TUGAS AKHIR
SILABUS STUDI KELAYAKAN BISNIS
oleh :
JANUARI CHRISTI
BAMBANG RAHINO
F A R I D
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERDEKA SURABAYA
2013
SILABUS STUDI
KELAYAKAN BISNIS
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERDEKA SURABAYA
PERTEMUAN
|
POKOK BAHASAN
|
SUB POKOK BAHASAN
|
1
|
·
PENDAHULUAN
|
·
LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN
·
MANFAAT BISNIS
·
TUJUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS
·
ASPEK-ASPEK PENILAIAN BISNIS
·
TAHAP-TAHAP DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS
·
HASIL DAN ETIKA STUDI KELAYAKAN BISNIS
|
2
|
·
ASPEK PASAR
|
·
PENGERTIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN
·
BENTUK PASAR
·
PROYEKSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN PRODUK
|
3
|
·
ASPEK PEMASARAN
|
·
KONSEP PEMASARAN
·
MANAJEMEN PEMASARAN
·
PERILAKU KONSUMEN
|
4,5
|
·
ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
|
·
MASALAH MANAJEMEN OPERASIONAL PROSES PRODUKSI DAN
OPERASI
·
PEMILIHAN STRATEGI DAN PERENCANAAN PRODUK
·
RENCANA KUALITAS DAN KAPASITAS PRODUKSI
·
PERENCANAAN LETAK PABRIK DAN TATA LETAK
( LAYOUT )
·
PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI
·
MANAJEMEN PERSEDIAAN
·
PENGAWASAN KUALITAS PRODUK
|
6,7
|
·
ASPEK MANAJEMEN
|
·
PERENCANAAN BISNIS
·
PENGORGANISASIAN ( ORGANIZING )
·
PENGGERAKAN ( ACTUATING )
·
PENGENDALIAN ( CONTROLLING )
·
PEMBANGUNAN PROYEK BISNIS
|
UJIAN
|
TENGAH
|
SEMESTER
|
9
|
·
ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA( SDM )
|
·
PERENCANAAN SDM
·
ANALISIS PEKERJAAN
·
REKRUTMEN,SELEKSI DAN ORIENTASI
·
PRODUKTIVITAS
·
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
·
PRESTASI KERJA DAN KOMPENSASI
·
PERENCANAAN KARIR
|
10,11
|
·
ASPEK FINANSIAL
|
·
ALIRAN KAS ( CASH FLOW )
·
BIAYA MODAL ( COST OF CAPITAL )
·
INITIAL DAN OPERATIONAL CASH FLOW
·
ANALISIS KEPEKAAN ( SENSITIVITY ANALYSIS )
·
PENGERTIAN INVESTASI
|
12
|
·
ASPEK EKONOMI,SOSIAL DAN POLITIK
|
·
ASPEK EKONOMI
·
ASPEK SOSIAL
·
ASPEK POLITIK
·
INVESTASI DAN HAMBATAN DI BIDANG EKONOMI INDONESIA
|
13
|
·
ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI
|
·
PERSAINGAN PERUSAHAAN DALAM INDUSTRI
·
ANCAMAN PENDATANG BARU DAN PRODUK PENGGANTI
·
KEKUATAN TAWAR MENAWAR PEMBELI DAN PEMASOK
·
PENGARUH KEKUATAN STAKEHOLDER
|
14,15
|
·
ANTISIPASI RESIKO
|
·
RESIKO PADA ASPEK SDM
·
RESIKO PADA ASPEK KEUANGAN
·
RESIKO PADA ASPEK PEMASARAN
·
RESIKO PADA ASPEK PRODUKSI/OPERASI
·
RESIKO PADA ASPEK SISTEM INFORMASI
|
UJIAN
|
AKHIR
|
SEMESTER
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah
satu tujuan perusahaan didirikan adalah mencari keuntungan (profit), dalam arti
seluruh aktivitas perusahaan hanya ditujukan untuk mencari keuntungan semata.
Tujuan lainnya adalah bersifat social, artinyajenis usaha ini sengaja didirikan
untuk membatu masyarakat dalam penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang
dibutuhkan, seperti pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, dan usaha social
lain. Dismping itu ada perusahaan yang didirikan dengan tujuan keduanya,
artinya disamping ingin memperoleh keuntungan namun juga melayani masyarakat,
sehingga mmpu membiayai usahanya sendiri, tidak hanya tergantung pada donator.
Agar
tercapai tujuan perusahaan ( baik profit, nonprofit, maupun keduanya ), maka
hendaknya bila ingin melakukan investasi sebaiknya didahului dengan suatu
studi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi yang ditanamkan layak
atau tidak untuk dijalankan( dalam arti tujuan perusahaan ) atau dengan kata
lain jika usaha/proyek tersebut dijalankan akan memberikan suatu menfaat atau
tidak. Studi tersebut dinamakan Studi Kelayakan Bisnis.
Hambatan
dan resiko selalu menyertai suatu investasi, salah satu tujuan dari Studi
Kelayakan Bisnis adalah untuk mencari jalan keluar agar dapat meminimalkan
hambatan dan resiko yangmungkin timbul dimasa yang akan datang.
1.2 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Sebelum
kita membahas apa itu Studi Kelayakan Bisnis, terlebih dahulu kita mengetahui
apa itu investasi. Menurut William investasi adalah mengorbankan dollar
sekarang untuk dollar di masa yang akan datang. Ada 2 atribut penting dalam
investasi, yaitu adanya resiko dan tenggang waktu. Investasi dibagi menjadi 2
macam, yaitu :
1.
Investasi
nyata ( real investment )
Investasi nyata adalah investasi yang diwujudkan dalam
harta tetap ( fixed asset ) seperti tanah, bangunan, peralatan, mesin-mesin.
2.
Investasi
financial ( financial investment )
Investasi financial adalah investasi dalam kontrak kerja,
pembelian saham, obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat
deposito.
Bisnis
adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan utnuk memperoleh keuntungan sesuai
dengan tujuan dan target yang diinginkan dalam berbagai bidang, baik jumlah
mapun waktunya.
Pengertian
Studi Kelayakan Bisinis (SKB) adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Mempelajari
secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-sunggah data dan informasi yang
ada, kemudian diukur, dihitung, dan dianalisis hasil penelitian terebut dengan
menggunakan metode-metode tertentu. Kelayakan artinya penelitian yang dilakukan
secara mendalam tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang
dijalankan memberikan mnfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan. Sedangkn pengertian bisnis adalah usaha yang dijalankan yang
tujuan utamany untuk memperoleh keuntungan.
Untuk
menentukan layak atau tidaknya suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek.
Setiap aspek yang bisa dikatakan layak harus memiliki standar nilai tertentu,
namun keputusan penilaian tak hanya dilakukan pada salah satu aspek saja.
Penilaian untuk mnentukan kelayakan harus didasarkan pada seluruh aspek yang
akan dinilai nantinya.
1.3 Manfaat Bisnis
Ada 3 manfaat bisnis, yaitu:
1.
Manfaat finansial
artinya, bisnis tersebut dirasa
sangat menguntungkan bagi pelaku bisnis sendiri apabila bisnis tersebut
dibandingkan dengan resiko yang akan ditanggung
2. Manfaat ekonomi finansial
artinya, bisnis tersebut jika dijalankan mampu
menunjukkan manfaat makro bagi negara. Hal ini bisa ditunjukkan dengan semakin
banyak tenaga kerja yang terserap, GNP meningkat dll
3.
Manfaat sosial
artinya masyarakat sekitar lokasi
tersebut merasa memperoleh manfaat atas bisnis yang dilakukan.
1.4 Tujuan Studi
Kelayakan Bisnis
Sebelumnya
sudah dibahas, mengapa perlu diadakan studi kelayakan sebelum proyek dijalankan. Intinya agar proyek yang dijalankan
akan memberikan keuntungan dan manfaat, sehingga sumber daya yang sudah
dikerahkan tidak akan sia-sia. Paling tidak ada 5 tujuan mengapa melakukan
studi kelayakan sebelum memulai usaha, yaitu :
1.
Menghindari
kerugian
Masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian.
Kondisi ini ada yang dapat diramalkan dan ada yang tidak dapat diramalkan.
Fungsi studi ini adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan,
baik resiko yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa dikendalikan.
2.
Memudahkan
perencanaan
Jika sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa
yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan
hal-hal apa saja yang perlu direncanakan.
3.
Memudahkan
pelaksanaan pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan
sangat mempermudah pelaksanaan bisnis. Para pelasana akn memiliki pedoman yang
harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha data dilakukan dengan lebih
sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah
disusun.
4.
Memudahkan
pengawasan
Dengan dilaksanakannya proyek secara tersusun baik, maka
akan mempermudah perusahaan dalam melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha.
Pengawasan perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang sudah
disusun.
5.
Memudahkan
pengandalian
Jika dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan dengan
pengawasan, maka apabila terjadi suatu penyimpangan kan mudah terdeteksi,
sehingga bisa dilakukan pengendaliaan atas penyimpangan tersebut.
1.5
Aspek-Aspek
Penilaian Bisnis
Dalam
pembuatan dan penilaian studi kelayakan bisnis, hendaknya dilakukan secara
benar dengan melewati tahap-tahap yang sudah ditentukan. Sehingga kelayakan
usaha semakin akurat. Ada beberapa aspek yang menentukan dalam studi kelayakan bisnis.
Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. Artinya
apabila jika salah satu aspek tidak dipenuhi, maka diperlkan suatu perbaikan
atau tambahan jika diperlukan. Aspek-aspek tersebut adalah :
1.
Aspek
Hukum
Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah
kelengkapan dan keabsahan dokume perusahaan, mulai dari bentuk badan usaha
sampai izin-izin yang dimiliki.
2.
Aspek
pasar dan pemasaran
Untuk menilai apakah perusahaan yang akan melakukan
investasi ditinjau dari segi pasar dan pemasaran memiliki peluang pasar yang
diinginkan atau tidak.atau dengan kata lain berapa besar potensi pasar yang ada
untuk produk yang ditawarkan dan berapa besar market sharenya. Bagaimana
strategi pemasaran yang akan dijalankan.
3.
Aspek
keuangan
Penelitian dalam aspek ini dilakukan untuk menilai
biaya-biaya apa saja yang akan dikeluarkan dan berapa banyak, kemudian diteliti
juga barapa besar pendapatan yang akan diterima dari bisnis tersebut, berapa
lama investasi akan kembali, serta dari mana sumber dana berasal.
4.
Aspek
teknis/operasi
Dalam aspek ini akan diteliti adalah mengenai lokasi
usaha, baik kantor usat, cabang, pabrik atau gudang. Kemudian penentuan lay out
ruangan sampai pada usaha perluasan selanjutnya.
5.
Aspek
manajemen/organisasi
Yang dinilai dari aspek ini adalah para pengelola usaha
dan struktur organisasi yang ada. Proyek yang dihajalankan akan berhasil bila
dijalankan oleh orang yang professional, mulai dari direncanakan sampai
pengendalian bila ada penyimpangan. Demikian dengan struktur organisasi yang
dipilih harus sesuai dengan bentuk dan tujuan perusahaan.
6.
Aspek
ekonomi sosial
Penelitian dalam aspek ini adalah untuk melihat seberapa
besar pengaruh yang ditimbulkan dari proyek tersebut bila dijalankan, dampak
ekonomi secara luas, serta dampak social yang mungkin ditimbulkan.
7.
Aspek
dampak Lingkungan
Merupakan analisis yang paling dibutuhkan pada saat ini,
karena setiap proyek yang dilakukan akan sangat besar dampaknya terhadap
lingkungan disekitarnya.
1.6 Tahap-Tahap
Studi Kelayakan Bisnis
Agar
tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, maka, sebelum studi dijalankan ada
beberapa persiapan. Tahapan-tahapan studi kelayakan dilakukan untuk mempermudah
pelaksanaan studi kelayakan dan mempermudah penilaian. Adapun tahapan-tahapan
tersebut sebagai berikut :
1.
Pengumpulan
data dan informasi
Pengumpulan data dapat diperoleh dari bebagai sumber yang
dapat dipercaya seperti BPS, BKPM, Bapepam, BI. Sedangkan metode pengumpulan
data bisa berupa data primer dan data sekunder.
2.
Melakukan
pengolahan data
Setelah data dan informasi terkumpul maka langkah
selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan informasi tersebut. Pengolahan
ini sebaiknya dilakukan secara teliti untuk masing-masing aspek yang ada untuk
memastikan keakuratannya.
3.
Analisis
data
Langkah selanjutnya adalah melakuka analisis data dalam
rangka menentukan kriteria kelayakan dari seluruh aspek.
4.
Mengambil
keputusan
Apabila telah diukur dengan criteria tertentu dan tlah
diperoleh hasil pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan
terhadap hasil tersebut.
5.
Memberikan
rekomendasi
Langkah terakhir adalah memberikan rekomendasi kepada
pihak-pihak tertentu terhadap laporan studi yang telah disusun. Dalam
memberikan rekomendasi diberikan juga saran-saran serta perbaikan yang perlu,
jika memang masih dibutuhkan.
1.6
Hasil dan
Etika Studi kelayakan Bisnis
1.
Hasil
studi kelayakan bisnis
berupa dokumentasi lengkap dalam bentuk tertulis yang
diperlihatkan bagaimana rencana bisnis memiliki nilai-nilai positif bagi
aspek-aspek yang diteliti, sehingga akan dinyatakan sebagai proyek bisnis yang
layak.
2.
Etika
dalam Studi Kelayakan Bisnis
Aspek moral dan etika dalam bisnis, khususnya dalam studi
kelayakan bisnis (SKB) menjadi hal yang penting. Perilaku etis mengacu pada
norma-norma atau standar-standar moral pribadi dalam hubungannya dengan orang
lain agar dapat terjamin tidak seorangpun yang akan dirugikan.
Etika peneliti pada responden Dalam pengumpulan data dari para responden, perlu diingat hak atas kebebasan pribadi sehingga responden tidak akan dirugikan baik secara fisik maupun mental.
Etika peneliti pada responden Dalam pengumpulan data dari para responden, perlu diingat hak atas kebebasan pribadi sehingga responden tidak akan dirugikan baik secara fisik maupun mental.
a.
Etika
peneliti pada klien
Dalam suatu studi kelayakan bisnis
pertimbangan-pertimabangan etis terhadap klien perlu diperhatikan. Karena klien
mempunyai hak atas penelitian yang dilakukan secara etis.
b.
Etika
peneliti pada asisten
Peneliti biasanya asisten peneliti, tidak etis jika
menugaskan seorang asisten melakukan suatu wawancara yang bisa membahayakan.
c.
Etika
klien
Sering terjadi peneliti kelayakan bisnis diminta oleh
kliennya untuk mengubah data, mengartikan data dari segi yang menguntungkan
atau menghilangkan bagian-bagian dari hasil analisis yang dianggap merugikan,
kalau peneliti menuruti keinginan tersebut bisa jadi profesi peneliti akan
hancur.
BAB II
ASPEK
PASAR
2.1
Pengertian
Permintaan Dan Penawaran
Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang
saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan
kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan,
penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.
A.
Permintaan
Permintaan adalah sejumlah barang yang akan dibeli atau yang diminta pada
tingkat harga tertentu dalam waktu tertentu. Masyarakat selaku konsumen harus
membeli barang atau jasa keperluannya di pasar. Keadaan ini mengandaikan bahwa
barang atau jasa itu memiliki tingkat harga tertentu. Adanya berbagai macam
harga di pasar selanjutnya mengandaikan adanya kondisi yang mempengaruhi.
Adapun unsure-unsur yang terdapat pada permintaan yakni barang atau jasa, harga
dan kondisi yang mempengaruhi. Jadi permintaan adalah jumlah barang atau jasa
yang dibeli dalam berbagai situasi dan tingkat harga.
1.
Kurva Permintaan
Permintaan di tempatkan sebagai fungsi yang
dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor yang di maksid adalah harga, barang,
atau jasa, selera dan pendapatan. Keterkaitan antara permintaan dan
faktor-faktor tersebut menghasilkan rumus sbb :
X= f (Hb1, Hb2, S, P)
Dimana :
H = harga S = selera
B = barang atau jasa P = Pendapatan
Dalam kaitannya dengan factor ekonomi pada masalah
permintaan ini berlaku ceteris paribus. Dalam kondisi seperti ini harga
merupakan factor dominant dalam permintaan, sementara factor yang lain dianggap
tidak berubah.
a. Pada harga yang tinggi , banyak
pembeli yang tidak mampu membeli atau mungkin cenderung mencari barang
substitusi dengan harga terjangkau. Sedangkan pada harga rendah, pembeli yang
tadinya kurang mammpu menjadi mampu untuk membeli
b. Bagi pembeli perorangan, kenaikan
harga akan memperkecil daya beli pembeli atau akan mengurangi anggaran untuk
alat pemuas kebutuhan yang lainnya (dengan catatan pendapatan tetap)
c. Adanya harga barang substitusi
yang harganya jauh lebih rendah akan lebih menarik apabila harga suatu barang
atau jasa semakin tinggi. Akibatnya pembeli akan beralih dari barang atau jasa
yang telah biasa di konsumsi ke barang atau jasa substitusi. Bentuk
kurva seperti ini menunjukan bahwa semakin rendah harga barang di pasar barang
yang dapat dibeli oleh masyarakat semakin banyak Kurva Permintaan adalah kurva
yang menunjukkan hubungan berbagai jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh
konsumen pada berbagai tingkat harga. Kurva ini akan menghubungkan titik-titik
koordinat pada sumbu harga (sumbu Y) dengan sumbu jumlah barang (sumbu X).
Contoh: Seorang ibu yang hendak membeli telur ayam berdasarkan tingkat
harga yang ada, ini dapat terilustrasikan dalam tabel dan grafik.
Kurva permintaan akan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah, maksudnya
apabila harga mengalami penurunan, maka jumlah barang dan jasa yang diminta
akan mengalami kenaikan. Dari contoh di atas dapat dilihat, bila si ibu membeli
telur dari 3kg menjadi 4kg karena harganya turun menjadi Rp. 8.850, maka kita
tidak menyebutnya sebagai kenaikan permintaan tetapi kenaikan jumlah barang
yang diminta, karena kenaikan masih berada pada pada satu kurva permintaan yang
sama.
2.
Hukum Permintaan
Hukum ekonomi berlaku ceteris paribus (diluar obyek
yang diselidiki, keadaannya tetap tidak berubah). Singkatnya hukum permintaan
adalah : Permintaan akan bertambah apabila harga turun dan akan berkurang apa
bila harga naik.
Hukum permintaan tersebut dilatari oleh kenyataan
bahwa orang harus memenuhi kebutuhannya sebatas anggaran atau pendapatan
tertentu. Muncul masalah disini mengapa manusia harus memenuhi berbagai
kebutuhan, sementara anggaran yang dimilikinya terbatas? Alasannya, setiap
benda pemenuhan kebutuhan mempunyai kegunaan (utilitas)nya masing-masing sehingga
orang akan berupaya memenuhi kebutuhan dengan menyamakan pertambahan kegunaan
(utilitas marginal) benda pemuas kebutuhan yang dikonsumsinya.
Hukum permintaan berbunyi: apabila harga naik maka
jumlah barang yang diminta akan mengalami penurunan, dan apabila harga turun
maka jumlah barang yang diminta akan mengalami kenaikan. Dalam hukum permintaan
jumlah barang yang diminta akan berbanding terbalik dengan tingkat harga
barang. Kenaikan harga barang akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang
diminta, hal ini dikarenakan: naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli
konsumen dan akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan naiknya harga barang
akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah.
3.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)
a. konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi
beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
b. Ketersediaan dan harga barang
sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan
margarin akan turun permintaannya.
c. Pendapatan/penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang
yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan
mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
d. Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau
membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
e. Banyaknya/intensitas kebutuhan
konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung
akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri,
cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi
dibandingkan bulan lainnya
B. PENAWARAN
Penawaran adalah sejumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu dan waktu
tertentu. Dalam rangka menjawab kebutuhan konsumen, pihak produsen menyediakan
berbagai barang dan jasa. Barang dan jasa hasil produksi ini kemudian dijual
kepada konsumen di pasar menurut tingkat harga tertentu. permintaan bersangkut
paut dengan pembelian dan pemakainan sedangkan penawaran bersangkut paut dengan
peneyediaan dan penjualan. Jadi penawaran adalah jumlah barang dan jasa yang
tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga dan situasi.
Hukum penawaran berbunyi:
bila tingkat harga mengalami kenaikan maka jumlah barang yang ditawarkan akan
naik, dan bila tingkat harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan turun.
Dalam hukum penawaran jumlah barang yang ditawarkan akan berbanding lurus
dengan tingkat harga, di hukum penawaran hanya menunjukkan hubungan searah
antara jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga.
1. Kurva Penawaran
Penjual biasanya ingin menjual barang atau jasa
yang diproduksinya dengan harga tinggi. walaupun resikonya adalah barang yang
terjual akan relative sedikit. Untuk menjual pada tingkat harga yang
diinginkan, seorang penjual harus mempunyai pengamatan yang cermat terhadap
perilaku pasar. Contoh : Penjual buah-buahan ingin menjual buah dengan harga
yang tinggi dipasar. Sayangnya keinginan itu bertepatan dengan musim panen
raya. Akibatnya dipasar akan berkerumunan penjual buah-buahan sehingga harga
buah-buahan pun jatuh. Kurva penawaran adalah kurva yang menunjukkan hubungan
berbagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai
tingkat harga. Kurva ini akan menghubungkan titik-titik koordinat pada sumbu
harga (sumbu Y) dengan sumbu jumlah barang (sumbu X). Contoh: jumlah pakaian
batik yang ditawarkan Ibu Nina pada berbagai tingkat harga.
2.
Pengertian/Arti Definisi Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau
diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran
adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu
tertentu. Contoh permintaan adalah di pasar kebayoran lama yang bertindak
sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika
terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi
transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari tawar-menawar yang alot.
3.
Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran
Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) :
Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan
sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit
dan sebaliknya. Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan)
sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli
mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi
penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual
atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi
juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai
pengganti barang yang harganya mahal.
4. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Suply)
a. Biaya produksi dan teknologi yang
digunakan
biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan
membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak
mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan
adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga
memicu penurunan harga.
b. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit
oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga
harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai
pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan
yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
c. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga
perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang
turun.
d. Ketersediaan dan harga barang
pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka
konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi
penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
e. Prediksi / perkiraan harga di
masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan
diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual
lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai factor
2.2
Bentuk
Pasar
Bentuk-bentuk Pasar Produsen
1. Pasar Persaingan Sempurna
Produsen tidak terbatas jumlahnya sehingga
aktivitas persaingan tidak tampak, konsumen dapat menjual barang dan membeli
beberapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli/menjual pada harga pasar.
2. Pasar Monopoli
Bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual
saja, karena tidak ada barang subtitusi dan terdapat hambatan untuk masuknya
pesaing dari luar. Monopoli bisa terjadi karena menguasai barang mentah,
penguasaan teknik produksi tertentu, tindakan yuridis/hak paten atau karena
luas pasar yang tidak terlalu besar untuk dilayani.
3. Pasar Oligopoli
Perluasan dari pasar monopoli (terdapat beberapa
produsen).penentuan tingkat harga sangat dipengaruhi oleh pesaing, sehingga
tindakan atau aktivitas pesaing harus dipertimbangkan.
4. Pasar Persaingan Monopolistik
Merupakan bentuk campuran antara persaingan
sempurna dan mopnopoli. Mirip persaingan sempurna karena ada kebebasan untuk
masuk atau keluar pasar dan barang yang dijual tidak homogen. Karena barang
yang heterogen dimiliki perusahaan-perusahaan yang besar saja, pasar ini mirip
dengan monopoli.
Pasar Dilihat Dari Sisi Konsumen
1. Pasar Konsumen
Pasaar barang dan jasa yang dibelui atau disewa
perorangan atau keluarga untuk dikonsumsi sendiri.
2. Pasar Industri
Pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa
oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa
lain, baik untuk dijal atau disewakan.
3. Pasar Penjual Kembali (Reseller)
Suatu pasar yang terdiri dari perorangan dan/atau
organisasi yang biasa disebut pedagang menengah yang terdiri dari dealer,
distributor, grosir, agen dan retail yang menjual kembali untuk mendapat
keuntungan.
4. Pasar Pemerintah
Pasar yang terdiri dari unit-unit pemerintah yang
membeli atau menyewa barang atau jasa untuk menjalankan tugas-tugas pemerintah.
2.3
Proyeksi
Permintaan Dan Penawaran
1.
Proyeksi Permintaan
Proyeksi total permintaan
terhadap produk secara nasional dihitung berdasarkan proyeksi konsumsi per
kapita dikalikan dengan jumlah penduduk. Rata-rata pertumbuhan penduduk dalam
10 tahun terakhir (1988- 1998) digunakan sebagai dasar proyeksi jumlah penduduk
Indonesis ke depan. Pertumbuhan penduduk selama 10 tahun tersebut rata-rata
1,95% per tahun dan diasumsikan pertumbuhan tersebut menurun 0,05% per tahun.
Hasil proyeksi total permintaan komoditas tersebut.
Misalnya konsumsi beras
per kapita penduduk Indonesia diperkirakan sekalipun cendrung menurun namun
tidak secara nyata. Konsumsi per kapita dalam 14 tahun ke depan masih di atas
155 kg. Dengan demikian permintaan beras total masih cukup besar dan
diperkirakan mencapai 37,31 juta ton pada tahun 2010 dan 37,76 juta ton pada
tahun 2013. Proyeksi areal, produktivitas, dan produksi gabah (GKG)
2.
Proyeksi Penawaran
Proyeksi penawaran tanaman
pangan maupun hortikultural dalam bahasan ini lebih difokuskan pada kemampuan
memproduksi dalam negeri untuk mengimbangi kebutuhan yang terus meningkat.
Kondisi ideal memang harus mengembangkan kemampuan dalam negeri selama memiliki
keunggulan komparatif baik dari harga maupun biaya produksi sehingga kebijakan
yang diambil oleh pemerintah dalam melindungi kesejahteraan petani. Proyeksi
produksi dihitung atas perkalian proyeksi areal panen dan produktivitas
masing-masing komoditas.Dalam kurun waktu 14 tahun ke depan, areal panen padi
diperkirakan akan menurun sebesar 0,102% per tahun namun produktivitas dapat
ditingkatkan rata-rata hanya 0,326% sehingga produksi gabah masih dapat
ditingkatkan rata-rata 0,224% per tahun. Kondisi ini mencerminkan tantangan ke
depan cukup sulit untuk meningkatkan produksi gabah dalam negeri. Produksi
gabah di atas 50 juta ton baru dapat dicapai pada tahun 2005 dan akan terus
meningkat menjadi sekitar 51,33 juta ton pada tahun 2014.
Areal panen dan
produktivitas jagung diperkirakan terus meningkata sehingga produksi
diperkirakan terus meningkat rata-rata 0,433% per tahun dalam kurun waktu yang
sama. Produksi jagung diperkirakan terus meningkat sampai tahun 2010 dengan
volume produksi pada saat itu mencapai 9,164 juta ton, namun tahun berikutnya
sedikit menurun menjadi 8,982 juta ton dan akhirnya terus meningkat samapai
tahun 2014 dengan volume produksi mencapai 9,173 juta ton.
BAB III
ASPEK
PEMASARAN
3.1
Konsep
Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta
memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien
dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara:
1. Temukan keinginan pasar
dan penuhilah.
2. Buatlah apa yang dapat
dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat.
3. Cintailah pelanggan,
bukan produk anda.
4. Lakukanlah menurut cara
anda (Burger king)
5. Andalah yang menentukan
(United Airlines)
6. Melakukan segalanya dalam
batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu
dan kepuasan (JC. Penney).
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan
kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk,
konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep
pemasaran global.
1.
Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang
tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi
dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan
distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak
mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara
luas dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang
menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini
adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk
berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu
saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan
organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta
memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien
dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah
menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan
kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripasda
para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen
dan masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami
semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen
strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan
semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.
3.2
Manajemen
Pemasaran
Manajemen
pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler
dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun,
dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk
mencapai tujuan perusahaan. Sedangakan manajemen adalah proses perencanaan
(Planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan
pengawasan.
Jadi
dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan,
penerapan, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar
sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai
kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi pendistribusian
barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap kebijakan-kebijakan
yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat dipasar agar tujuan
utama dari pemasaran dapat tercapai.
3.3
Perilaku
Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan
individu yang melibatkan pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut
sebagai pengalaman dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen adalah :
Faktor kebudayaan meliputi :
1.
Budaya : faktor-faktor budaya
memberikan pengaruhnya paling luas pada keinginan dan perilaku konsumen. Budaya
(culture) adalah penyebab paling mendasar teori keinginan dan perilaku
seseorang.
2.
Subbudaya : setiap
kebudayaan mengandung sub kebudayaan yang lebih kecil, atau sekelompok orang
yang mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi
kehidupan yang sama. Sub kebudayaan meliputi: kewarganegaraan, agama, ras, dan
daerah gegrafis.
3.
Kelas
sosial : hampir setiap masyarakat memiliki beberapa
bentuk struktur kelas sosial. Kelas-kelas sosial adalah bagian-bagian
masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya
mempunyai nilai-nilai, kepentingan dan perilaku yang sama.
Perilaku konsumen juga dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta aturan dan status
sosial konsumen. Disini keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang
paling penting dalam masyarakat. Keputusan orang ingin membeli juga
dipenggaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup,
pekerjaan, situasi ekonomui, gaya hidup dan kepribadian serta konsep diri. Selain dari beberapa faktor diatas yang
mempengaruhi perilaku konsumen juga dipengaruhi juga oleh faktor-faktor
psikologis seseorang, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan dan
keyakinan serta sikap.
Sedangka Proses Pengambilan Keputusan Pembeli
Terhadap produk Baru
Sebuah produk baru adalah barang, jasa, atau ide
yang dianggap baru oleh pembeli potensial. Terkadang produk yang beredar
dipasaran telah lama ada, disini konsumen dapat membuat keputusan untuk
menerima / mengadopsinya. Proses adopsi adalah proses mental yang dilalui
seseorang, mulai dari pengenalan pertama sampai pada penerimaan / adopsi final.
A. Tahap-tahap
proses adopsi:
1. Sadar
: konsumen menjadi sadar akan adanya produk baru, tetapi kekurangan informasi
mengenainya.
2. Tertarik
: konsumen akan menjadoi tertarik untuk mencari informasi mengenai produk baru.
3. Evalusi
: konsumen harus mempertimbangkan apakah produk baru t ersebut masuk akal atau tidak untuk dikonsumsi.
4. Mencoba
: konsumen mencoba produk baru tersebut dalam skala kecil untuk meningkatkan
perkiraan nilai produk tersebut.
5. Adopsi
: konsumen memutuskan secara penuh dan teratur menggunakan produk baru
tersebut.
B. Tipe-Tipe Perilaku
Membeli
Ada empat tipe perilaku membeli, yaitu :
1.
Perilaku pembelian yang kompleks
Disini konsumen mengakui
keterikatan yang tinggi dalam proses pembeliannya, harga produk tinggi, jarang
dibeli, memiliki resiko yang tinggi. Perilaku konsumen melalui proses tiga
langkah, yaitu: pertama, mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut.
Kedua, membangun sikap, dan ketiga melakukan pilihan.
2.
Perilaku pembelian yang mengurangi
ketidakefisienan
Disini konsumen
mengalami keterlibatan tinggi akan tetapi melihat sedikit perbedaan, diantara
merek-merek. Konsumen mengunjungi beberapa tempat untuk
mencari yang lebih cocok.
3.
Perilaku pembelian karena kebiasaan
Disini konsumen rendah
sekali dalam proses pembelian karena tidak ada perbedaan nyata diantara
berbagai merek dan harga barang relatif rendah
4.
Perilaku pembelian yang mencari keragaman
Disini keterlibatan
konsumen yang rendah akan dihadapkan pada berbagai pemilihan merek.
C.
Tahap-Tahap Proses Membeli
T ahap-tahap
dalam proses membeli meliputi :
1.
Pengenalan kebutuhan/masalah
Disini orang yang akan
memasarkan produk meneliti mengenai apa yang dibutuhkan, apa yang menyebabkan
semua itu muncul dan mengapa seseorang membutuhkan sesuatu. Seorang
pemasar akan mengenalkan pada konsumen agar lebih tertarik.
2.
Pencarian informasi
Sumber informasi
konsumen terbagi dalam empat kelompok, yaitu :
a.
Sumber pribadi, meliputi: keluarga, teman-teman,
tetangga, dan kenalan.
b.
Sumber niaga, meliputi : periklanan, petugas
penjualan, penjual kemasan dan pemajangan.
c.
Sumber umum, meliputi : media massa dan
organisasi konsumen.
d.
Sumber pengalaman, meliputi: pernah menangani,
menguji, dan mempergunakan produk.
D. Pencarian
alternatif
Terdapat lima konsep
dasar bagi pemasar dalam penilaian alternatif konsumen, yaitu :
1.
Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri
khusus dan perhatian konsumen terhadap produk atau
jasa tersebut.
2.
Pemasar lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri
produk daripada penonjolan Ciri-ciri produk.
3.
Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol
4.
Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen
mengharapkan kepuasan yang diperoleh dari produk dengan tingkat alternatif yang
berbeda-beda setiap hari.
5.
Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan
konsumen dari sekian banyak ciri-ciri barang.
E. Keputusan
membeli
Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang
mengambil keputusan untuk
membeli, yaitu :
1.
Sikap orang lain : keputusan membeli itu banyak
dipengaruhi oleh teman-teman, tetangga, atau siapa saja yang dipercayai
2.
Faktor-faktor situasi yang tidak terduga :
seperti faktor harga pendapatan
BAB IV
ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI
4.1
Masalah Manajemen Operasional
Manajemen
operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perancanaan, organisasi staffing,
koordinasi, pengarahan, dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi ini merupakan suatu kegiatan
(didalam perusahaan) untuk mengubah
masukan menjadi keluaran, sehingga keluarannya akan lebih bermanfaat dari masukannya. Keluaran tersebut dapat
berupa barang dan / atau jasa. Tugas menajemen di perusahaan adalaha untuk mendukung manajemen dalam rangka
pengambiulan keputusan
masalah-masalah produksi/operasi. Ada
tiga masalah pokok yang dihadapi perusahaan, yaitu:
1.
Masalah
penentuan posisi perusahaan.penetuuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan perusahaan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, dan dapat dijalankan
secara ekonomis, efektif dan efsien.
2. Masalah
desain. Masalah desain akan mencakupo perancangan fasilitas operasi
yang akan digunakan.
Untuk mengatasi masalah ini, hendaknya dilakukan pengambilan keputusan di bidang rancang bangun (
design ) . Untuk proses manufaktur yang menghasilkan
barang, keputusan ini antara lain meliputi; perencanaan letak pabrik, proses operasi, teknologi yang
digunakan, rencana kapasitas mesin yang akan dipakai, perencanaan bangunan, tata-letak ( layout )
ruangan, dan linkungan kerja.
3. Masalah
operasional. Masalah operasional timbul biasanya pada saat proses produksi sudah berjalan. Untuk proses
manufaktur yang menghasilkan barang,keputusan terhadap masalah operasional ini
antara lain : rencana produksi, rencana persediaan
bahan baku, penjadwalan kerja pegawai, pengawasan kualitas danpengawasan biaya
produksi.
4.2 Perencanaan Produk
Persoalan-persoalan dalam proses
prosduksi/operasi ternyata cukup banyak dan kompleks. Namun, Persoalan-persoalan itu akan
dipilah-pilah, dan disesuaikan dalam studi kelayakan
bisnis. Untuk Proses manufaktur, persoalan – persoalan dalam proses tersebut dikelompokan sesuai dengan masalah
manajemen operasional diatas, sebagai berikut:
a.
Pemelihan
strategi produksi
b.
Pemilihan
dan perencanaan produk
c.
Perencanaan
kualitas
Agar
barang/jasa yang diproduksi akan memenuhi kebutuhan konsumen, biasanya didahului dengan suatu kegiatan
penelitian pasar dan pemasaran. Dari masukan penelitian pasar dan pemasran ini, berikutnya akan
ditetapkan macam-macam produk
yang menjadi alternatif untuk dibuat, selanjutnya akan dikaji pula kaitanya dengan aspek-aspek yang lain, seperti
aspek keuangan dan seterusnya. Pemilihan
dan Perencanaan Produk Setelah
beberapa alternatif ide produk tersaring,selanjutnya akan dikaji produk ( beberapa produk ) apa yang menjadi
prioritas untuk diproduksi. Biasanya, untuk menetapkan produk ( produk-produk ) tersebut akan
dilakukan melalui tahapan – tahapan
pekerjaan , tahapan itu meliptuti :
a.
Penentuan
Ide Produk dan Seleksi
Pasa
intinya, aspek pasar dan pemasaran untuk mengetahui apakah ide-ide produk diperkirakan untuk mengetahui
apakah perusahaan mampu membuat produk
tersebut dengan segala sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan untuk aspek keuangan, adalah meniliai apakah
produk tersebut jika dihasilkan akan mendatangkan
keuntungan yang sesuai dengan harapan.
b Pembuatan Desain Produk Awal
Dalam produksi barang, gambaran desain
awal akan lebih jelas bila dibandingkan dengan produk jasa. Dalam
membuat desain produk awal ini, hendaknya
dipertimbangkan hal-hal seperti: manfaat produk yang akan dibuat, fungsi yang hendaknya dimiliki barang
agar menunjang manfaat-manfaatnya, desain,
seni, dan estitika barang yang akan diproduksi. Desain produk awal ini akan ditindaklanjuti menjadi produk
yang lebih mnedekati sebenarnya.
c. Pembuatan
Prototip dan Pengujian
Prototip adalah produk yang dibuat
sebagai produk percobaan sebelum produk dibuat
secara besar-besaran. Ia berguna untuk menilai kemampuan produk agar sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.Semetara itu, pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah prototip ini sudah dapat
diimplementasikan atau belum.
Jika belum, masih dapat diperbaiki lagi, lalu diuji lagi dan seterusnya sehingga prototip ini sesuai dengan
harapan. Akhirnya, terciptalah desain produk
akhir yang siap untuk
diimplementasikan.
d. ImplementasiTahap
ini mecoba untuk menilai apakah produk yang sudah diproduksi dan dilkakukan melalui delapan dimensi seperti
berikut ini:
1.
Performance, hal ini berkaitan dengan aspek
fungsional suatu barang dan merupakan
karateristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut
2.
Features, yaitu aspek performasi yang berguna
untuk menambah fungsi dasar,
berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangnya.
3.
Reliablility, hal yang berkaitan dengan probablitas
atau kemungkinan suatu barang
berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi
tertentu pula.
4.
Confermance, hal ini berkaitan dengan tingkat
kesesuaian terhadap spesifikasidasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk
dan pengembangnya.
5.
·Reliablility, hal yang berkaitan dengan
probablitas atau kemungkinan suatu barang
berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi
tertentu pula.
6.
·Confermance, hal ini berkaitan dengan
tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang
telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan pelanggan.
7.
Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis
berupa ukuran daya tahan atau
masa pakai barang.
8.
Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan
dengan kecepatan, kompentensi,
kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang
9.
Aesthetics, merupakan karakteristik yang
bersifat subjektif mengenai hal-hal estetika
yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari prefensi ndividual.
10.
Fit and finish, suatu sifat subjektif, berkaitan
dengan perasaan pelanggan mengenai
keberadaan produk tersebut sebagia produk yang berkualitas.
4.3 Rencana
Kapasitas Produksi
Kapasitas
didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu.
Kapasitas dapat dilihat dari sisi masukan ( input ) dan keluaran ( output ). Rencana
kapasitas produksi dalam rangka studi kelayakan aspek teknis dan teknologi ini tergantung beberapa
pilihan sistem , antara
lain:
1.
Skala
Ekonomi
Dengan
faktor ini, kapasitas yang dipilih adalah yang memilki biaya per unit yang paling rendah. Akan tetapi cara ini
memiliki kelemahan-kelemhan, seperti: waktu pengambilan modalnya berjangka panjang , akibatnya produk
menjadi kurang fleksibel untuk
disesuaikan dengan pelanggan.
2.
Focused
facilities
Dengan banyakanya kelemahan dengan
system skala ekonomi diatas, maka
munculah system focused
facilities. Dimana cara ini mempertahankan
volume produksi yang tinggi
diganti dengan penyediaan produk yang lebih disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, dalam perencanaan
kapasitas produksi, terdapat dua ekstirm strategi, Pertama Strategi Ekspansi , startegi
ini lebih bersifat proaktif., sedangkan cara kedua, dilakukan wait and see, dimana cara
ini dilakukan , jika permintaan produk sudah yakin benar meningkat atau tidak meningkat.
4.4 Perencenaan
Letak Pabrik.
Bagi
Perusahaan Manufaktur Letak
pabrik sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis secara saksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak
aspek, seperti biaya. Murah atau mahalnya harga
produk tergangtunga pula pada ketak pabrik karena jarak berpengaruih terhadap harga di pasar. Rentetang
akibat lainnya adalah masalah kemampuan di pasar,
yang ujung-ujungnya akan mempengaruhi laba yang akan dihasilkan. Dalam suatau studi kelayakan bisnis,
pilihan letek pabrik hendaknya dapat dikaji dari beberapa faktor. Hasil kajian, kelak akan dianalisis lagi
untuk mencapai keputusan akhir
dimana pabrik akan didirikan. Faktor utama yang perlu diperhatikan antara lain :
1.
Letak
konsumen potensial atau pasar sasaran yang akan dijadikan tempat produk dijual
2.
Letak
bahan baku utama.
3.
Sumber
tenaga kerja
4.
Sumber
daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik di sekitar pabrik adalah penting bagi prosees produksi agar
tidak terganggu, sehingga factor-faktor ini perlu dipertimbangkan secara saksama. penting bagi prosees produksi agar
tidak terganggu, sehingga factor-faktor ini perlu dipertimbangkan secara saksama.
5 Fasilitas
transportasi yang memadai untuk memindahkan bahan baku ke pabrik,
dan memindahkan hasil produksi dari pabrik kepasar.
6. Pasilitas
untuk pabrik.
7. Lingkungan masyarakat sekitar yang
akan mempengaruhi aktivitas pabrik secara
positive maupun negative.
8. Peraturan
pemerintah, misalnya dalam hal kawasn berikat dan AMDAL.
Sedangkan
bagi Perusahaan jasa letak lokasi fasilitas jasa dapat
dibagi dua macam. Pertama, pelanggang dating kelokasi pasilitas jasa, seperti pasien mendatangi tempat
praktek dokter. Kedua, penyedia
jasa mendatangi konsumen, seperti mobil pemadam kebakaran mendatangi lokasi kebakaran. Penentu lokasi
fasilitas jasa perlu mempertimbangkan banyak hal, antara lain : mudah dan dapat di akses oleh konsumen,
tempat parkir yang memadai,dapat
diekspansi, lingkungan yang mendukung usaha, kesesuaian dengan lokasi pesaing dan izin lokasi dari
pihak yang berwenang.
Perencanaan
Tataletak (layout) juga sebagai berikut:
A.
Bagian
Industri Manufaktur.
Bagi
perusahaan manufaktur, paling tidak ada tiga jenis tempat yang perlu diatur layout-nya, berikut paparanya: Tataletak pabrik. Tatalelak ( layout )
untuk industri manufaktur antara lain adalah pabrik seperti letak mesin-mesin, letak alat produksi,
lajur pengangkutan barang,dan seterusnya.
Letak dari fasilitas-fasilitas tersebut harus dikaji agar proses produksi dapat dijalankan secara efektif dan
efisien. Faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam penyusunan layout untuk pabrik, yaitu :
1.
Sifat
produk yang di buat.
2.
Jenis
proses produksi.
3.
Jenis
barang serta volume produksi yang dihasilkan.
4.
Jumlah
modal yang tersedia untuk proses produksinya.
5.
Aliran
barang dalam proses produksi hendaknya sedemikian rupa sehingga tidak saling menghambat atau menggangu
6.
Penggunaan
ruangan hendaknya selain efektif untuk bekerja, hendaknya juga memperhatikan kesehatan dan
keselamatan kerja
7.
Letak
mesin-mesin dan fasilitas lain hendaknya juga memperhatikan kemudahan-kemudahan dalam hal
pemeliharaan dan pengawasan
Tataletak
kantor. Selain pabrik perusahaan manufaktur juga memiliki kantor. Terletak kantor hendaknya disesuaikan
besar/kecilnya investasi. Selain itu, tataletak harus dirancang dengan memperhatikan
kemudahan dalam berkomunikasi, fleksibilitytas pemakaian ruangan, struktur organisasi yang diterapkan,
serta bentuk layanan yang dilaksanakan
secara rutin. Tataletak Gudang,
sebagai tempat penyimpanan bahan baku maupun bahan jadi, hendaknya juga diatur layoutnya.
Hal-hal utama yang perlu dicermati dalam penyusunan
tataletak gudang antara lain besar/kecilnya nilai investasi, bahwa tataletak gudang fleksibel untuk
memudahkan aktivitas bongkar muat barang, juga harus fleksibel untuk memudahkan pengaturan kembali jika
jumlah barang yang disimpan
berkurang atau bertambah.
B.
Bagian
Industri Jasa
Tataletak
(layout) tataletak fasilitas yang tersedia akan berpengaruh pada perspsi pelanggang atas kualitas suatu jasa.
Unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam tataletak
fasilitas jasa meliputi :
1.
Pertimbangan
Spasial
2.
Perencanaan Ruangan
3.
Perlengkapan/
Perabotan
4.
Tatacahaya
5.
Warna
6.
Pesan-pesan
yang disampaikan secara grafis
7.
Desain
Fasilitas Jasa
Dalam industri jasa desain dan
tataletak fasilitas jasa erat hubungannya dengan pembentukan persepsi pelanggang, yang pada gilirannya
akan berpengaruh terhadap kualitas
jasa tersebut dimata pelanggang.
Ada
beberapa faktor utama yang berpengaruh dalam
desain fasilitas jasa seperti :
1.
Sifat
dan tujuan perusahaan jasa itu sendiri, karena hal ini akan menentukan berbagau persyaratan desainnya.
2.
Ketersediaan
tanah dan kebutuhan akan ruang/tempat dimana jasa akan ditawarkan.
3.
Fleksibilitas
desain apabila volume permintaan yang berubah-ubah dan spesikasi
4.
Jasa
yang cepat berkembang. Faktor
estetis penataan yang rapi dan menarik pada fasilitas jasa dapat
5.
Meningkatkan
sikap positif pelanggang terhadap suatu jasa. Masyarakat dan
lingkungan sekitar
fasilitas jasa berpengaruh terhadap
6.
Perusahaan,
baik secara positif maupun negatif dilihat dari sisi perusahaan.
7.
Biaya
konstruksi dan operasi serta sumber daya lain.
4.5 Perencanaan
Jumlah Produksi
Aktivitas
produksi hendaknya direncanakan dengan baik agar jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak atau
terlalu sedikit. Dalam industri manufactur, ada beberapa faktor utama yang akan mempengaruhi perencenaan
jumlah produksi
perusahaan,
yang biasanya dijadikan sebagai pembatas jumlah produksi yang akan dihasilkan. Faktor-faktor tersebut
adalah :
1. Permintaan.
2. Kapasitas pabrik
3. Suplai bahan baku.
4. Modal kerja
5. Peraturan
pemerintah dan ketentuan teknis lainnya juga berperan dalam perencanaan jumlah produksi.
4.6 Manajemen
Persediaan
Persediaan
barang biasanya
digunakan untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang meningkat secara tajam, atau untuk
mensupalai kekurangan bahan baku. Hal-hal yang pokok yang perlu dikaji dalam ranga studi kaelayakan
antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Jumlah order
2.
Safety Stock
3.
Inventory Sistem
4.
Materials Requiment Planning
4.7 Pengawasan
Kualitas Produk
Kualitas
produk baik barang maupun jasa merupakan suatu kesatuan karesterintik produk dan jasa dari pemasaran,
rekayasa, manufaktur, dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa dapat memenuhi harapan-harapan
para konsumen. Perencanaan
kualitas. Aktivitas ini merupakan pengembangan dari produk dan proses untuk memenuhi kebutuhan konsumen,
yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.
1.
Menentukan
siapa konsumennya
2.
Menentukan
apa kebutuhan atau keinginan konsumen
3.
Mengembangkan
produk dan kualitas yang sesuai
4.
Memgembangkan
proses sebagai pedoman bagian operasi/produksi.
Pengendalian
Kualitas, Aktiva ini dilakukan pada tahap operasi langkah-langkah yang dilakukan yaitu :
1.
Evaluasi
performansi aktual
2.
Membandingkan
performansi aktual dengan sasaran yang direncanakan
3.
Mengambil
tindakan terhadap penyimpangan.
BAB V
ASPEK
MANAJEMEN
5.1 Perencanaan Bisnis
Rencana
bisnis ibarat merupakan peta jalan bagi wirausahawan menuju pembangunan bisnis yang sukses dan menguntungkan.
Setiap wirausahawan yang sudah membuka usaha
atau akan meluncurkan suatu usaha, membutuhkan sebuah rencana bisnis yang dibuat dengan baik dan berdasarkan
fakta untuk meningkatkan peluang keberhasilan usahanya. Selama
berpuluh-puluh tahun, penelitian telah membuktikan bahwa perusahaan yang melakukan perencanaan bisnis akan
mengalahkan perusahaan yang tidak melakukannya.
Menurut
berbagai penelitihan juga menunjukan bahwa banyak perusahaan kecil kurang teliti dalam pendekatan mereka dalam
menyusun dan mengembangkan rencana bisnis. Bahkan,
tidak sedikit wirausahawan yang tidak pernah meluangkan waktu untuk menyusun dan mengembangkan rencana bisnis bagi
usahanya. Pada akhirnya, berdampak tingginya tingkat kegagalan yang dialami oleh perusahaan kecil
akibat lemah dan kurangnnya perencanaan
bisnis yang dijalankannya. Suatu perencanaan usaha adalah
unit kegiatan yang direncanakan dan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan akan sesuatu barang dan/jasa yang diinginkan. Setiap perencanaan usaha ditandai
oleh hal-hal sebagai berikut:
1
Bertujuan menghasilkan
barang-barang dan/atau jasa-jasa
2
Memerlukan suatu investasi modal,
tenaga kerja, manajemen ataupun hal-hal lain
3
Setelah investasi tersebut
dilaksanakan dan selama berlangsungnya usaha tersebut memberikan kegunaan
kepada berbagai pihak diantaranya adalah perusahaan itu sendiri maupun
masyarakat.
4
Adanya biaya operasional diatas
biaya investasi.
5.2.2 Jenis-jenis Perencanaan
Usaha
Menurut jenis barang dan jasa-jasa yang dihasilkan, misalnya perencanaan
usaha dalam bidang produksi ataupun prasarana. Menurut jenis kepemilikannya:
swasta nasional atau swasta asing ataupun campuran Berdasarkan Modal (fisik dan
non Fisik). Usaha yang memerlukan modal fisik yang menyangkut bangunan baru,
pendirian atau instalasi fasilitas-fasilitas untuk menghasilkan suatu aliran
barang dan jasa selanjutnya. Usaha yang memerlukan modal non fisik,seperti
program training, survei-survei,atau penelitian (research) teknis yang dapat
dilaksanakan dengan modal fisik yang telah ada.
5.2.3 Tahap-tahap Pengembangan
Usaha
Pengembangan suatu usaha biasanya terdiri dari
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Pengkonsepsian proyek usaha Dimulai dengan penyelidikan
mengenai kebutuhan yang diperlukan suatu aktivitas,serta pemilihan cara-cara
untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Perumusan proyek usaha Memuat uraian mengenai tujuan usaha
serta cara atau metode yang hendak dipilih untuk melaksanakan usaha
tersebut.pemilihan cara atau metode pelaksanaan usaha hendaknya didasarkan atas
perbandingan yang optimal antara biaya dan hasil yang hendak diperoleh.
3. Pemutusan ataupun pengesahan proyek usaha Apabila perencanaan
proyek usaha telah disahkan,berarti dapat diputuskannya atau disahkan
penggunaan sarana-sarana yang diperlukan termasuk didalamnya pembiayaan. Persiapan
dan pembangunan proyek usaha Merupakan tahapan dari unsur-unsur pokok investasi
yang dilaksanakan guna mencapai tujuan proyek usaha yang telah dierencanakan
dan disahkan. Pelaksanaan usaha tahapan dari suatu usaha yang telah mulai
menghasilkan barang dan/atau jasa.
5.2.4 Persoalan Umum dalam Pelaksanaan Usaha
Persoalan–persoalan yang sering dihadapi dalam
menelaah suatu usaha dan perencanaannya untuk dapat diproses ke tahap-tahap
selanjutnya adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan siapa yang bertanggung
jawab dalam memproses perencanaan dan pelaksanaan usaha tersebut dari tahap
pertama sampai dengan tahapan-tahapan selanjutnya.
2.
Menentukan siapa yang bertanggung
jawab dalam memproses perencanaan dan pelaksanaan usaha tersebut dari tahap
pertama sampai dengan tahapan-tahapan selanjutnya.menentukan pilihan usaha
berdasarkan kriteria yang ada,yang biasanya dibedakan atas tiga macam
kriteria,yaitu teknis,ekonomis,dan non eknomis.
3. Penilaian biaya-biaya dan keuntungan atau hasil-hasil dari
usaha yang bersangkutan. Biasanya menilai biaya-biaya usaha yang ditetapkan dengan
menilai keuntungan–keuntungan yang akan dihasilkannya.
4. Penilaian asumsi-asumsi dasar pendirian usaha.
5. Pengetahuan atas semua alternatif untuk mewujudkan tujuan yang
dikehendaki oleh usaha tersebut.
5.2 Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengaturan setelah ada plan (rencana). Dalam hal ini diatur dan
ditentukan tentang apa tugas pekerjaaan, macam/jenis serta sifat pekerjaan,
unit-unit kerja (pembentukan bagian-bagian), tentang siapa yang akan melakukan,
apa alat-alatnya, bagaimana pengaturan keuangan dan fasilitasnya dengan kata
lain setelah tujuan perusahaan telah ditentukan, perusahaan perlu merumuskan
tindakan-tindakan yang akan dijalankan untuk mewujudkan berbagai tujuan
tersebut. Menurut (Winardi,2003:20) organisasi timbul karena:
1. Suatu pembagian kerja yang logikal.
2. Suatu sistem koordinasi.
Dalam
melaksanakan organizing (pengorganisasian), ada dua kegiatan penting yang harus
dilakukan yaitu:
1.
Menentukan bentuk/struktur
organisasi perusahaan
Bentuk/struktur organisasi
perusahaan harus disesuaikan dengan kegiatan yang dijalankan perusahaan.
Pimpinan perusahaan harus menentukan struktur organisasi yang terbaik untuk
menjalankan kegiatan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Apakah
bentuk organisasi lini, staf atau gabungan keduanya. .(L.Daft,2002) :398-399)
a.
Menentukan wewenang, tugas dan
tanggung jawab setiap orang yang bekerja di perusahaan, terutama para
manajernya. (Sukirno,2004:124) Organisasi yang efektif, sumber-sumber daya
manusia dan sumber-sumber daya material menyebabakan meningkatnya produktivitas.
Hal tersebut dilaksanakan melalui apa yang dinamakan “sinergisme” (synergism)
dimana anggota-anggota suatu perusahaan mengkombinasikan upaya mereka secara
kolektif guna melaksanakan tugas-tugas yangakan melampaui jumlah dari
upaya-upaya individual mereka (sinergi dapat dicapai melalui pengintegrasian
tugas-tugas yang terspesialisasi).
Pengorganisasian secara efektif dapat menghasilkan
keuntungan/manfaat
sebagai berikut:
1. Kejelasan tentang ekspektasi-ekspektasi kinerja individual dann
tugas-tugas yang terspesialisasi.
2. Pembagian kerja, yang menghindari timbulnya duplikasi, konflik
dan penyalahgunaan sumber-sumber daya material maupun sumber-sumber daya manusia.
3. Terbentuknya suatu arus aktivitas kerja yang logikal, yang
dapatdilaksanakan dengan baik oleh
individu-individu atau kelompokkelompok.
4. Saluran-saluran
komunikasi yang dapat membantu pengambilan keputusan dan pengawasan
5. Mekanisme-mekanisme yang mengkoordinasi, yang memungkinkan
tercapainya harmoni antara para anggota organisasi, yang terlibat dalam
berbagai macam kegiatan.
5.2.1 Proses Pengorganisasian
Samuel B mengemukakan bahwa proses organizing
meliputi 5 langkah pokok:
1. Melaksanakan refleksi (deep thought) tentang rencana-rencana
dan sasaran-sasaran.
2. Menetapkan tugas-tugas pokok
3. Membagi tugas-tugas pokok menjadi tugas-tugas bagian
(subtasks).
4. Mengalokasi sumber-sumber daya, dan petunjuk-petunjuk untuk
tugas-tugas bagian tertentu.
5. Mengevaluasi hasil-hasil dari strategi pengorganisasian yangg
diimplementasi. (Winardi,2003:24-25)
5.3 Actuating
Setelah melakukan perencanaan (planning) dan pengorganisasian (organizing),
maka selanjutnya adalah actuating (pengarahan). Dalam fungsi actuating
manajemen akan melaksanakan rencana yang dibuat, dibarengi dengan proses
“mengarahkan dan menuntun kegiatan perusahaan menuju sasaran perusahaan, dalam
menjalankan bisnis. Di dalam actuating, tercapai beberapa hal yang harus
dipahami agar bisnis yang kita lakukan berjalan dengan baik. Actuating mencakup
kemampuan manajemen dalam memotivasi, mempengaruhi, mengarahkan dan
berkomunikasi dengan orang lain.
Dengan demikian manajemen dapat menentukan
bagaimana efektivitas dari bisnis yang disarankan, selain itu, dengan
pengarahan yang baik, maka bisnis yang dijalankan oleh perusahaan akan semakin
baik, dan kinerjanya akan semakin .(Handoko,1998:251) Sesuai dengan pengertian
study kelayakan bisnis, yaitu meneliti layak atau tidaknya suatu bisnis
dijalankan. Actuating (pengarahan) merupakan salah satu dari aspek manajemen
yang akan dinilai untuk itu diperlukan perhatian terhadap strategi manajemen
dalam menjalankan actuating itu sendiri untuk mencapai sasaran bisnis.
5.4 Controlling
(Pengendalian)
Fungsi manajemen selanjutnya yang berkenaan dengan
study kelayakan bisnis adalah fungsi pengendalian. Pengendalian sangat penting
agar kita dapat mengetahui cara mengendalikan bisnis kita ke arah yang benar
dan jelas serta cara untuk mempertahankan basins kita tetap bertahan di
persaingan bisnis. (Narotama, 2004 : 4) Pengendalian manajemen sendiri
merupakan pengendalian yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk mengorganisasi
bagianbagian perusahaan dan mengarahkan bagian-bagian tersebut untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sistem pengendalian manajemen di artikan sebagai
suatu sistem yang membantu dan mendukung tercapainya tujuan pengendalian
manajemen.
Apa bila dilihat lebih mendalam lagi, maka posisi
pengendalian internal termasuk bagian sistem forma pengendalian perusahaan
dalam proses pengendalian dan perencanaan yang meliputi pengembangan,
klarifikasi, dokumentasi sistem dan prosedur serta pengembangan pengukuran
sampai dengan pelaporan atau umpan balik. Disini jelas bahwa sebenarnya
pengendalian internal merupakan bagian pengendalian manajemen yang secara lebih
spesifik berhubungan dengan pengendalian administrasi dan akuntansi perusahaan.
Selain itu banyakk pihak yang juga berpendapat bahwa pengendalian internal
merupakan suatu mekanisme teknis untuk melakukan pengecekan terhadap ketelitian
data akuntansi dan administrasi. Hal tersebut sebenarnya merupakan bagian kecil
dari proses pengendalian internal.
5.4.1 Pengendalian internal
Sistem pengendalian internal adalah suatu sistem
yang terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memastikan bahwa
tujuan tertentu suatu satuan usaha dapat dicapai. Menurut American Institute Of
Certified Public Accountants (AICPA), definisi dari sistem pengendalian
internal adalah “sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi dan
semua metode serta ketentuan yang terkoordinasi yang dianut oleh perusahaan
untuk melindungi harta kekayaan, serta memeriksa ketelitian dan seberapa jauh
data akuntansi dapat dipercaya, dapat meningkatkan efisiensi usaha dan dapat
mendorong di taatinya kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan”. Jika dilihat
dari definisi tersebut, maka hakikat pengendalian internal sesungguhnya
mencakup seluruh kegiatan operasional perusahaan.
5.4.2 Unsur Sistem Pengendalian Internal
Ada empat unsur yang terdapat dalam system
pengendalian internal,antara lain:
1. Struktur Organisasi
Unsur ini memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas dan jelas antara fungsi otorisasi, penyimpangan aktiva, pencatatan
dan operasional perusahaan. Struktur organisasi merupakan pembagian tanggung
jwab dan wewenang kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Sebagai contoh,
diadakan pemisahan fungsi kredit, kasir, pemasaran, dan administrasi umum dalam
kegiatan perbankan.
2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Unsur ini memberikan perlindungan
terhadap setiap aktigva, utang, pendapatan, dan biaya perusahaan. Setiap
transaksi yang terjadi harus diotorisasi oleh pihak tertentu yang harus
bertanggung jawab atas transaksi yang dilaksanakan. Selain itu prosedur
pencatatan jiwa juga harus dilakukan dengan baik, teratur dan disiplin untuk
menghindari kerugian perusahaan.
3. Praktik
yang Sehat
Unsur ini memberikan pembagian
tanggung jawab dan system wewenang serta prosedur pencatatan yang telah
ditetapkan berjalan dengan baik dan benar. Dengan melakukan praktik yang sehat,
maka keamanan aktiva perusahaan dapat terjamin.
Contoh
penerapan praktik yang sehat adalah sebagai berikut:
a.
Rotasi jabatan
b.
Pemberian cuti kepada karyawan
c. Pengecekan Fisik aktiva dengan catatan yang tersedia dan formulir
yang lengkap
d.
Pemeriksaan mendadak
e. Satu bagian atau orang tidak boleh melakukan transaksi dari awal sampai
akhir tanpa campur tangan pihak lain.
f. Pembentukan suatu unit yang bertugas mengecek efektivitas system pengendalian
inter
4. Karyawan yang Mampu Melaksanakan Tugasnya Kualitas sumber daya
manusia sangat menentukan apakah system yang telah direncanakan dan dilaksanakan
dapat berjalan sesuai dengan tujuan atau tidak. Oleh karena itu, kapabilitas
sumber daya manusiaa sangat penting dalam rangka keberhasilan system
pengendalian internal.
BAB VI
ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
6.1 Perencanaan Sumber Daya Manusia
Rencana bisnis ibarat merupakan peta jalan bagi
wirausahawan menuju pembangunan bisnis
yang sukses dan menguntungkan. Setiap wirausahawan yang sudah membuka usaha atau akan meluncurkan suatu
usaha, membutuhkan sebuah rencana bisnis yang dibuat dengan baik dan berdasarkan fakta untuk
meningkatkan peluang keberhasilan usahanya. Selama berpuluh-puluh tahun,
penelitian telah membuktikan bahwa perusahaan yang melakukan perencanaan bisnis akan
mengalahkan perusahaan yang tidak melakukannya.
Menurut
berbagai penelitihan juga menunjukan bahwa banyak perusahaan kecil kurang teliti dalam pendekatan mereka dalam
menyusun dan mengembangkan rencana bisnis. Bahkan, tidak sedikit wirausahawan
yang tidak pernah meluangkan waktu untuk menyusun dan mengembangkan rencana bisnis bagi usahanya. Pada
akhirnya, berdampak tingginya tingkat
kegagalan yang dialami oleh perusahaan kecil akibat lemah dan kurangnnya perencanaan bisnis yang dijalankannya. Rencana bisnis adalah ringkasan tertulis
mengenai rencana pendirian perusahaan atau menjalankan
usaha yang berisi rincian gambaran kegiatan operasi dan rencana keuangan, peluang dan strategi pemasaran serta
kemampuan pengelolaan. Rencana bisnis ini menguraikan
arah dan tujuan perusahaan yang ingin capai, berserta strategi mencapainya sebagai peta jalan bagi wirausahawan
menuju pembangunan bisnis yang sukses.
Rencana
bisnis, merupakan bukti bahwa seorang wirausahawan telah melakukan penelitihan yang diperlukan,
mempelajari peluang bisnis yang memadai, dan siap untuk menjalankan usahanya dengan sebuah
model bisnis yang menguntungkan. Ada dua alasan utama yang sangat penting dan
fundamental mengapa setiap wirausahawan
harus menyusun rencana bisnis untuk usahanya. Pertama, sebagai panduan operasi usaha, kedua, menarik pemberi
pinjaman dan investor. Panduan
Operasi Usaha Rencana bisnis
memberikan panduan wirausahawan dalam menjalankan operasi perusahaan, karena dengan menuliskan
perencanaan yang dibuat untuk penetapan tujuan dan strategi pencapaiannya, tentu akan memudahkan
wirausahawan melakukan evaluasi, pengembangan
dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan operasional yang berakibat fatal bagi perusahaannya.
6.2 Pengertian
Analisis Pekerjaan
Analisis
pekerjaan terdiri atas dua kata, analisis dan pekerjaan.
Analisis merupakan aktivitas berpikir untuk menjabarkan pokok persoalan
menjadi bagian, komponen, atau unsur, serta kemungkinan keterkaitan fungsinya. Sedangkan pekerjaan adalah sekumpulan/sekelompok tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang dan telah dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji, mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan
menganalisis ruang lingkup suatu pekerjaan secara sistematis
dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002:127) Menurut Dessler (2006) analisis pekerjaan merupakan
prosedur yang dilalui untuk menentukan tanggung jawab posisi-posisi yang
harus dibuatkan stafnya , dan karakteristik orang-orang yang bekerja untuk posisi-posisi tersebut. Analisis
pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi pekerjaan (daftar tentang pekerjaan
tersebut), dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang yang
harus dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut). Oleh sebab itu, menurut Dessler
penyelia atau spesialis dalam sumber daya manusia biasanya mengumpulkan beberapa informasi berikut melalui analisis pekerjaan,
1.
aktivitas
pekerjaan,
2.
perilaku
manusia,
3.
mesin,
perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan,
4.
standar
prestasi,
5.
konteks pekerjaan,
dan
6.
persyaratan
manusia.
6.2.1 Tujuan
Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga kerja. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis pekerjaan, yang juga merupakan tujuan dari dilakukannya
analisis jabatan. Adapun tujuan analisis pekerjaan yaitu:
1.
memperoleh
tenaga kerja pada posisi yang tepat,
2.
memberikan
kepuasan pada diri tenaga kerja,
3.
menciptakan
iklim dan kondisi kerja yang kondusif
(Sastrohadiwiryo).
Sedangkan menurut Flippo (1994), hasil-hasil dari analisis pekerjaan, seperti uraian dan spesifikasi pekerjaan akan dapat digunakan untuk kegiatan- kegiatan sebagai berikut, (1) pengabsahan atas prosedur-prosedur pengangkatan, (2) pelatihan, (3) evaluasi pekerjaan, (4) penilaian prestasi, (5) pengembangan karir, (6) organisasi, (7) perkenalan, (8) penyuluhan, (9) hubungan
perburuhanm dan (10) penataan kembali pekerjaan.
Sebuah penelitian yang dikemukakan
oleh Flippo terhadap 899 perusahaan menunjukkan bahwa hasil proses
analisis pekerjaaN dipergunakan untuk, membuat rincian
kerja (75%), pelatihan (60%), penyusunan tingkat upah dan gaji (90%), menilai personalia (60%), pemindahan dan promosi (70%), pengorganisasian (50%), orientasi karyawan baru (36%), penyuluhan (25%), dan seterusnya.
6.2.3 Metode Analisis Pekerjaan
Menurut Sastrohadiwiryo (2002), metode yang biasa digunakan dalam analisis pekerjaan adalah metode kuesioner, metode wawancara metode pencatatan rutin, dan metode observasi, Metode kuesioner digunakan sebagai alat pengumpul data secara tertulis dibagikan
kepada tenaga kerja operasional atau para kepala
departemen, untuk mengisi keterangan dan fakta yang
diharapkan. Pada umumnya kuesinoer memuat
1.
Pertanyaan mengenai pekerjaan yang dilakukan tanggung jawab yang
2.
kecakapan, keahlian, atau pelatihan yang diperlukan
3.
kondisi yang diharapkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan,dan
4.
figur atau
jenis yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Metode
wawancara dilakukan denga tenaga kerja operasional atau dengan kepala departemen mereka, dan dapat juga dengan kedua-duanya. Di samping itu, para penyelia sering ditugaskan untuk memperoleh data analisis pekerjaan. Keuntungan dari metode ini adalah penyajian keterangan dan fakta dari pihak pertama. Namun metode ini sangat membutuhkan waktu yang cukup lama.
Metode selanjutnya yang dapat digunakan dalam analisis data yaitu metode pencatatan rutin. Dalam metode ini, tenaga kerja diperintahkan mencatat hal yang dikerjakan tiap hari secara rutin, alokasi yang dibutuhkan, saat dimulai dan saat akhir tiap-tiap tugas itu dilakukan. Alokasi waktu yang lama, dan pengerjaan yang cermat dan rutin merupakan dari metode
ini. Metode observasi pada umumnya dilakukan oleh job analyst yang sebelumnya memperoleh pelatihan dan upgrading secara khusus. Metode observasi biasanya tidak dilakukan bersamaan dengan metode wawancara
job analyst mengadakan observasi terhadap masing-masing pekerjaan dan
mengadakan wawancara dengan tenaga operasional serta kepala departemen mereka.
6.4 Pengertian dan Definisi Produktivitas Kerja
Produktivitas berarti kemampuan
menghasilkan sesuatu. Sedangkan kerja
berarti kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah mata pencahrian (Poerwadarminta, 1984 : 70). Produktivitas kerja adalah kemampuan
menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa yang telah umum. (The Liang Gie,1981 : 3). Pengertian produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari baik dari hari ini (Sinungan, 1985 : 12). Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (out put) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (in put). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu (Riyanto, 1986 : 22). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapt dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.
berarti kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah mata pencahrian (Poerwadarminta, 1984 : 70). Produktivitas kerja adalah kemampuan
menghasilkan suatu kerja yang lebih banyak daripada ukuran biasa yang telah umum. (The Liang Gie,1981 : 3). Pengertian produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan di hari lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari baik dari hari ini (Sinungan, 1985 : 12). Secara teknis produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (out put) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (in put). Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga kerja persatuan waktu (Riyanto, 1986 : 22). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapt dikatakan produktif apabila mampu menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan diharapkan dalam waktu yang singkat atau tepat.
6.4.1 Faktor –
Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Untuk mencapai produktivitas yang tinggi suatu perusahaan dalam proses produksi, selain bahan baku dan tenaga kerja yang harus ada juga didukung oleh
faktor – faktor sebagai berikut :
1)
Pendidikan
2)
Keterampilan
3) Sikap dan
etika kerja
4) Tingkat
penghasilan
5) Jaminan social
6) Tingkat
sosial dan iklim kerja
7) Motivasi
8) Gizi dan
kesehatan
9) Hubungan
individu
10)
Teknologi
11)
Produksi.
6.5 Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan keahlian ada beberapa hal ialah:
1.
(skils
training) merupakan pelatihan yang sering di jumpai dalam organisasi. Program relatif sederhana: kebutuhan atau kekuragan diidentifikasi rnelalui penilaian yang jeli. kriteria penilalan efekifitas pelatihan juga berdasarkan pada sasaran yang diidentifikasi dalam tahap penilaian.
2.
Pelatihan
Ulang.
Pelatihan ulang (retraining) adalah subset pelatihan keahilan. Pelatihan ulang berupaya memberikan kepada para karyawan keahlian-keahlian yang mereka butuhkan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Seperti tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya
bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internet.
bekerja rnenggunakan mesin ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internet.
3.
Pelatihan
Lintas Fungsional.
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan pekerjan yang ditugaskan.
4.
Pelatihan
Tim.
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
5.
Pelatihan
Kreatifitas.
Pelatihan kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa kreativitas dapat dipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin yang berdasar pada penilaian rasional dan biaya dan kelaikan.
Adapun perbedaan antara pelatihan dan pengembangan menurut (Syafaruddin:2001 :217).
1.
Pelatihan.
a. Tujuan: Peningkatan kemampuan individu bagi kepentingan
b. jabatan saat ini. Sasaran: Peningkatan kinerja jangka pendek.
c. Orientasi: Kebutuhan jabatan sekarang.
d. Efek terhadap karir: Keterkaitan dengan karir relative rendah.
2.
Pengembangan.
a. Tujuan: Peningkatan kemampuan
individu bagi kepentingan jabatan yang akan datang.
b. Sasaran: Peningkatan kinerja jangka
panjang.
c. Orientasi: Kebutuhan perubahan
terencana atau tidak terencana.
d. terhadap karir: Keterkaitan dengan
karir relatif tinggi.
6.7 Prestasi
Kerja
mengambil keputusan dibutuhkan informasi- informasi yang tepat. Salah satu cara untuk mendapatkan
informasi yang berkaitan dengan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya adalah penilaian prestasi. Pelaksanaan penilaian prestasi harus benar agar informasi yang diperoleh juga benar.
Penilaian prestasi adalah proses formal untuk melakukan peninjauan ulang dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara periodik. Proses penilaian prestasi kerja ditujukan untuk memahami prestasi kerja seseorang. Proses penilaian prestasi terdiri dari identifikasi, observasi, pengukuran, dan pengembangan hasil kerja karyawan dalam sebah organisasi. Identifikasi terdiri atas penentuan unsur-unsur yang akan diamati. Diawali dengan menganalisis pekerjaan agar dapat mengenali unsur-unsur yang akan dinilai dan dapat mengembangkan skala penilaian.
Penilaian prestasi adalah proses formal untuk melakukan peninjauan ulang dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara periodik. Proses penilaian prestasi kerja ditujukan untuk memahami prestasi kerja seseorang. Proses penilaian prestasi terdiri dari identifikasi, observasi, pengukuran, dan pengembangan hasil kerja karyawan dalam sebah organisasi. Identifikasi terdiri atas penentuan unsur-unsur yang akan diamati. Diawali dengan menganalisis pekerjaan agar dapat mengenali unsur-unsur yang akan dinilai dan dapat mengembangkan skala penilaian.
6.7.1 Tujuan
Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian
prestasi kerja dilakukan untuk memperoleh informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manajer sumber daya manusia. Namun ada beberapa hal yang meyebabkan pimpinan tidak melakukan
penilaian prestasi kerja.
1.
Pihak penilai tidak merasa memiliki.
2.
khususnya kepada orang yang mereka sukai secara pribadi.
3. Jika hasil penilaiannya buruk pihak karyawan tidak mau menerimanya.
4. Pimpinan maupun bawahan menyadari bahwa penilaian yang buruk .
5. Faktanya proses penilaian prestasi tidak dimanfaatkan untuk menentukan
4. Pimpinan maupun bawahan menyadari bahwa penilaian yang buruk .
5. Faktanya proses penilaian prestasi tidak dimanfaatkan untuk menentukan
6. Pimpinan ragu-ragu untuk memberikan penilaian yang buruk
BAB
VII
ASPEK
FINANSIAL
7.1 Arus Kas (Cash Flow)
Arus kas
(cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan
operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi
pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu
perusahaan selama satu periode.
Menurut PSAK
No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan
bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya
satu tahun buku).
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu :
1.
Cash inflow
Cash inflow
adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan
kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari:
a. Hasil penjualan
produk/jasa perusahaan.
b. Penagihan piutang dari penjualan kredit.
c. Penjualan
aktiva tetap yang ada.
d. Penerimaan investasi dari pemilik atau
saham bila perseroan terbatas.
e. Pinjaman/hutang
dari pihak lain.
f. Penerimaan sewa dan pendapatan lain.
2.
Cash out flow
Cash out flow adalah arus
kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran
kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari :Pengeluaran biaya bahan
baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
a. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi
penjualan.
b. Pembelian aktiva tetap.
c. Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
d. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
e. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran
lain-lain.
Laporan arus
kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran
kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan
transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Menurut
PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode
tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan.
7.2 Biaya modal (Cost
of Capital)
Biaya modal (Cost of Capital)
adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan utk memperoleh dana
baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan
untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana
yang diperlukan.
Perhitungan
biaya modal sangat penting karena:
1.
Maksimalisasi
nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimumkan
2.
Keputusan
penganggaran modal (capital budgeting) memerlukan estimasi biaya modal
3.
Keputusan-keputusan
penting lain seperti leasing dan modal kerja juga memerlukan estimasi
biaya modal
Biaya modal dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana
(biaya modal individual). Namun, jika perusahan menggunakan beberapa sumber
modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang
dari seluruh modal yang digunakan. Biaya modal rata-rata tertimbang ini disebut
dengan ”weight average cost of capital” (WACC).
Konsep biaya modal erat kaitannya dg konsep tingkat keuntungan yg
disyaratkan (required rate of return) yg dapat dilihat dari 2 sisi yaitu
investor & persh. Sisi investor, tinggi rendahnya required rate of
return mrupakan tingkat keuntungan (rate of return) yg mencerminkan
tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki. Sisi perusahan yang menggunakan dana
(modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost
of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.
FUNGSI BIAYA
MODAL
1.
Terkait
dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan.
Biaya modal
yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya modal dari modal
sendiri. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan :
a. sebelum
pajak (before tax basis)
Perlu disesuaikan dulu dengan
pajak sebelum dilakukan peritungan biaya modal rata-ratanya seperti
obligasi.
b.
setelah pajak (after tax basis).
2.
Sebagai
Discount Rate untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan
investasi yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return)
dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
Biaya modal
di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital).
Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability
Index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka
biaya modal berfungsi sebagai "discount rate" yang digunakan
untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.
Jenis Biaya
Modal
1. Biaya Modal Individual
a.
Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
b.
Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
c.
Biaya Modal Saham Preferen
d. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba
Ditahan
2. Biaya Modal Keseluruhan
a. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
b. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
7.3 Initial
dan Operational (cash flow)
Cash flow
(aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai
akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang
terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan
serta berapa saldonya setiap periode.
Aliran kas
yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
1.
Aliran kas
awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran
untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan
dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
2.
Aliran kas
operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab
itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran
kas keluar (cash out flow).
3.
Aliran kas
akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai
sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu
penjualan peralatan proyek.
Cash flow
mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain;
1.
Komposisi
penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang bersifat
tunai.
2.
Perusahaan
hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel
3.
Apabila
terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang
dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya
diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada
budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer
dalam memenuhi kewajibanya.
7.4 Analisis Sensitivitas
Analisis
sensivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari
perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja system
produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sentivitas
maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat
diketahui dan diantisifikasi sebelumnya Contoh :
Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat
kelayakan. Alasandilakukannya analisis sentivitas adalah untuk
mengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut :
1. Adanya cost overrn, yaitu kenaikan biaya-biaya,
seperti biaya konstruksi, biaya bahan baku, produksi, dsb.
2. Penurunan
produktivitas
3. Mundurnya
jadwal pelaksanaan proyek
Menilai apa
yang terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau
bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat
1. Analisis kelayakan suatu
usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya di dasarkan pada proyeksi-proyeksi
yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan
datang
2. Analisis pasca criteria investasi yang digunakan untuk
melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisisbisnis
jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau
manfaat
Bisnis sangat sensitivitas terhadap
perubahan akibat beberapa hal :
1. Harga
2. Keterlambatan
pelaksanaan
3. Kenaikan biaya
4. Ketidaktetapan
dan perkiraan hasil (produksi)
7.5 Pengertian
investasi
Pengertian Investasi Adalah Menurut Para Ahli - Menurut Jack Clark Francis (Francis, Jack C.,
Investment: Analysis and Management, 5th edition, McGraw-Hill Inc., Singapore,
1991, Hal. 1), investasi adalah
penanaman modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang
akan datang.
Definisi Investasi
Adalah Menurut para Ahli Frank
Reilly (Reilly, Frank, & Brown, Keith C., Investment Analysis and Portfolio
Management, 7th edition, Thomson South-Western Inc., US, 2003, Hal. 5)
mengatakan, investasi adalah komitmen satu dollar dalam satu periode tertentu,
akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa yang akan datang dengan: (1)
waktu dana tersebut akan digunakan, (2) tingkat inflasi yang terjadi, (3)
ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang.
Berdasarkan
definisi-definisi Investas di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi merupakan
suatu bentuk pengorbanan kekayaan di masa sekarang untuk mendapatkan keuntungan
di masa depan dengan tingkat resiko tertentu.
Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut: (Bodie, Zvi, Alex Kane & Alan J. Marcus, Essentials of Investment, 2nd edition, Richard D. Irwin Inc, US, 1995, Hal. 3 )
Investasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut: (Bodie, Zvi, Alex Kane & Alan J. Marcus, Essentials of Investment, 2nd edition, Richard D. Irwin Inc, US, 1995, Hal. 3 )
1.
Investasi
dalam bentuk aset riil (real assets) = Yaitu investasi dalam bentuk aktiva
berwujud fisik, seperti emas, batu mulia dan sebagainya.
2.
Investasi
dalam bentuk surat berharga/sekuritas (marketable securities financial assets)
= Yaitu investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang pada dasarnya
merupakan klaim atas aktiva riil yang diawasi oleh suatu lembaga/perorangan
tertentu.
Pemilikan
aktiva finansial dalam rangka investasi pada sebuah institusi/perusahaan dapat
dilakukan dengan dua cara:
1.
Investasi langsung (direct investing)
Diartikan sebagai suatu kepemilikan surat-surat berharga secara langsung
dalam suatu institusi/perusahaan tertentu yang secara resmi telah di go public
dengan tujuan mendapatkan tingkat keuntungan berupa deviden dan capital gain.
2. Investasi
tidak langsung (indirect investing)
Terjadi
apabila suatu surat berharga yang dimiliki diperdagangkan kembali oleh
perusahaan investasi yang berfungsi sebagai perantara. Kepemilikan aset secara
tidak langsung dilakukan melalui lembaga-lembaga keuangan yang terdaftar, yang
bertindak sebagai perantara.
BAB
VIII
ASPEK
EKONOMI, SOSIAL DAN POLITIK
8.1 Aspek
Ekonomi
Cukup banyak data makro ekonomi yang tersebar di
berbagai media yang secara langsung maupun tidak langsung dapat di manfaatkan
perusahaan. Data makroekonomi tersebut banyak yang dapat di jadikan sebagai
indicator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting dalam rangka
studi kelayakan bisnis ,misal nya:PDB,
investasi, inflasi, kurs valuta asing, kredit perbankan, anggaran pemerintah,
penganggaran pembangunan, perdagangan luar negeri, dan neraca pembayaran.
1. Sisi Rencana Pembangunan
Nasional
Analisis manfaat proyek di tinjau di sisi ini,di
maksudkan agar proyek dapat:
a. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat; Kegiatan usaha yang dapat di
kerjakan oleh tenaga kerja local tidak perlu di gantikan oleh tenaga kerja
asing.
b. Menggunakan sumber daya local; Sumber daya lokalmisal nya bahan baku.komponen bahan
baku produk local jika di manfatkan(dengan catatan kualiatascukup layak sesuai
standart)untuk proses produksi .
c. Menghasilkan dan menghemat devisa; penggunaan bahan baku yang di ambil dari produk
local berarti mengurangi penggunaan bahan impor .
d. Menumbuhkan industry lain; dengan adanya proses bisnis yang baru ,di harapkan
tumbuh industry lain baik yang sejenis atau industry pendukung lain nya
.seperti industry bahan baku maupun industry sebagai dampak positif adanya
kegiatan ekonomi di daerah tersebut.
e. Turut menyediakan kebutuhan konsumen dalam negri sesuai dengan kemampuan; Sebagian sudah di
jelaskan pada bagian c,di atas bawah produk yang di hasilkan atas usaha
tersebut dapat memnuhi kebutuhan dalam negri sehingga jika mencukupi tidaklah
perlu mengadakan impor yang sudah tentu akan menguras devisa.
f. menambah pendapatan nasional; Sudah jelas bahwa dengan bertumbuh nya bisnis di
dalam negeri misalnya:dengan diproduksi nya produk yang di konsumsi secara baik
di dalam negri,maka impor atas produk Dan komponen imputnya berkurang atau
bahkan di tiadakan sama sekali.
2. Sisi Distribusi Nilai Tambah
Maksudnya adalah agar proyek yang akan di bangun
memiliki nilai tambah,nilai tambah hendak nya dapat di hitung secara
kuantitatif .dalam perhitungan tersebut,agar lebih mudah,dapat di asumsikan
bahwa proyek dapat berproduksi dengan kapasitas normal.
3. Sisi Nilai investasi pertenaga kerja.
Penilaian berikutnya adalah bahwa proyek mampu
meningkatkan kesempatan kerja. Salah satu cara mengukur proyek padat modal atau
padat karya adalah dengan berbagai investasi (modal tetap + modal kerja) dengan
jumlah tenaga kerja yang terlibat sehingga di dapat nilai investasi per tenaga
kerja.
4. Hambatan di Bidang Ekonomi
Pelaksanaan pembangunan ekonomi terus di laksanakan
dalam rangka menaikkan atau paling tidak mempertahankan pendapatan yang telah
di capai .bagi Indonesia ,masih banyak tantangan dan hambatan yang di hadapi
,sehingga tidaklah mudah untuk melaksanakanpembangunan ekonomi ,yang juga
berdampak padaaspek sosialdan politik,ada beberapa penghambat ,diantaranya:
a. Iklim tropis;
menyebabkan terjadinya lingkungan kerja yang panas dan lembab sehingga
menurunkan usaha atau gairah kerja manusia ,banyak muncul penyakit ,serta
membuat pertanian kurang menguntungkan.
b. Produktivitas rendah;
ini di sebabkan oleh kualitas manusia dan sumber alam yang relative kurang
menguntungkan.
c. Kapital sedikit; ini
di sebabkan oleh rendah nya produktivitas tenaga kerja yang berakibat pada
rendah nya pendapatan Negara ,sehingga tabungan sebagai sumber capital juga
rendah .
d. Nilai perdagangan
luar negeri yang rendah; ini di sebabkan Negara miskin mengandalkan ekspor
bahan mentah yang mempunyai elastisitas penawaran permintaan atas perubahan
harga yang inelastis ,dalam jangka panjang mengakibatkan kerugian.
e. Besarnya
pengangguran; hal ini di sebabkan karena banyak nya tenaga kerja yang pindah
dari desa ke kota ,dan kota tak mampu menampung tenaga mereka karena kurang nya
factor produksi lain untuk mengimbangi nya sehingga terjadi nya pengangguran
itu.
f. Besar nya ketimpangan
distribusi pendapatan; misalnya keuntungan lebih banyak di miliki oleh sebagian
kecilgolongan tertentu saja.
g. Tekanan penduduk yang
berat; hal ini di sebabkan antara naik nya rata-rata umur manusia di barengi
dengan masih besar nya persentase kenaikan jumlah penduduk yang makin lama
makin membebani sumber daya lain untuk memenuhi kebutuhan hidup.
h. Penggunaan tanah yang
produktivitasnya rendah; hal ini di sebabkan karena sector pertanian menjadi
mata pencarian utama,di samping itu kualitas alat-alat produksi ,pupuk,teknik
pengolahan juga masih relative rendah.
5. Dukungan
Pemerintah
Pemerintah mempunyai kepentingan agar perdagangan yang
di lakukan oleh perusahaan-perusahaan di dalam negri akan menghasilkan devisa
bagi Negara. Salah satu dukungan itu adalah proteksi perdagangan. Instrumen
terjadinya kebijakan proteksi perdagangan banyak ragamnya,tetapi tujuannya satu
yaitu menimbulkan distorsi pasar dalam artian mencegah adanya pasar persaingan
bebas. Instrumen kebijakan proteksi perdagangan dapat di golongkan sebagai
berikut:
a. Kebijakan perdagangan
luar negri terbagi 2 instrumen yaitu:
a) Instrumen
tarif,terdiri atas:pajak impor,pajak ekspor,dan subsidi ekspor
b) Instrumen non-tarif
,terdiri atas dua batasan yaitu: pembatasan kualitatif dan pembatasan
kuantitatif
b. Kebijakan perdagangan
dalam negeri,terbagi atas: Pajak penjualan, retribusi, dan
kewajiban pembayaran lain nya. Pengaturan distribusi barang Pengaturan (stabilisasi)harga
c. Kebijakan
produksi,terdiri atas: Subsidi/pajak langsung bagi
produsen Perlindungan harga produksi dan saran produksi Pengaturan penggunaan
sarana produksi
8.2
Aspek
Sosial
Tujuan utama
perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun
demikian,perusahaan tidak dapat hidup sendirian ,perusahaan hidup bersama-sama
dengan komponen lain, salah satu komponen lain yang di maksud adalah lembaga
sosial sehingga dalam rangka keseimbangan tadi, hendaknya perusahaan memiliki
tanggung jawab sosial.
1. Perusahaan sebagai lembaga social.
Sebuah perusahaan memiliki tugas melaksanakan
bermacam-macam kegiatan dalam waktu bersamaan. Misalnya: manufaktur,bahan baku,
mendistribusikan kepasar, dan lain-lain. Untuk merealisasikan kegiatan
perusahaan tidaklah mudah ,di sana sering timbul ancaman-ancaman sekaligus
peluang-peluang yang datang dari lingkungan,baik eksternal maupun internal.
2. Perubahan kondisi social yang kompleks
Pemecatan karyawan karena berbagai alasan, seperti
misalnya karena karyawan mabuk-mabukan atau perusahaan mengalami kemerosotan
keuntungan, hal yang biasa pada masa lalu. Tindakan seperti ini akan
mengakibatkan terganggunya keseimbangan dalam bidang sosial yang kompleks dalam
perusahaan. Disebabkan karena semakin membaik peraturan perundang-undangan
pemerintah, meningkatnya kualitas SDM, dan lain-lain.
3. Perubahan dalam masyarakat yang pluralistik
Masyarakat pluralistik adalah sebuah kehidupan
berbagai kelompok yang mempengaruhi lingkungan perusahaan dalam mendapatkan
harapan-harapan sosial, ekonomi dan politik. Masing-masing kelompok berusaha
mengembangkan diri supaya fungsi sistem itu efektif. Berkaitan dengan yang di
atas, hendaknya bisnis memiliki manfaat-manfaat sosial yang hendaknya diterima
oleh masyarakat, seperti:
a. Membuka lapangan kerja baru; Maksudnya di bukakan proyek bisnis akan
menggairahkan masyarakat sekitar untuk turut serta membuka lapangan kerja baru
b. Melaksanakan alih teknologi; Maksud nya dengan dilakukan nya alih tekhnologi ini
kapada pekerja dengan berbagai cara pelatihan yang terprogram dengan baik maka
di harapkan tidak meningkatkan “skil”pekerja tetapi juga sikap mental sebagai
tenaga kerja yang andal semakin kokoh.
c. Meningkatkan mutu hidup; Sudah tentu,adanya proyek bisnis turut serta
mengurangi angka pengangguran.
d. Pengaruh positif; Proyek bisnis hendak nya dapat berpengaruh positif
pada masyarakat sekitar,tidak hanya berdampak pada meningkatnya atau semakin
baik nya kondisi lingkungan fisisk,seperti jalan,jembatan,dan telepon tetapi
juga kondisi lingkungan fisikis mereka.
8.3 Aspek Politik
Adanya isu, rumor, spekulasi yang timbul akibat
kondisi politik yang diciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran suatu produk, baik itu barang maupun jasa. Dalam menganalisis
kelayakan bisnis hendaknya aspek politik perlu pula dikaji untuk untuk
memperkirakan bahwa situasi politk saat bisnis di bangun dan di implementasikan
tidak akan sangat mengganggu sehingga kajian menjadi layak, situasi politik
dapat di ketahui melalui berita-berita dan media massa. Berita tersebut terbagi
dua: good news dan bad news.
Di dalam bisnis good news di maknai dengan
berita-berita yang dapat di terima pelaku pasar tentang berbagai factor atau
kondisi suatu Negara yang berhubungan dengan dunia investasi,yang di nilai
mendukung dan memiliki potensi mendatangkan keuntungan bagi dunia investasi.
Bad news, di sisi lain di maknai sebagai berita yang di terima
pelaku pasar tentang berbagai factor atau kondisi suatu Negara yang berhubungan
dengan dunia investasi yang di nilai tidak mendukung dan memiliki potensi mendatangkan
kerugian bagi dunia investasi. Bad news di hindari pasar karena
dampaknya merugikan dan mengancam dunia investasi. Prakteknya menyelewengkan
dan menyalahgunakan kekuasaan yang di lakukan oleh oknum pemerintah dalam
menjalankan tugas mereka dinilai pasar sebagai bad news karena mengancam
keamanan modal dan usaha mereka, kekacauan politik juga dapat mendorong
lahirnya kondisi politik juga dapat mendorong lahirnya kondisi social yang
tidak aman.
adi, jelas bahwa aspek politik pemerintah secara
langsung ataupun tidak langsung berpengaruh pada dunia bisnis.makin kacau
politik suatu daerah atau Negara berdampak makin kacau pula dunia bisnis di
daerah atau Negara tersebut, dan begitu pula sebaliknya
8.4 investasi
dan Hambatan ekonomi Indonesia
Jakarta | Jurnal
Nasional - MENGHADAPI krisis ekonomi dunia, Indonesia perlu membenahi iklim
investasi terutama untuk mengatasi penurunan ekspor. Untuk itu, singkirkan
seluruh hambatan investasi.
Wakil
Presiden Boediono mengakui ada beberapa hambatan bisnis di Indonesia. Hambatan
pertama menyangkut lemahnya ketertiban dan penegakan hukum.
"Wilayah-wilayah yang rawan gangguan keamanan bisa dipastikan tidak akan
ada investor yang masuk," kata Boediono dalam pembukaan Global
Entreprcneurship Week di Jakarta. Senin (12/11).
Persoalan
lainnya terkait infrastruktur yang belum memadai. Infrastruktur yang buruk
memengaruhi biaya bisnis, sehingga biaya keseluruhan akan meningkat. Menurut
Boediono, investasi di daerah akan masuk jika infrastruktur dasar telah
memadai.
Kendala selanjutnya,
Boediono, menjelaskan, soal banyaknya regulasi yang menghambat. Wapres
menemukan banyak peraturan daerah yang justru menghambat pertumbuhan wirausaha
di Indonesia.
Hambatan
berikutnya, perbankan yang belum menjangkau sektor informal. Boediono meminta
perbankan untuk menyediakan layanan finansial, baik untuk bisnis besar maupun
kecil. Hambatan terakhir adalah ketersediaan tenaga kerja terlatih, yang
menjadi keluhan industri menengah dan besar. Wapres meminta pembentukan forum
swasta dan pemerintah untuk memecahkan berbagai masalah investasi tersebut.
Ketua Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Muhammad Chatib Basri mengatakan, investor
menginginkan perbaikan iklim investasi terus-menerus. Chatib Basri mengajak
semua pihak bekerja keras untuk mencapai target penyerapan investasi Rp390
triliun pada 2013.
Chatib Basri
menyebut birokrasi yang tidak efisien menjadi keluhan investor. BKPM meminta
dukungan pemerintah daerah (pemda) dalam mewujudkan kemudahan berinvestasi.
"Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di daerah harus ada kompetisi agar
pelayanan lebih baik," katanya pada acara penganugerahan penghargaan
penyelenggaraan PTSP di Bidang Penanaman Modal di Jakarta, Senin (12/11).
Menteri
Perindustrian MS Hidayat pun mengakui pengusaha mengeluhkan kurangnya
infrastruktur. "Pemerintah menyadari itu dan sedang mulai
mempercepatnya," katanya. Selain itu, isu kerusuhan buruh juga menjadi
keluhan pengusaha.
Dari sisi
investasi, sektor industri periode Januari-September 2012, Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp38,11 triliun atau meningkat 40,1 persen
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. "Penanaman Modal Asing
(PMA) mencapai US$8,59 miliar atau meningkat 65,85 persen," katanya.
Direktur
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati
mengemukakan, tingginya investasi yang masuk belakangan terakhir ini ke
Indonesia lebih dikarenakan adanya faktor krisis global. Para investor
cenderung mencari aman dengan berinvestasi di negara-negara yang relatif baik
pertumbuhan ekonominya.
"Indonesia
menjadi salah satu negara yang memiliki sumber daya melimpah dan pertumbuhan
ekonomi baik. Makanya jenis investasi langsung bisa naik 30 persen saat ini.
Tetapi, mestinya angka itu bisa lebih tinggi kalau kendala investasi, seperti
infrastruktur dan lainnya bisa ditangani dengan baik," kata Enny saat
dihubungi Jurnal Nasional, di Jakarta, Senin, (12/11).
BAB
IX
ASPEK
LINGKUNGAN INDUSTRI
9.1
Persaingan
Preusahaan Industri
Persaingan yang
timbul diantara sesama perusahaan karena mereka saling berlomba untuk saling
mengalahkan satu sama lain untuk menarik hati konsumen atau beberapa penjual
yang saling bertentangan. Ada sejumlah kondisi umum yang tampaknya mempengaruhi
tempo persaingan antar perusahaan dalam suatu industri tertentu yaitu
Intensitas persaingan makin meningkat apabila:
1.
Jumlah
pelaku bisnis bertambah banyak dan kemampuan maupun ukuran mereka relative
seimbang.
2.
Permintaan
menunjukkan tanda-tanda melambat.
3.
Adanya
kondisi industri tertentu mendorong perusahaan untuk melakukan pemotongan harga
atau taktik untuk mendongkrak volume penjualan.
4.
Biaya pindah
ke merek lain tidak mahal.
5.
Satu atau
dua pesaing berusaha melakukan gerakan strategis yang agresif untuk memperbaiki
posisinya dengan memanfaatkan kelemahan pesaing lain.
6.
Biaya keluar
dari pasar lebih besar daripada biaya bertahan dan tetap bersaing di arena
tersebut.
7.
Situasi yang
dihadapi agak sulit diramalkan.
Hampir
seluruh industry akan dipengaruhi oleh arah dan perkembangan baru yang secara
perlahan atau cepat akan menghasilkan berbagai perubahan cukup penting yang
selalu mendapat respon yang memadai dari perusahaan di dalamnya. Seorang
penyusun strategi, harus mampu memisahkan factor-faktor mana yang dominan dan
yang sedikit mempengaruhi perubahan dan operasional suatu industri.
Ada sejumlah
langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun peta persaingan suatu kelompok
usaha strategis dan menentukan perusahaan mana yang termasuk didalamnya, yaitu:
1.
Identifikasi
karakteristik persaingan yang dapat membedakan satu perusahaan dengan
perusahaan yang lain.
2.
Plot
perusahan-perusahaan tersebut atas dasar peta dua variable yang dipilih dengan
menggunakan dua macam karakteristik yang berbeda.
3.
Tandai
perusahan-perusahaan yang masuk dalam era dan kelompok yang menggunakan
strategi yang sama.
4.
Buatlah
lingkaran pada tiap-tiap kelompok strategis, luas lingkaran proporsional dengan
ukuran pangsa pasar terhada total penjualan industry keseluruhan.
Cara cepat
untuk memprediksi kemungkinan langkah-langkah yang akan dilakukan perusahaan
pesasing dengan mempelajari dalam industri mana perusahaan berada, maka
perusahaan harus mengelompokkan tujuan dan strategi perusahaan pesaing, sebagai
berikut:
1.
Skope
persaingan: local, regional, nasional, global.
2.
Maksud dan
tujuan strategi: Pemimpin pasar, berada dalam 5 besar, menjaga posisi, sekedar
hidup.
3.
Tujuan
pangsa pasar: Ekspansi eksternal-akuisisi, ekspansi internal, pertahankan
pasar, lepaskan pasar.
4.
Posisi/situasi
persaingan: lebih kuat, bertahan, pindah posisi, menarik diri dll.
5.
Bagaimana
strategi dijalankan: ofensif, defensif, kombinasi, agresif,
konservatif-pengikut.
6.
Strategi
bersaing: Biaya rendah, focus, diferensiasi, kombinasi.
Menentukan
factor sukses secara akurat menempati prioritas yang tinggi bagi top manajemen
karena organisasi harus dibangun atas dasar factor-faktor keberhasila tersebut.
Key success factor merupakan variable-variabel lingkungan penting dalam
industry atau bisnis tertentu, internal maupun eksternal, yang harus dipenuhi
dan mendapat perhatian terus menerus oleh manajemen. Secara spesifik,
factor-faktor key sukses dapat berasal dari beberapa sumber berikut:
1.
Karakteristik industri – Ada
persyaratan umum tertentu untuk dapat meraih sukses pada masing-masing
industri.
2.
Strategi persaingan – Pilihan
strategi yang ditetapkan perusahaan akan menentukan factor-faktor kesuksesan
yang harus terus menerus dimonitor dan mendapat perhatian yang serius.
3.
Persoalan spesifik – Setiap
industry atau bidang usaha mempunyai persoalan-persoalan spesifik dengan
pihak-pihak tertentu seperti terhadap konsumen, supplier, kreditur, atau
pemegang saham.
Langkah
terkahir analisis industry dan persaingan adalah mereview situasi industry
secara keseluruhan dan mengambil kesimpulan mengenai prospek pertumbuhan industry
tersebut (daya tarik), dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penilaian
tentang daya tarik suatu industry tertentu bersifat relative dan bukan dalam
arti absolute. Artinya bahwa sangat mungkin beberapa investor punya penilaian
yang berbeda-beda tentang daya tarik suatu industry karena mereka punya sudut
penilaian dan pertimbangan yang berbeda.
9.2 Ancaman
Pendatang Baru Dan Produk Pengganti
Sebuah
industri adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi produk-produk yang dapat
saling menggantikan. Dalam lingkungan persaingan, perusahaan-perusahaan ini
saling mempengaruhi. Biasanya, industri-industri mencakup kekayaan bauran dari
strategi-strategi kompetitif yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan daya
saing strategis dan laba di atas rata-rata.
Didalam
teori persaingan kita mengenal ada suatu teori dari Michael Porter yg sangat
terkenal pada saat menganalisis persaingan atau competition analysis. Teori
tersebut sangat sangat terkenal dengan istilah Porter Five Forces Model.
Intinya sebenarnya Porter menilai
bahwa perusahaan secara nyata tidak hanya bersaing dengan perusahaan yang ada
dalam industri saat ini…. Kita biasanya hanya menganalisis siapa pesaing
langsung kita dan akhirnya kita terjebak dalam ”competitor oriented ” , sehingga
tidak mempunyai visi pasar yang jelas. Dalam five forces model digambarkan
bahwa kita juga bersaing dengan pesaing potensial kita, yaitu mereka yang akan
masuk, para pemasok atau suplier,para pembeli atau konsumen, dan produsen
produk-produk pengganti. Dengan demikian. kita harus mengetahui bahwa ada lima
kekuatan yg menentukan karakteristik suatu industri yaitu intensitas persaingan
antar pemain yg ada saat ini, ancaman masuk pendatang baru, kekuatan tawar
menawar pemasok, kekuatan tawar pembeli, dan ancaman produk pengganti.
Michael
Eugene Porter (lahir 1947) adalah pengajar di Sekolah Bisnis Universitas
Harvard dengan keahlian utama di bidang manajemen strategis dan keunggulan
kompetitif perusahaan. Ia telah menulis berbagai buku dan artikel tentang manajemen
dan antara lain dikenal dengan teori analisis lima kekuatan Porter-nya (Porter
five forces analysis).
Sebenarnya
ada kekuatan lain yg sangat penting yaitu kekuatan regulatif yg dimiliki
pemerintah. Kekuatan tersebut bukan menjadi kekuatan keenam tetapi sebagai
kekuatan yg mempengaruhi kelima kekkuatan lainnya. Coba kita lihat satu demi
satu kelima kekuatan tsb:
1. Yang pertama, ancaman masuk dari
pendatang baru, kekuatan ini biasanya dpengaruhi besar kecilnya hambatan masuk
ke dalam industri. Hambatan masuk kedalam industri itu contohnya antara lain :
besarnya biaya investasi yang dibutuhkan, perijinan ,akses terhadap bahan
mentah, akses terhadap saluran distribusi, ekuitas merek dan masih banyak lagi.
Biasanya semakin tinggi hambatan masuk , semakin rendah ancaman yg masuk dari
pendatang baru.
2. Yang kedua adalah kekuatan tawar pemasok
atau supplier. Biasanya sedikit jumlah pemasok, semakin penting produk yang
dipasok, dan semakin kuat posisi tawarnya.
3. Demikian juga dgn kekuatan ketiga yaitu
kekuatan tawar pembeli ,dimana kita bisa melihat bahwa semakin besar pembelian,
semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli dan pada umumnya akan membuat
posisi pembeli semakin kuat.
4. Kekuatan keempat adalah soal produk
–produk substitusi, seberapa banyak produk substitusi di pasar??. Ketersedian
produk substitusi yg banyak akan membatasi keleluasaan pemain dalam industri
untuk menentukan harga jual produk.
5. Kekuatan kelima atau yang terakhir yang
biasanya menjadi fokus para pemasar adalah masalah intensitas rivalitas antar
pemain dalam industri. Biasanya intensitas persaingan itu dipengaruhi banyak
faktor, misalnya struktur biaya produk. Misalnya kalau semakin besar porsi
biaya tetap dlm struktur biaya , maka semakin tinggi intensitas persaingan. Mengapa??
Karena setiap penjual memiliki tingkat break even point yang tinggi sehingga
biasanya.. harus menjual produk dalam jumlah yang besar, dan bila perlu
dilakukan banting harga agar bisa mencapai tingkat break even tersebut.
9.3 kekuatan
tawar menawar pembeli dan pemasok
1.
Kekuatan
tawar – menawar pembeli
Jumlah konsumen
beberapa perusahaan dari tahun ke tahun selalu meningkatkan penjualan hal ini
hampir 75 persen orang di seluruh dunia memakai. Misalnya pada perusahaan telekomunikasi orang
indonesia pada umumnya tidak memiliki daya tawar cukup kuat terhadap
telekomunikasi, karena tidak memiliki pilihan sarana telekomunikasi yang hanya
terbatas dalam pilihan tertentu dan kurang bisa memuaskan pelayanan atas
jasanya. Sehingga melihat hal tersebut potensi pasar telekomunikasi cukup besar
dari tahun ke tahun, apalagi indonesia merupakan negara berkembang yang masih
sangat banyak yang harus digarap
2.
Kekuatan
tawar – menawar pemasok
Perusahaan
telekomunikasi Indonesia sudah memakai kabel serat optik baik yang ada di darat
maupaun yang ada di laut sehingga jaringan kabel lama ( tembaga ) sudah tidak
memadai lagi baik untuk mengakomodasi data maupun informasi. Namun kebutuhan
kabel serat optik ini sebagian besar masih diimpor dari luar negeri sehingga
apabila nilai tukar mata uang dalam negeri melemah hal ini yang menjadi
bumerang. Kondisi daya tawar perusahaan telekomunikasi indonesia tidak terlalu
lemah karena pemasoknya terdiri dari banyak perusahaan.
9.4 Pengaruh
Kekuatan stakeholder
Pengaruh kekuatan
stakeholder ditambahkan oleh freeman yang dilakukan wheelen adalah kekuatan
diluar perusahaan yang mempunyai perusahaan secara langsung kepada perusahan.
Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja,
lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang
mempunyai kepentingan lain dan pemegang saham. Pengaruh dari masing-masing
stakeholder bervariasi antara satu industry dengan industry lainnya.
BAB X
ANTISIPASI RESIKO
10.1 Resiko Pada Aspek
Sumber Daya Manusia
Risiko
sumber daya manusia menurut artikel yang dikemukakan oleh Tanjung (2005) bahwa
dalam suatu kegiatan usaha apabila ada risiko sumber daya manusia yang dihadapi
maka dapat diwaspadai oleh perusahaan tersebut dengan pengendalian unit sumber
daya manusia tersebut menurut aturan dan fungsinya serta kaitannya dengan
risiko-risiko atau pelanggaran tersebut yang diberikan sehingga terjadi
pemberian sanksi oleh pihak perusahaan
bagi pelanggar.
Risiko ketenagakerjaan manajer Hitt, et all (1996:289) ialah risiko
kehilangan pekerjaan, kehilangan kompensasi atau hilangnya reputasi managerial.
Menurut Siagian (2001:25) imbalan non finansial bagi karyawan adalah untuk
memuaskan kebutuhan psikologis dan status para karyawan. Termasuk dalam kategori
ini antara lain adalah kendaraan dinas pribadi, pengemudi, tempat parkir khusus
dipelataran parkir, makan siang atas biaya perusahaan dan sekretaris pribadi.
Risiko
sumber daya manusia yang terjadi dalam usaha tersebut adalah bagaimana potensi
yang dimiliki oleh orang-orang yang ada sehingga usaha yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik. Potensi-potensi tersebut menurut Sumarjino (2004:84)
adalah skill, pendidikan, kemauan
serta kemampuan dalam pengembangan kegiatan. Kita ketahui apabila sesorang
mempunyai ilmu tentang usaha yang dijalankan namun tidak memiliki kemauan
mengembangkan usaha maka pada akhirnya hanya kerugian yang didapat nantinya
namun apabila semua potensi yang ada dapat dikembangkan dan dijalankan maka
niscaya usaha akan berjalan dengan baik.
Menurut Umar
(1998:78) ”Beberapa perusahaan sangat bergantung
kepada pegawai utama atau para pekerja senior serta anggota direksi. Jika para
pekerja inti/senior ini pindah ke perusahaan pesaing maka jelas perusahaan
berada dalam suatu risiko besar, seperti pemberian informasi, pencurian
rencana-rencana strategis perusahaan dan membujuk konsumen untuk pindah kepada
perusahaan pesaing”. Masalah kesejahteraan sering kali menyebabkan krisis,
masalah tersebut seperti amarah karyawan karena pemutusan hubungan kerja yang
tidak adil, serta dari segi lain masalah stres dan kesehatan yang buruk yang
kurang diperhatikan. Adapun masalah sumber daya manusia bagi perusahaan adalah
pencarian tenaga kerja yang efektif dengan pendidikan yang sesuai dengan bidang
pekerjaan yang ditawarkan.
Berdasarkan
pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa risiko sumber daya manusia
adalah permasalahan yang ditimbulkan oleh tenaga kerja sehingga berdampak
negatif bagi perusaha
10.2
Resiko pada Aspek Keuangan
Resiko aspek
keuangan pada hakekatnya merupakan faktor pelengkap dalam kegiatan wirausaha,
sedangkan salah satu kunci keberhasilan usaha bukan terletak pada banyaknya
modal, tetapi jumlah modal yang tepat dan penggunaan yang tepat. Oleh sebab itu
jumlah modal yang dibutuhkan harus sesuai dengan:
1.
Tingkat
keuntungan yang diperoleh
2.
Kemampuan
mengembalikan pokok utang dan bunga
3.
Potensi
pasar dan konsumen
4.
Selaras
dengan penggunaan uang (modal) itu sendiri
Untuk meminimalisir terjadinya
resiko keuangan dalam perusahaan, bisa melakukan hal sbb:
1.
Pembukuan yang teratur
2.
Pengelolaan keuangan yang baik
3. Mengikuti
asuransi / jaminan usaha lainnya
Hal-hal yang dilakukan dalam analisis keuangan meliputi:
1. Melakukan Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis)
2. Menghitung Biaya Modal Investasi dan Modal Kerja
3. Menghitung
Biaya Operasi
4. Menghitung
Proyeksi Pendapatan
5. Membuat
Modal Aliran Dana (Cash Flow Modal)
6. Menentukan
Kriteria Keekonomian suatu proyek
7. Nilai
Sekarang Bersih (Net Present Value = NPV)
8. Laju
Pengembalian Internal (Internal Rate of Return/IRR)
9. Periode
Pengembalian (Payback Period)
Adapun
resiko-resiko usaha dalam aspek keuangan, yaitu:
1. Adanya biaya
produksi yang berlebihan
2. Adanya biaya
perusahaan yang berlebihan
3. Adanya utang
perusahaan yang besar
4.
Adanya suku bunga valuta asing dan resiko komoditas
Peminjaman
keuangan yang berlebihan akan beresiko, akan berakibat sebagai berikut:
1.
Kemungkinan
perusahaan dapat dilikuidasi (tidak mendapat pinjaman dari bank lagi)
2.
Kehilangan
kepercayaan dari pihak bank / pemegang saham
3.
Ketidak
pastian manajemen usaha exp. Kegagalan merespon harga pasar
4.
Terburu-buru
melaksanakan manajemen usaha exp. Investasi yang berlebihan untuk membangun
pabrik baru, investasi pada saat yang tidak tepat
5.
Kenaikan
nilai bunga pinjaman, exp. Nilai utang yang harus dibayar lebih tinggi,
kebutuhan modal lebih besar.
10.3
Resiko Pada Aspek Pemasaran
Masalah-masalah
di bidang pemasaran dapat mengakibatkan turunnya penjualan serta rusaknya citra
perusahaan. Sales yang menurun, market share yang menegcil,
kurangnya distribusi barang merupakan sebagian dari tanda-tanda kegagalan
pemasaran. Kegagalan pemasaran tidak lepas dari banyak permasalah yang ada.
Berikut ini ada 10 macam pokok permasalah, yaitu:
1.
Kebijakan
pemerintah
2.
Perubahan
permintaan di pasar
3.
Perang harga
4.
Pemalsuan
5.
Performance
produk yang rendah
6.
Promosi yang
kurang baik
7.
Kesalahan
dalam merek
8.
Kegagalan
dalam mengembangkan produk baru
9.
Masalah
distribusi
10.4 Resiko Pada Aspek Produksi/ Operasi
proses
produksi/operasi produk barang dan jasa cukup banyak risiko yang perlu
diantisipasi. Risiko-risiko tersebut antara lain adalah mengenai:
1.
Masalah pemasok. Risiko
terjadi apabila perusahaan menggunakan pemasok yang ternyata tidak memenuhi
komitmen yang sudah mereka buat, misalnya komponen-komponen yang dibutuhkan
ternyata terlambat dikirim ataupun rusak.
2.
Kerusakan kualitas. Risiko
karena penarikan kembali barang-barang yang ditawarkan di pasar yang disebabkan
oleh dua hal. Pertama, karena kualitas dan kuantitas barang yang tidak sesuai,
misalnya ada barang yang hilang dan mutu produk yang rendah. Kedua, karena
barang yang ditawarkan di pasar adalah produk-produk yang tidak aman
dikonsumsi.
3.
Berkurangnya daya saing. Risiko
karena berkurangnya daya saing produk dengan produk sejenis di pasar, misalnya
karena desain yang dibuat dengan teknologi yang sudah tertinggal.
10.5 Resiko Pada Aspek Sistem Informasi
Beberapa hal
yang berkaitan dengan penggunaan adalah:
1.
Berapa nilai
data di dalam komputer
Data dapat
hilang sebagai akibat dari kesalahan operator, virus, kerusakan hardware atau
software, daya listrik, maupun akibat vandalisme. Ini semua sudah tentu merugikan
perusahaan. Perusahaan harus menaksir nilai data komputernya dan dampak apa
yang akan ada pada bisnis jika komputer yang ada ternyata tidak dapat
digunakan. Perusahaan harus menyadari bagaiman kini perusahaan sangat
tergantung pada komputer mereka sehingga perlu diambil tindakan untuk
melindunginya dengan pengendalian yang baik.
2.
Resiko komputerisasi
Berikut ini
adalah lima risiko utama pada komputer yang data menyebabkan banyak masalah,
yaitu:
a. Pencurian komputer.
b. Pemakaian yang tidak diizinkan mengakses komputer
c. Penggunaan disket yang tidak diperiksa
d. Kerusakan perangkat keras atau perangkat lunak
e. Kesalahan pemakai
3. Minimalisasi risiko komputerisasi
Resiko pemakaian komputerisasi hendaknya diperkecil. Hal-hal ini dapat
ditinjau dari aspek hardware, software dan brainware. Perusahaan hendaknya
memiliki ansuransi di mana biayanya dimasukkan sebagai bagian dari biaya-biaya
sistem IT-nya. Mereka juga perlu mengembangkan keahlian para karyawannya dalam
manajemen data atau kemampuan untuk membenahi data yang rusak/hilang serta
melatih karyawan untuk menghindari masalah. Secara sederhana para karyawan
diajari bagaimana mengcopy file, cara keluar dari program dengan melakukan
prosedurnya dan diberitahu risiko jika meninggalkan komputer pada saat mereka
bekerja, dan lain-lain. Perusahaan seharusnya mempunyai copy data yang
dilakukan secara rutin dan otomatis. Seluruh file harus dicopy secara otomatis,
buat salinannya pada tiap akhir jam kerja pada media yang terpisah, sehingga
kerusakan dari harddrive atau main frame tidak akan mempengaruhi data.
4.
Menetapkan
kebijakan
Hendaknya manajemen perusahaan
mempunyai kebijakan yang jelas terhadap sistem komputerisasi mereka. Kebijakan
tersebut mencakup:
a. Garis tanggung jawab terhadap sistem IT
b. Penjagaan data dan sistem back up
c. Penggunaan disket yang benar dan
d. Akses terhadap data
Kebijakan
ini harus didukung oleh prosedur tertulis, terutama yahg perlu lebih spesifik
adalah dalam hal proteksi data. Untuk memastikan bahwa prosedur-prosedurnya
dilaksanakan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur.
DAFTAR
PUSTAKA
Anoraga,
Pandji., 2004, Manajemen Bisnis, Edisi
ke 3, Rineka Cipta, Jakarta
Darmawi, Herman, 1990, Manajemen
Risiko, Rajawali Pers, Jakarta.
Djarwanto,
1996, Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian, edisi pertama, Liberti,
Yogyakarta.
Rahmad, R, 2004, Manajemen Pemasaran, Edisi ke 2 Rineka Cipta, Jakarta.
Roger, 2003,
The Essence of
Service Marketing, Prenice Hall International,
Ltd, Englewood Cliffs, New Jersey
Sadikin, 2002.
Pengantar Bisnis, Edisi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Siagian, P. Sondang, 2001, Kiat
Meningkatkan Produktifitas Kerja, Liberty, Yogyakarta.
Sumarjino, 2004, Pengantar Bisnis, Edisi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Umar,
Faisal, 2002, Analisis Manajemen Risiko,
Muda Karya, Jakarta.
Husein,
Umar. (2007). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Husnan, Suad
dan Suwarsono. (1994). Studi Kelayakan Proyek, Edisi 3. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Sutojo,
Siswanto. (1993). Studi Kelayakan Proyek: Teori dan Praktek, Seri
Manajemen No. 66, Jakarta: PPM.
Poerwadarminta. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka : Jakarta.
The Liang Gie. 1987. Ensiklopedia Administrasi. Ghalia Indonesia : Jakarta.
Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan
Manajemen. SIUP : Jakarta.
Riyanto, J. 1986. Produktivitas dan Tenaga Kerja.SIUP : Jakarta.
Hitt,
Ireland, Hoskisson, 1996, Manajemen Strategi, The Press New York
Videoslots.net (v3.0.0) - Videoslots.net - Videodl.cc
BalasHapusVideo Slots.net (v3.0.0) (v3.0.0). Home · youtube mp3 Videoslots.net (v3.0.0) (v3.0.0). (v3.0.0.0). (v3.0.0.0.0.0).