tanda-tanda melambat.
3.         Adanya kondisi industri tertentu mendorong perusahaan untuk melakukan pemotongan harga atau taktik untuk mendongkrak volume penjualan.
4.            Biaya pindah ke merek lain tidak mahal.
5.         Satu atau dua pesaing berusaha melakukan gerakan strategis yang agresif untuk memperbaiki posisinya dengan memanfaatkan kelemahan pesaing lain.
6.         Biaya keluar dari pasar lebih besar daripada biaya bertahan dan tetap bersaing di arena tersebut.
7.            Situasi yang dihadapi agak sulit diramalkan.
Hampir seluruh industry akan dipengaruhi oleh arah dan perkembangan baru yang secara perlahan atau cepat akan menghasilkan berbagai perubahan cukup penting yang selalu mendapat respon yang memadai dari perusahaan di dalamnya. Seorang penyusun strategi, harus mampu memisahkan factor-faktor mana yang dominan dan yang sedikit mempengaruhi perubahan dan operasional suatu industri.
Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun peta persaingan suatu kelompok usaha strategis dan menentukan perusahaan mana yang termasuk didalamnya, yaitu:
1.         Identifikasi karakteristik persaingan yang dapat membedakan satu perusahaan dengan perusahaan yang lain.
2.         Plot perusahan-perusahaan tersebut atas dasar peta dua variable yang dipilih dengan menggunakan dua macam karakteristik yang berbeda.
3.         Tandai perusahan-perusahaan yang masuk dalam era dan kelompok yang menggunakan strategi yang sama.
4.         Buatlah lingkaran pada tiap-tiap kelompok strategis, luas lingkaran proporsional dengan ukuran pangsa pasar terhada total penjualan industry keseluruhan.
Cara cepat untuk memprediksi kemungkinan langkah-langkah yang akan dilakukan perusahaan pesasing dengan mempelajari dalam industri mana perusahaan berada, maka perusahaan harus mengelompokkan tujuan dan strategi perusahaan pesaing, sebagai berikut:


1.            Skope persaingan: local, regional, nasional, global.
2.         Maksud dan tujuan strategi: Pemimpin pasar, berada dalam 5 besar, menjaga posisi, sekedar hidup.
3.         Tujuan pangsa pasar: Ekspansi eksternal-akuisisi, ekspansi internal, pertahankan pasar, lepaskan pasar.
4.         Posisi/situasi persaingan: lebih kuat, bertahan, pindah posisi, menarik diri dll.
5.         Bagaimana strategi dijalankan: ofensif, defensif, kombinasi, agresif, konservatif-pengikut.
6.            Strategi bersaing: Biaya rendah, focus, diferensiasi, kombinasi.
Menentukan factor sukses secara akurat menempati prioritas yang tinggi bagi top manajemen karena organisasi harus dibangun atas dasar factor-faktor keberhasila tersebut. Key success factor merupakan variable-variabel lingkungan penting dalam industry atau bisnis tertentu, internal maupun eksternal, yang harus dipenuhi dan mendapat perhatian terus menerus oleh manajemen. Secara spesifik, factor-faktor key sukses dapat berasal dari beberapa sumber berikut:
1.         Karakteristik industri – Ada persyaratan umum tertentu untuk dapat meraih sukses pada masing-masing industri.
2.         Strategi persaingan – Pilihan strategi yang ditetapkan perusahaan akan menentukan factor-faktor kesuksesan yang harus terus menerus dimonitor dan mendapat perhatian yang serius.
3.         Persoalan spesifik – Setiap industry atau bidang usaha mempunyai persoalan-persoalan spesifik dengan pihak-pihak tertentu seperti terhadap konsumen, supplier, kreditur, atau pemegang saham.
Langkah terkahir analisis industry dan persaingan adalah mereview situasi industry secara keseluruhan dan mengambil kesimpulan mengenai prospek pertumbuhan industry tersebut (daya tarik), dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penilaian tentang daya tarik suatu industry tertentu bersifat relative dan bukan dalam arti absolute. Artinya bahwa sangat mungkin beberapa investor punya penilaian yang berbeda-beda tentang daya tarik suatu industry karena mereka punya sudut penilaian dan pertimbangan yang berbeda.

9.2       Ancaman Pendatang Baru Dan Produk Pengganti
Sebuah industri adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi produk-produk yang dapat saling menggantikan. Dalam lingkungan persaingan, perusahaan-perusahaan ini saling mempengaruhi. Biasanya, industri-industri mencakup kekayaan bauran dari strategi-strategi kompetitif yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan daya saing strategis dan laba di atas rata-rata.
Didalam teori persaingan kita mengenal ada suatu teori dari Michael Porter yg sangat terkenal pada saat menganalisis persaingan atau competition analysis. Teori tersebut sangat sangat terkenal dengan istilah Porter Five Forces Model.
            Intinya sebenarnya Porter menilai bahwa perusahaan secara nyata tidak hanya bersaing dengan perusahaan yang ada dalam industri saat ini…. Kita biasanya hanya menganalisis siapa pesaing langsung kita dan akhirnya kita terjebak dalam ”competitor oriented ” , sehingga tidak mempunyai visi pasar yang jelas. Dalam five forces model digambarkan bahwa kita juga bersaing dengan pesaing potensial kita, yaitu mereka yang akan masuk, para pemasok atau suplier,para pembeli atau konsumen, dan produsen produk-produk pengganti. Dengan demikian. kita harus mengetahui bahwa ada lima kekuatan yg menentukan karakteristik suatu industri yaitu intensitas persaingan antar pemain yg ada saat ini, ancaman masuk pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar pembeli, dan ancaman produk pengganti.
Michael Eugene Porter (lahir 1947) adalah pengajar di Sekolah Bisnis Universitas Harvard dengan keahlian utama di bidang manajemen strategis dan keunggulan kompetitif perusahaan. Ia telah menulis berbagai buku dan artikel tentang manajemen dan antara lain dikenal dengan teori analisis lima kekuatan Porter-nya (Porter five forces analysis).
Sebenarnya ada kekuatan lain yg sangat penting yaitu kekuatan regulatif yg dimiliki pemerintah. Kekuatan tersebut bukan menjadi kekuatan keenam tetapi sebagai kekuatan yg mempengaruhi kelima kekkuatan lainnya. Coba kita lihat satu demi satu kelima kekuatan tsb:
1.       Yang pertama, ancaman masuk dari pendatang baru, kekuatan ini biasanya dpengaruhi besar kecilnya hambatan masuk ke dalam industri. Hambatan masuk kedalam industri itu contohnya antara lain : besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan ,akses terhadap bahan mentah, akses terhadap saluran distribusi, ekuitas merek dan masih banyak lagi. Biasanya semakin tinggi hambatan masuk , semakin rendah ancaman yg masuk dari pendatang baru.
2.       Yang kedua adalah kekuatan tawar pemasok atau supplier. Biasanya sedikit jumlah pemasok, semakin penting produk yang dipasok, dan semakin kuat posisi tawarnya.
3.       Demikian juga dgn kekuatan ketiga yaitu kekuatan tawar pembeli ,dimana kita bisa melihat bahwa semakin besar pembelian, semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan membuat posisi pembeli semakin kuat.
4.       Kekuatan keempat adalah soal produk –produk substitusi, seberapa banyak produk substitusi di pasar??. Ketersedian produk substitusi yg banyak akan membatasi keleluasaan pemain dalam industri untuk menentukan harga jual produk.
5.       Kekuatan kelima atau yang terakhir yang biasanya menjadi fokus para pemasar adalah masalah intensitas rivalitas antar pemain dalam industri. Biasanya intensitas persaingan itu dipengaruhi banyak faktor, misalnya struktur biaya produk. Misalnya kalau semakin besar porsi biaya tetap dlm struktur biaya , maka semakin tinggi intensitas persaingan. Mengapa?? Karena setiap penjual memiliki tingkat break even point yang tinggi sehingga biasanya.. harus menjual produk dalam jumlah yang besar, dan bila perlu dilakukan banting harga agar bisa mencapai tingkat break even tersebut.

9.3      kekuatan tawar menawar pembeli dan pemasok
1.            Kekuatan tawar – menawar pembeli
Jumlah konsumen beberapa perusahaan dari tahun ke tahun selalu meningkatkan penjualan hal ini hampir 75 persen orang di seluruh dunia memakai.  Misalnya pada perusahaan telekomunikasi orang indonesia pada umumnya tidak memiliki daya tawar cukup kuat terhadap telekomunikasi, karena tidak memiliki pilihan sarana telekomunikasi yang hanya terbatas dalam pilihan tertentu dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas jasanya. Sehingga melihat hal tersebut potensi pasar telekomunikasi cukup besar dari tahun ke tahun, apalagi indonesia merupakan negara berkembang yang masih sangat  banyak yang harus digarap
2.            Kekuatan tawar – menawar pemasok
Perusahaan telekomunikasi Indonesia sudah memakai kabel serat optik baik yang ada di darat maupaun yang ada di laut sehingga jaringan kabel lama ( tembaga ) sudah tidak memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi. Namun kebutuhan kabel serat optik ini sebagian besar masih diimpor dari luar negeri sehingga apabila nilai tukar mata uang dalam negeri melemah hal ini yang menjadi bumerang. Kondisi daya tawar perusahaan telekomunikasi indonesia tidak terlalu lemah karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan.

9.4      Pengaruh Kekuatan stakeholder
Pengaruh kekuatan stakeholder ditambahkan oleh freeman yang dilakukan wheelen adalah kekuatan diluar perusahaan yang mempunyai perusahaan secara langsung kepada perusahan. Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain dan pemegang saham. Pengaruh dari masing-masing stakeholder bervariasi antara satu industry dengan industry lainnya.


BAB X
ANTISIPASI RESIKO


10.1     Resiko Pada Aspek Sumber Daya Manusia
Risiko sumber daya manusia menurut artikel yang dikemukakan oleh Tanjung (2005) bahwa dalam suatu kegiatan usaha apabila ada risiko sumber daya manusia yang dihadapi maka dapat diwaspadai oleh perusahaan tersebut dengan pengendalian unit sumber daya manusia tersebut menurut aturan dan fungsinya serta kaitannya dengan risiko-risiko atau pelanggaran tersebut yang diberikan sehingga terjadi pemberian  sanksi oleh pihak perusahaan bagi pelanggar.
Risiko ketenagakerjaan manajer Hitt, et all (1996:289) ialah risiko kehilangan pekerjaan, kehilangan kompensasi atau hilangnya reputasi managerial. Menurut Siagian (2001:25) imbalan non finansial bagi karyawan adalah untuk memuaskan kebutuhan psikologis dan status para karyawan. Termasuk dalam kategori ini antara lain adalah kendaraan dinas pribadi, pengemudi, tempat parkir khusus dipelataran parkir, makan siang atas biaya perusahaan dan sekretaris pribadi.
Risiko sumber daya manusia yang terjadi dalam usaha tersebut adalah bagaimana potensi yang dimiliki oleh orang-orang yang ada sehingga usaha yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. Potensi-potensi tersebut menurut Sumarjino (2004:84) adalah skill, pendidikan, kemauan serta kemampuan dalam pengembangan kegiatan. Kita ketahui apabila sesorang mempunyai ilmu tentang usaha yang dijalankan namun tidak memiliki kemauan mengembangkan usaha maka pada akhirnya hanya kerugian yang didapat nantinya namun apabila semua potensi yang ada dapat dikembangkan dan dijalankan maka niscaya usaha akan berjalan dengan baik.
Menurut Umar (1998:78) ”Beberapa perusahaan sangat bergantung kepada pegawai utama atau para pekerja senior serta anggota direksi. Jika para pekerja inti/senior ini pindah ke perusahaan pesaing maka jelas perusahaan berada dalam suatu risiko besar, seperti pemberian informasi, pencurian rencana-rencana strategis perusahaan dan membujuk konsumen untuk pindah kepada perusahaan pesaing”. Masalah kesejahteraan sering kali menyebabkan krisis, masalah tersebut seperti amarah karyawan karena pemutusan hubungan kerja yang tidak adil, serta dari segi lain masalah stres dan kesehatan yang buruk yang kurang diperhatikan. Adapun masalah sumber daya manusia bagi perusahaan adalah pencarian tenaga kerja yang efektif dengan pendidikan yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang ditawarkan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa risiko sumber daya manusia adalah permasalahan yang ditimbulkan oleh tenaga kerja sehingga berdampak negatif  bagi perusaha

10.2     Resiko pada Aspek Keuangan
Resiko aspek keuangan pada hakekatnya merupakan faktor pelengkap dalam kegiatan wirausaha, sedangkan salah satu kunci keberhasilan usaha bukan terletak pada banyaknya modal, tetapi jumlah modal yang tepat dan penggunaan yang tepat. Oleh sebab itu jumlah modal yang dibutuhkan harus sesuai dengan:
1.            Tingkat keuntungan yang diperoleh
2.            Kemampuan mengembalikan pokok utang dan bunga
3.            Potensi pasar dan konsumen
4.            Selaras dengan penggunaan uang (modal) itu sendiri
Untuk meminimalisir terjadinya resiko keuangan dalam perusahaan, bisa melakukan hal sbb:
1.         Pembukuan yang teratur
2.         Pengelolaan keuangan yang baik
3.         Mengikuti asuransi / jaminan usaha lainnya
Hal-hal yang dilakukan dalam analisis keuangan meliputi:
1.         Melakukan Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis)
2.         Menghitung Biaya Modal Investasi dan Modal Kerja
3.         Menghitung Biaya Operasi
4.         Menghitung Proyeksi Pendapatan
5.         Membuat Modal Aliran Dana (Cash Flow Modal)
6.         Menentukan Kriteria Keekonomian suatu proyek
7.         Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value = NPV)
8.         Laju Pengembalian Internal (Internal Rate of Return/IRR)
9.         Periode Pengembalian (Payback Period)
Adapun resiko-resiko usaha dalam aspek keuangan, yaitu:
1.         Adanya biaya produksi yang berlebihan
2.         Adanya biaya perusahaan yang berlebihan
3.         Adanya utang perusahaan yang besar
4.         Adanya suku bunga valuta asing dan resiko komoditas
Peminjaman keuangan yang berlebihan akan beresiko, akan berakibat sebagai berikut:
1.            Kemungkinan perusahaan dapat dilikuidasi (tidak mendapat pinjaman dari bank lagi)
2.            Kehilangan kepercayaan dari pihak bank / pemegang saham
3.            Ketidak pastian manajemen usaha exp. Kegagalan merespon harga pasar
4.            Terburu-buru melaksanakan manajemen usaha exp. Investasi yang berlebihan untuk membangun pabrik baru, investasi pada saat yang tidak tepat
5.            Kenaikan nilai bunga pinjaman, exp. Nilai utang yang harus dibayar lebih tinggi, kebutuhan modal lebih besar.

10.3     Resiko Pada Aspek Pemasaran
Masalah-masalah di bidang pemasaran dapat mengakibatkan turunnya penjualan serta rusaknya citra perusahaan. Sales yang menurun, market share yang menegcil, kurangnya distribusi barang merupakan sebagian dari tanda-tanda kegagalan pemasaran. Kegagalan pemasaran tidak lepas dari banyak permasalah yang ada. Berikut ini ada 10 macam pokok permasalah, yaitu:
1.            Kebijakan pemerintah
2.            Perubahan permintaan di pasar
3.            Perang harga
4.            Pemalsuan
5.            Performance produk yang rendah
6.            Promosi yang kurang baik
7.            Kesalahan dalam merek
8.            Kegagalan dalam mengembangkan produk baru
9.            Masalah distribusi

10.4     Resiko Pada Aspek Produksi/ Operasi
proses produksi/operasi produk barang dan jasa cukup banyak risiko yang perlu diantisipasi. Risiko-risiko tersebut antara lain adalah mengenai:
1.         Masalah pemasok. Risiko terjadi apabila perusahaan menggunakan pemasok yang ternyata tidak memenuhi komitmen yang sudah mereka buat, misalnya komponen-komponen yang dibutuhkan ternyata terlambat dikirim ataupun rusak.
2.         Kerusakan kualitas. Risiko karena penarikan kembali barang-barang yang ditawarkan di pasar yang disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena kualitas dan kuantitas barang yang tidak sesuai, misalnya ada barang yang hilang dan mutu produk yang rendah. Kedua, karena barang yang ditawarkan di pasar adalah produk-produk yang tidak aman dikonsumsi.
3.         Berkurangnya daya saing. Risiko karena berkurangnya daya saing produk dengan produk sejenis di pasar, misalnya karena desain yang dibuat dengan teknologi yang sudah tertinggal.

10.5     Resiko Pada Aspek Sistem Informasi
Beberapa hal yang berkaitan dengan penggunaan adalah:
1.            Berapa nilai data di dalam komputer
Data dapat hilang sebagai akibat dari kesalahan operator, virus, kerusakan hardware atau software, daya listrik, maupun akibat vandalisme. Ini semua sudah tentu merugikan perusahaan. Perusahaan harus menaksir nilai data komputernya dan dampak apa yang akan ada pada bisnis jika komputer yang ada ternyata tidak dapat digunakan. Perusahaan harus menyadari bagaiman kini perusahaan sangat tergantung pada komputer mereka sehingga perlu diambil tindakan untuk melindunginya dengan pengendalian yang baik.
2.            Resiko komputerisasi
Berikut ini adalah lima risiko utama pada komputer yang data menyebabkan banyak masalah, yaitu:
a.   Pencurian komputer.
b.   Pemakaian yang tidak diizinkan mengakses komputer
c.   Penggunaan disket yang tidak diperiksa
d.   Kerusakan perangkat keras atau perangkat lunak
e.   Kesalahan pemakai
3.   Minimalisasi risiko komputerisasi
Resiko pemakaian komputerisasi hendaknya diperkecil. Hal-hal ini dapat ditinjau dari aspek hardware, software dan brainware. Perusahaan hendaknya memiliki ansuransi di mana biayanya dimasukkan sebagai bagian dari biaya-biaya sistem IT-nya. Mereka juga perlu mengembangkan keahlian para karyawannya dalam manajemen data atau kemampuan untuk membenahi data yang rusak/hilang serta melatih karyawan untuk menghindari masalah. Secara sederhana para karyawan diajari bagaimana mengcopy file, cara keluar dari program dengan melakukan prosedurnya dan diberitahu risiko jika meninggalkan komputer pada saat mereka bekerja, dan lain-lain. Perusahaan seharusnya mempunyai copy data yang dilakukan secara rutin dan otomatis. Seluruh file harus dicopy secara otomatis, buat salinannya pada tiap akhir jam kerja pada media yang terpisah, sehingga kerusakan dari harddrive atau main frame tidak akan mempengaruhi data.
4.            Menetapkan kebijakan
Hendaknya manajemen perusahaan mempunyai kebijakan yang jelas terhadap sistem komputerisasi mereka. Kebijakan tersebut mencakup:
a.   Garis tanggung jawab terhadap sistem IT
b.   Penjagaan data dan sistem back up
c.   Penggunaan disket yang benar dan
d.   Akses terhadap data
Kebijakan ini harus didukung oleh prosedur tertulis, terutama yahg perlu lebih spesifik adalah dalam hal proteksi data. Untuk memastikan bahwa prosedur-prosedurnya dilaksanakan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur.






DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji., 2004, Manajemen Bisnis, Edisi ke 3, Rineka Cipta, Jakarta

Darmawi, Herman, 1990, Manajemen Risiko, Rajawali Pers, Jakarta.

Djarwanto, 1996, Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian, edisi pertama, Liberti, Yogyakarta.

Rahmad, R, 2004, Manajemen Pemasaran, Edisi ke 2 Rineka Cipta, Jakarta.

Roger, 2003, The Essence of Service Marketing, Prenice Hall International, Ltd, Englewood Cliffs, New Jersey

Sadikin, 2002. Pengantar Bisnis, Edisi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Siagian, P. Sondang, 2001, Kiat Meningkatkan Produktifitas Kerja, Liberty, Yogyakarta.

Sumarjino, 2004, Pengantar Bisnis, Edisi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Umar, Faisal, 2002, Analisis Manajemen Risiko, Muda Karya, Jakarta.

Husein, Umar. (2007). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Husnan, Suad dan Suwarsono. (1994). Studi Kelayakan Proyek, Edisi 3. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Sutojo, Siswanto. (1993). Studi Kelayakan Proyek: Teori dan Praktek, Seri Manajemen No. 66, Jakarta: PPM.

Poerwadarminta. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.

The Liang Gie. 1987. Ensiklopedia Administrasi. Ghalia
Indonesia : Jakarta.

 Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan Manajemen. SIUP : Jakarta.

Riyanto, J. 1986. Produktivitas dan Tenaga Kerja.SIUP : Jakarta.

Hitt, Ireland, Hoskisson, 1996, Manajemen Strategi, The Press New York

1 komentar:

  1. Videoslots.net (v3.0.0) - Videoslots.net - Videodl.cc
    Video Slots.net (v3.0.0) (v3.0.0). Home · youtube mp3 Videoslots.net (v3.0.0) (v3.0.0). (v3.0.0.0). (v3.0.0.0.0.0).

    BalasHapus